Review Aroma Karsa? Nggak salah, nih? Bukannya novel ini sudah terbit sejak 2018?
Iya, betul. Aroma Karsa terbit tiga tahun yang lalu. Saya sendiri sudah membacanya sejak Maret 2018. Bahkan saya mendapatkan buku ini melalui pra pesan pertama, lengkap dengan tanda tangan dari Dee Lestari, penulisnya.
Aroma Karsa adalah salah satu novel yang membuat saya jatuh cinta sejak bab pertama. Cerita pembuka yang tidak biasa dan penuh teka-teki, membuat mata saya tak mau berhenti menekuri setiap kalimat dari halaman pertama hingga berakhir di halaman 696.
Hingga tahun 2021 ini saya sudah membaca novel dengan ramuan mitos dan sains ini sebanyak empat kali. Bahkan, setelah memiliki novel terbaru Dee, yang berjudul Rapijali-Mencari saya masih suka membaca Aroma karsa karena selalu menemukan bagian-bagian tertentu yang menarik untuk dicermati.
Buat kalian yang belum membaca Aroma Karsa, rasanya belum terlambat untuk mengadopsi cerita berlatar belakang Bantar Gebang dan Gunung Lawu ini. Nah, sebelumnya, bolehlah pemanasan dulu dengan membaca review saya, kali aja makin penasaran. Ye, kan? Yuk langsung saja pada sinopsis Aroma Karsa.
Aroma Karsa: Ketika Manusia Dikendalikan oleh Ambisi
Aroma Karsa berkisah tentang sebuah bunga yang konon dipercaya memiliki kekuatan magis untuk meluluskan ambisi seseorang. Bunga ini juga diyakini menyebabkan dihapusnya satu silsilah dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Setidaknya hal tersebut yang dipelajari Keluarga Prayagung melalui lontar tua peninggalan Kerajaan Yogyakarta.
Raras Prayagung yang berkenalan dengan dongeng tentang Puspa Karsa semenjak kecil, pada akhirnya terobsesi untuk menemukan bunga tersebut. Pencarian tersebut dimulai dengan harta karun peninggalan neneknya, tiga tube mungil dalam kotak besi yang mereka yakini telah mengubah garis nasib keluarga mereka.
Berbekal lontar tua dan tube kaca yang berisikan sari yang diyakini sebagai sari Puspa Karsa, Raras Prayagung tak segan mencari hutan magis yang menjadi asal muasal Puspa Karsa. Ia juga tak ragu melanggar batasan yang telah ditentukan alam demi meluluskan niatnya. Raras bahkan nekat membobol kehidupan magis yang berada di lereng Gunung Lawu, sebuah tindakan yang menjadi awal mula petaka dalam hidupnya.
Pencarian Puspa Karsa pada tahun-tahun mendatang mempertemukan Raras Prayagung dengan Jati Wesi yang memiliki penciuman tidak biasa. Jati, si Hidung Tikus yang tumbuh dewasa di TPA Bantar Gebang menarik perhatiannya. Ia pun direkrut menjadi karyawan perusahaan parfum milik Raras Prayagung, kemudian menjadi salah satu bagian penting dalam tim ekspedisi Puspa Karsa kedua.
Raras meyakini bahwa Jati merupakan juru kunci yang dapat mengantarkannya untuk menemukan tanaman magis tersebut. Namun, siapa sangka kedekatan dan keterlibatan Jati dengan Perempuan-Perempuan Prayagung justru menjadi jalan baginya untuk menguak misteri tentang sosok jati Wesi yang sebenarnya.
Benarkah Jati Wesi merupakan kunci menuju Puspa Karsa?
Benarkah Puspa Karsa mampu mengabulkan kehendak manusia? Atau, sebenarnya manusia sedang dikendalikan oleh kehendak Puspa Karsa itu sendiri?
Jawabannya ada di novel setebal 696 halaman ini.
