Subuh belum memanggil saat aku menyendiri di salah satu sudut rumahku. Ditemani segelas sari jahe hangat, aku sengaja diam berlama-lama sambil sesekali menutup mata dan menarik napas panjang sebagai bentuk meditasi ringan.
Kebiasaan seperti ini mulai kulakukan sejak hijrah ke Ibukota. Lima tahun di Jakarta, mau tak mau aku jadi terbiasa dengan kejutan besar dan kecil yang setiap hari harus kuhadapi. Jakarta telah mengubahku. Bukan menjadi lemah, tapi sering kali aku merasa kewalahan dengan ritme dan kenyataan hidup yang ada di depanku.
Karena itu aku perlu diam dan menyendiri. Hal ini sengaja kulakukan untuk mengambil jeda dari dunia nyata. Dunia yang mengharuskanku berjibaku dengan konsekuensi sebagai perempuan berumah tangga. Atau, kadang-kadang aku melakukannya hanya sekedar untuk merefleksi diri. Me-release hal-hal negatif sehingga mampu menyerap lebih banyak kebaikan alami dalam kehidupan ini.
Impian adalah Satu Bentuk Kebaikan Alami Kehidupan
Mundur sedikit pada memori sekitar dua tahun yang lalu. Saat itu aku terpaksa jadi galauers, karena status pengangguran cantik tak kunjung naik level. Rasa-rasanya hidupku ini seperti tak memiliki impian. Tak ada arah dan tujuan untuk hari-hariku di masa depan.
Tapi, tiba-tiba saja Allah membukakan jalan baru untukku. Aku dipertemukan dengan dunia kepenulisan. Dunia yang kini sedang kugeluti dan memberikan banyak sekali kesempatan serta impian baru untukku yang hampir patah arang
Pertemuan dengan dunia menulis juga mempertemukanku dengan lingkaran pertemanan yang sangat positif. Pertemanan ini yang kemudian banyak menjadi pengisi satu bagian “kosong” dalam diriku. Sebuah pertemanan yang sekali lagi telah digariskan Allah sebagai bentuk kebaikan alami yang tak bisa dibeli. Karena dari pertemanan ini aku belajar banyak hal secara cuma-cuma. Aku termotivasi dan terbantu untuk melihat peluang-peluang baru dalam hidupku
Gangguan Psikis dan Kesehatan Terjadi karena Mengabaikan Kebaikan Alami Kehidupan
Sejak awal, aku sangat yakin menulis tidak sekedar menjadi hobi. Tapi lebih daripada itu, menulis adalah terapi bagiku. Sebuah alasan yang juga di-aminkan sebagian penulis lain, karena mereka yakin dengan menuangkan uneg-uneg ke dalam sebuah tulisan, kondisi kejiwaan kami akan jauh lebih positif. Lebih fresh karena tak ada yang mengganjal atau menghimpit hati.
Namun, bukan manusia namanya jika tidak mengalami lupa atau kebablasan. Kesenangan dalam dunia menulis, sering kali membuatku lupa waktu. Lupa menjaga kesehatan. Lupa mengistirahatkan otak yang terus diforsir. Bahkan sering kali lupa untuk bercengkerama dengan keluarga atau sahabat. Dua kebaikan alami yang sejatinya supporter utama dalam kehidupan.
Divonis hipertensi dengan tekanan darah 155/80 , dokter langsung melarangku begadang.
Terkadang, aku pun mengalami kesusahan memilah antara dunia kreatif yang tercipta dalam benakku, dengan dunia nyata yang ada di hadapanku. Akibatnya, ketika dunia kreatif mendominasi, aku benar-benar bermasalah dengan peran utamaku. Aku pun sering lupa, sebagai seorang istri dan ibu, semestinya impianku tidak sekedar tentang “aku”. Tapi harus selaras dan menjadi bagian impian dari keluargaku.
Masalah terus meruncing ketika anak-anak sering mengeluhkan ibunya yang lebih banyak diam, bahkan kadang-kadang seperti blank. Suami pun tak kalah protes, karena dianggapnya aku terlalu asyik dengan semesta kreatif yang ada dalam benakku.
Puncaknya terjadi ketika mereka beramai-ramai melarangku untuk menulis Tentu saja aku tak setuju, tapi tak kuasa menolak karena sadar berada pada posisi yang salah. Efek buruk dari masalah ini sangat mengganggu ketenangan jiwa. Terlalu sering memendam marah, membuatku mengalami tekanan batin dan muncul gejala depresi ringan.
