Every Family Has Its Own Rules (II) – Nilai-nilai yang Dapat Ditanamkan dalam Keluarga

Having a place to go – is a home. Having someone to love – is a family. Having both – is a blessing ~Donna Hedge

Sumber gambar : Pinterest.com
Saya masih terus diprotesanak-anak, perihal mengapa di rumah kita harus begini sedangkan di rumah temankunggak? Mengapa jam mainku segini, sedangkan teman-temanku bisa sampai kapansaja? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terus dilontarkannya.
Seperti yang pernah saya tulisdalam postingan sebelumnya, Every Family Has Its Own Rules (I). Setiap keluarga memang selalu memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik secara langsung maupuntidka langsung menjadi semacam peraturan. Hal tentang pengaturan waktu,bagaimana berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, menumbuhkan kebiasaanbaik dari rumah. Sekali lagi saya sangat yakin setiap keluarga memilikinya.Yang pastinya beda dan tak perlu diperdebatkan.
Dalam hal ini, saya dan suamiyang kini sedang menumbuhkan kebiasaan baru dalam rumah tangga kami pun berasaldari 2 keluarga yang memiliki banyak perbedaan. Background keluarga, kondisiekonomi, orang tua yang membesarkan kami dan tekanan yang harus dihadapi ikutmemengaruhi kebiasaan-kebiasaan dalam keluarga.
Dalam beberapa hal, keluarga sayajauh lebih “keras” terhadap 4 anak gadisnya. Tapi, dalam hal-hal lain keluargasuami jauh lebih “alot” dalam membuat keputusan-keputusan bersama. Keluargasaya yang hanya terdiri dari 5 orang perempuan setelah papa meninggal. Denganserta merta menempatkan perempuan sebagai sosok yang harus tangguh, mandiri danmerdeka. Ini sangat bertolak belakang dengan keluarga suami yang bisa dibilangmenganut patriarki.
Perbedaan ini kerap kali membuatkami berselisih paham. Untuk itu, penting bagi kami untuk menemukan nilai-nilaidari 2 keluarga yang bersifat positif, yang kemudian dapat diterapkan dalamkeluarga kecil kami.

Nah, 4 nilai berikut  kinisedang kami usahakan untuk terus ditanamkan pada anak-anak.