Bagian-Bagian Menarik dari Novel Aroma Karsa
Berbicara tentang novel Dee, sebagai AdDEEction tentunya saya tidak bisa berkata tidak dengan jalinan cerita yang dihadirkan di setiap novel-novelnya. Khusus untuk novel Aroma Karsa ini saya mengacungkan 4 jempol (2 jempol pinjam suami) untuk penciptaan dunia fantasi nan magis. Saya juga tak bisa berhenti berdecak kagum dengan kedalaman riset Dee untuk mendukung seluruh dunia imajinasi yang diciptakannya.
Beberapa hal yang menarik dan menjadi kekuatan novel Aroma Karsa—menurut saya pribadi—terletak pada:
1.Kekuatan riset
Dee, tidak main-main dengan riset untuk Aroma Karsa. Selain melibatkan beberapa pihak dari TPA Bantar Gebang, peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, tim dari laboratorium Mustika Ratu, ia juga menceburkan diri dalam dunia penciptaan parfum. Bahkan mendatangi langsung seseorang yang dipercaya sebagai juru kunci Gunung Lawu.
Perjalanan riset Aroma Karsa ini sangat menarik, hingga akhirnya dibedah dan ditulis ulang kemudian diterbitkan dalam buku non fiksi berjudul “Di Balik Tirai”—lain kali saya akan buat review-nya.
Mengikuti perjalanan Dee dalam riset Aroma Karsa seolah membawa saya pada dunia seorang Jati Wesi, baik sebagai pemuda yang tumbuh di antara gunung sampah, juga sebagai Jati si Hidung Tikus yang datang dari dunia lain.
Kekuatan riset inilah yang menjadikan dunia Aroma Karsa terasa begitu nyata, sekaligus meninggalkan kesan mistis bagi pembacanya.
2. Latar cerita yang unik
Meskipun sebagian pembaca Aroma Karsa berpendapat bahwa novel ini memiliki kemiripan ide cerita dengan Perfume: The Story of Murderer, namun saya tetap mengacungkan jempol untuk ide Dee Lestari dalam mengangkat legenda dan dunia mistis sebagai latar cerita Aroma Karsa.
Jika Perfume: The Story of Murderer mengangkat cerita bergaya realis, Dee justru tak segan mengajak pembaca bermain-main dengan dunia fantasi yang penuh misteri. Saya sendiri sebagai orang yang tidak asing dengan cerita mistis tentang Gunung Lawu merasa semakin penasaran, dan bertanya-tanya mengenai kebenaran kehidupan magis di sana.
Selain itu pemilihan tokoh-tokoh berlatar sejarah Majapahit juga sesuatu yang tak kalah menarik, khususnya bagi penikmat sejarah seperti saya. Cerita tentang Majapahit yang masyhur pada zamannya memang menyimpan banyak rentetan kisah magis yang masih menyimpan misteri. Misalnya saja kisah tentang Prabu Brawijaya yang mengasingkan diri dengan melakukan moksa (pertapaan) di Gunung Lawu hingga akhir hidupnya.
Dewi Lestari berhasil meramu kisah legenda, magis, sains dan dunia fantasi ciptaannya menjadi satu karya yang asyik. Dikemas dalam tutur bahasa yang cantik.
3. Pemilihan tokoh dengan karakter yang matang
Janirah, Raras Prayagung dan Jati Wesi merupakan tiga tokoh dengan karakter paling kuat. Setidaknya begitu menurut pendapat saya pribadi. Membaca gaya bertutur Janirah membawa saya pada sosok perempuan Jawa yang cerdas, ulet, tekun sekaligus menyimpan ambisi besar. Janirah Prayagung juga membawa ingatan saya kembali pada orang-orang tua dari kalangan saudagar kharismatik pada zaman dahulu kala.
Sosok jati Wesi dan Raras Prayagung juga tak kalah menarik. Berulang kali saya coba menerka-nerka sekiranya siapa yang cocok memerankan kedua tokoh ini jika suatu saat nanti Aroma Karsa diangkat menjadi film.
Ibu Susi Pudjiastuti merupakan salah satu tokoh yang menurut saya pas untuk memerankan perempuan ningrat dan ambisius ini. Sedangkan tokoh Jati Wesi menurut saya harus diperankan oleh laki-laki Jawa dengan pembawaan kalem, cerdas sekaligus tegas dan berperangai welas asih.
Tokoh-tokoh lainnya juga dipilih dengan pas dan matang. Seperti tokoh Empu Smarakandi, Pak Anung, Nurdin, dan Khalid Batarfi. Kalau ada karakter yang menurut saya biasa saja, menurut saya justru Tanaya Sukma. Entahlah, mungkin ini hanya penilaian saya yang subyektif.
4. Akhir cerita yang menggantung
Dewi Lestari menutup Aroma Karsa dengan tanda tanya besar mengenai nasib Puspa Karsa. Banyak pembaca mengharapkan sekuelnya. Namun saya pribadi lebih nyaman dengan akhir cerita menggantung seperti pilihan Dee. Sehingga pembaca lebih leluasa dengan fantasi tentang akhir pencarian Puspa Karsa.
Menurut saya pribadi, sepak terjang Puspa Karsa memang tidak akan pernah berakhir, karena ambisi atau kehendak merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan duniawi.
Aroma Karsa merupakan novel bagi pembaca dewasa. Novel ini saya rekomendasikan untuk pembaca yang memiliki ketertarikan dengan kisah fantasi dengan latar sejarah dan sains. Sekaligus bagi pembaca yang haus dengan buku bacaan yang kaya diksi.
Nah, bagaimana, mulai tertarik dengan kisah hidup Jati Wesi dan Puspa Karsa yang penuh misteri?
Data Buku
Judul: Aroma Karsa
Genre: Novel dewasa
Penulis: Dee Lestari
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Cetakan pertama: Maret 2018
ISBN: 978-602-291-463-1
Belum pernah baca Aroma Karsa, tapi ini salah satu novel yang banyak direkomendasikan sama sahabat-sahabat baikku. Mereka sering cerita betapa seriusnya Dee dalam menuliskan novel ini. Risetnya nggak main-main. Ternyata Mbak Damar pun punya pendapat yang sama, ya. Kalau nggak salah, riset mengenai parfum juga dilakukan sampai datang ke pengusaha parfum di negeri Singa. Makanya ya, keseriusan dalam menggarap sesuatu memang akan memberikan hasil luar biasa seperti novel ini.
Rasanya aku sudah mulai berencana mencari buku ini di perpustakaan online. Kalau nggak ada baru nengokin gramedia online.
Asli, bikin penasaran banget reviewnya. Mana aku juga suka dengan cerita-cerita yang ada unsur sejarah-sejarah masa lalunya.
Saya belum baca buku karya Dee Lestari ini.
Saya kira itu novel yang berlatar kisah nyata, ternyata fiksi.
Saya tahunya saat membaca buku Di Balik Tirai Aroma Karsa. Lucu juga ya..saya malah tertarik dengan bukunya yang ini.
Aku juga udah baca novel ini, dan menanti lanjutannya (kalau ada), tapi sepertinya bakal ada, deh, soalnya kan endingnya masih nggantung gitu. Dan sepertinya bakal lama, sih, soalnya Dee tiap bikin novel risetnya nggak main-main, dan biasanya itu butuh waktu yang nggak sebentar.
Dee Lestari ini karyanya mengagumkan. Meski tadinya adalah penyanyi dan terjun langsung jadi penulis. Karyanya itu bagus, berbobot dan selalu menarik.
Dee tuh kalo bikin cerita emang selalu bagus yaaaa! Klo baca review nya yang menggabungkan narasi magis, sci-fi sama cerita-cerita drama kok aku juga jadi auto kebayang juga novel novel nya Ayu Utami yaa, hahahhah.