Saling menghormati
Sering kita mendengar, bahwa darirumahlah seorang anak seharusnya mendapatkan segala hal yang pertama. Salahsatunya mengenai pendidikan. Sering juga orang tua meminta anak-anak untukmenghormati mereka. Tapi, sudahkan kita menghormati anak-anak sebagai individuyang butuh diperlakukan sama?
Hormat-menghormati menjadi salahsatu nilai utama dalam keluarga. Bagaimana cara kita memperlakukan anak, dengancara itu pula kita akan diperlakukan anak. Menghormati orang tua bukan hanyaperkara, “Kalian kan masih anak-anak, musti hormat sama orang tua.” Bukan,bukan tentang itu saja. Menghormati orang tua adalah tentang bagaimana merekamenghormati individu lain. Sehingga orang tua pun perlu melakukannya pada anak.
Saling menghormati tidak hanyasebatas pada sikap tubuh, atau yang biasa disebut sopan santun. Tapi bagaimanamenghargai pendapat, bagaimana bertutur dengan anak, menghormatipilihan-pilihannya dan menempatkannya pada posisi yang sejajar sebagai sesamamanusia.
Kami percaya, jika anakdibiasakan saling menghormati dalam keluaraga, maka mereka tidak akan canggungketika berbaur dalam lingkungan. Ke mana pun anak pergi mereka telah memilikipriinsip bagaimana menempatkan dirinya dan juga orang lain.
Mengucapkan Kata-kata Cinta
Mungkin terdengar kurang familiardalam keluarga Indonesia. Lain halnya dengan kehidupan keluarga asing yangbegitu biasa mengumbar kata-kata cinta dan sayang kepada sesama anggota keluarga.Membiasakan mengucapkan kata-kata cinta menunjukkan seberapa dekat kita dengankeluarga sehingga tak perlu merasa canggung lagi ketika mengucapkannya.
Ketika anak masih kecil, orangtua terbiasa membanjirinya dengan kata-kata tersebut. Tapi, begitu beranjakremaja, mungkin  semakin jarang sehinggaterdengar kaku. Sekali lagi, jangan berhenti mengatakannya hanya karena merekabukan lagi anak-anak. Karena bagaimanapun juga cinta butuh diekspresikan tidaksekedar dirasa.
Selain itu, membiasakan anakdengan kata-kata cinta menjadi salah satu cara bagi kami untuk mengawalmasa-masa pubernya, yang acap kali harus berurusan dengan masalah love. Anakharus tahu bahwa urusan cinta dan I love you tidak sebatas hubungan lawanjenis.  Keluarga adalah cinta yangpertama bagi mereka. Sehingga mereka tak perlu risau ketika tak mendengarkalimat I love you dari remaja lainnya.
Tolong menolong
Keluarga harus menjadi “orangpertama” yang membantu saat anggotanya “jatuh”. Ungkapan ini bukanberarti kita mengabaikan bantuan dari teman atau tetangga. Atau mengabaikan membantu teman dan orang-orang dekat di lingkungan kita. Tapi maksudnya,keluarga adalah orang yang harus pertama tahu dan siap membantu ketikaanggota yang lain tertimpa kesusahan.
Hal ini juga yang mengingatkansaya untuk lebih peduli dengan saudara-saudara saya. Nggak lucu kan, setiaphari kita update berita politik atau selebritis tapi lupa menanyakan kabarkeluarga sendiri? Apakah mereka sehat dan baik-baik saja, ataukah sedangtertimpa kesusahan?
Menumbuhkan nilai tolong menolongdalam keluarga mau tak mau membuat kita lebih perhatian satu sama lain,bersedia mendengarkan dan memahami perasaan orang lain.
Saat menumbuhkan nilai ini dalamkeluarga, kami memiliki keyakinan bahwa secara tidak langsung kami sedangmenyiapkan anak-anak untuk lebih peduli dengan lingkungan dan orang-orangdi sekitarnya. Karena keluarga adalah representasi kecil dari komunitas yangharus mereka masuki kelak.
Sumber gambar : Pinterest
Do the best
Dalam hal apapun, kami mendukungmereka untuk melakukan yang terbaik. Kalah, menang, juara atau bukan itu hanyamasalah hasil saja. Tapi dalam prosesnya, harus mengerahkan usaha yang terbaik.Dalam hal ini, kami tidak hanya sedang mendorong mereka untuk melakukan sesuatudengan detil atau nyaris sempurna. Tapi kami sedang mengajarkan tanggung jawabdan konsekuensi  atas pilihan-pilihanyang diambil setiap orang.
Ada tanggung jawab atas semua halyang telah dipilih, meskipun kerap kali pilihan itu mengandung unsur terpaksa.Begitu pun halnya dengan konsekuensi yang tak dapat dipisahkan. Secara tidaklangsung, anak akan lebih cermat dan berhati-hati dalam menentukan apa yangdiinginkannya.
Meskipun ada kalanya diperlukan tindakan nekat, tapi tetap sajaada tanggung jawab dan konsekuensi di dalamnya. Tanggung jawab itulah yang membuat setiap halharus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Memang tak sesederhana saatmenulis atau mengucapkannya. Tapi memiliki nilai-nilai yang disepakati untukkterus diterapkan dalam keluarga sudah seperti keharusan. Karena sekali lagi,dari rumahlah seharusnya kita mendapatkan segala hal yang pertama.
Have a good day with your family. Love and respect each other! 

 

 

 

 

 

 

5 thoughts on “Every Family Has Its Own Rules (II) – Nilai-nilai yang Dapat Ditanamkan dalam Keluarga”

  1. Suka temanya..every family has its own rules..Setujuuuu saya..!Alhamdulillah, poin di atas juga sudah dijalankan di keluarga saya, mbak..Yang mengucapkan kata cinta- , ada ceritanya. Jadi tiap pagi ngojek anak sekolah. Mereka turun dari motor, salim, saya cium keningnya terus kami saling bilang I love You…Jadilah orang di kiri kanan ngeliatin kami kwkwkw

    Reply
    • Keren, saya pun sudah memulainya, Mbak. Biar anak-anak nggak merasa I love you itu tabu atau harus dari lawan jenisnya. Kalau di luar kan udah biasa kayak gini.

      Reply

Leave a Comment