Tapi cerita-cerita dengan unsur-unsur magis gitu emang selalu bikin penasaran yaaaa.
Novel Aroma Karsa ini kalau difilmkan pasti seru ya mbak. Apalagi ada cerita latar belakang sejarah seperti kerajaan dan sebagainya. Memang novel yang mengisahkan jaman kerajaan dibumbui dengan cerita sains pasti sangat menarik untuk dibaca, apalagi jika jalan ceritanya susah ditebak, pasti menambah rasa penasaran pembacanya. Jadi pengen deh baca novel2 karya Dee Lestari ini.
Aroma karsa ini emang joss sih. Dari segi tokoh, alur sampai klimaks dan endingnya. Jempolan dah Dee lestari kalo bikin novel. Aku sampe pengen juga lho belajar tentang parfum gara2 ini haha
risetnya mbak dee lestari saat membuat novel ini emang patut diacungi jempol nih, ceritanya yg berbau mistis dan sains ini buat aku sendiri mencerna perlu berkali kali baca
Novel nya Dee Lestari memang kaya dengan diksi. Khusus yang Aroma Karsa daku belum baca mbak. Namun dari ulasannya, memang perlu dinikmati tiap-tiap kata yang tersurat
Seru ya baca buku Dee. Dia totalitas melakukan riset untuk menghasilkan karyanya ini. Dan dia mempunyai fans tersendiri untuk karya-karyanya
Melihat buku ini saya jadi ingat dengan rekan kerja saya dulu di kantor, beliau anak sastra yang suka novel dengan ramuan mitos dan sains gini, bukan hanya koleksinya yang banyak buku yang ditulisnya sendiri pun ada beberapa.
kalau baca sekilas, aduh kok kerasa berat ya mencerna cerita novel ini. Tapi dulu aku baca beberapa novel Dee, bagus banget ceritanya, meski memang banyak metafor di dalamnya.
Sepertinya seruu bangett novel ini, tapi sayang kalo endingnya nggantung ga asik. Kaya hubungan yg nggantung.. hehe
Salut sama Dee Lestari, totalitas banget untuk menulis buku, sampai riset ke TPA Bantar Gebang. Usaha tidak mengkhianati hasil. Terbukti buku Aroma Karsa ini punya cerita yang sangat unik. Bahkan endingnya menggantung ya, dduuuh jadi bikin penasaran
ah iya, dee lestari ini jago banget risetnya
makanya karya karyanya selalu bernas ya mbak
termasuk novel ini
Emng yang namanya terlalu berambisi nggak bagus ya kak. Yang ada malah bakal berbalik ke kita sendiri.
Selalu keren setiap karya Dee Lestari
Yang aku suka dari tulisan Dee itu diksinya. Menurutku keren banget. Dia bisa membuat tulisan mengalir indah, lengkap dengan diksi yang mempesona.
Dari sinopsisnya, aku jadi penasaran nih untuk baca novelnya. Udah lama banget ga baca novel karena sering baca buku nonfiksi. Hehehe..
Kalo ambisi dan ego bagi para pria memang suatu harga diri di saat remaja dan dewasa, namun jika udah tua makin wise atau bijaksana
Aku inget pas baca Aroma Karsa, jadi pengen ke Lawu. Tapi karena ditunda mulu, akhirnya kena pandemi haha. Sepakat sih kak soal riset yang luar biasa dilakukan Dee, beliau memang outstanding. Saranku buat karakter Jati Wesi, mungkin Refal Hady atau Marthino Leo, or Arya Saloka? mkwkw
Baca reviewnya buat aku penasaran pengen baca bukunya langsung. Di marketplace ada gak ya jual ni buku?
aku sukaa banget nih. unik banget mbak dee jalan cerita dan settingnya, terasa indonesia banget, dan dengan plot serta karakter yang kuat, ngga terasa seperti sinetron di ind***** yang pakai setting serupa.