Tak hanya masalah psikis, kondisi fisikku pun terus menurun. Setelah masalah pencernaan dan nyeri ulu hati yang menyiksa. Aku mulai diserang insomnia. Sakit di bagian leher dan tengkuk pun tak kalah mengganggu aktivitas. Hingga akhirnya hipertensi menjadi titik balik yang membuatku tak bisa abai dengan kondisiku lagi.
Belajar Melepaskan untuk Menerima Kebaikan Alami Kehidupan
Pengalaman kurang mengenakkan ini akhirnya menyadarkanku untuk mengubah cara hidup. Aku nggak mau mengalami gangguan kejiwaan, atau sakit-sakitan hanya karena kelalaianku sendiri. Tapi, di sisi lain, aku juga nggak pengin urusan passion menulis harus dikalahkan karena dianggap sebagai pemicu masalah baru.
Akhirnya, kuputuskan untuk belajar “melepaskan”. Menurunkan target yang berhubungan dengan passion-ku merupakan langkah awal yang kuambil untuk memangkas beban.
Kuakui, biasanya aku memang suka kebalasan kalau sudah mulai menulis. Tapi kini, aku sedang berusaha keras untuk mengubahnya. Kalau kata orang Jawa, sih, “Mendingan alon-alon sing penting kelakon” (lebih baik pelan-pelan tapi kesampaian). Begitulah caraku bekerja sekarang. Perlahan melepas sebagian beban, untuk menyiapkan diri menerima lebih banyak kebaikan alami dalam kehidupan ini
Menjaga bonding dengan anak merupakan kebaikan alami yang kadang terlupa
Akhirnya, dengan penuh kesadaran penuh aku mulai mengakui peranku sebagai perempuan berumah tangga tetaplah yang paling utama. Anak, suami, orangtua, keluarga dan orang-orang di dekatku layak mendapatkan perhatian lebih banyak, karena merekalah yang sebenarnya menghadirkan kebaikan untukku.
Meskipun demikian, aku tetap pada pendirianku bahwa impian sudah semestinya tetap mendapatkan tempatnya. Maka sekali lagi aku butuh belajar. Belajar melepas ego tapi bukan impian. Belajar menerima lebih banyak kebaikan alami dalam kehidupan ini. Seperti halnya kesehatan, dan ketenangan batin yang ke depannya justru melancarkan segalanya.
Yoga dan Minuman Herbal untuk Kebaikan Alami dari “Dalam”
Yoga untuk ketenangan, kekuatan dan kelenturan tubuh.
Di samping mengubah target dan jadwal harian untuk menulis, aku mulai memasukkan olahraga dan gaya hidup sehat sebagai kebutuhan. Yoga adalah olahraga yang kupilih karena alasan ketenangan dan kelenturan tubuh yang bisa kudapatkan melalui gerakan-gerakannya yang ringan.
Bersyukur, sesederhana apapun gerakan yoga yang kupilih, efeknya tetap terasa di badan. Mulai nyeri di tengkuk yang terus berkurang, tubuh pun tak lagi pegal-pegal karena aliran darah yang semakin lancar. Dan yang paling penting adalah ketenangan dan self acceptance yang semakin kuat sejak rutin melakukannya.
Sedangkan, untuk menunjang kondisi tubuh dari “dalam”, aku mulai mengurangi konsumsi kopi hitam kental. Sari jahe hangat dari Herbadrink biasanya kupilih sebagai teman merenung saat menjemput pagi. Atau, kesegaran segelas infused water dingin, dicampur satu sachet Herbadrink varian temulawak, sangat cocok menjadi teman saat jadwal menulis tiba.
Sebenarnya, konsumsi dua jenis tanaman herbal ini sudah kulakukan sejak lama. Untuk sari jahe sendiri aku suka membuatnya dalam bentuk wedang anget, dengan cara merebus beberapa ruas jahe kemudian ditambahkan gula merah. Sedangkan, sari temulawak biasa kubeli dari Mbak Jamu yang setiap hari lewat di depan rumah. Nggak rutin, sih, kalau nggak salah, aku sudah mengonsumsinya sejak empat tahun yang lalu.
Tapi, sejak mengenal Herbadrink, menyiapkan minuman herbal ini jadi terasa lebih mudah dan praktis. Tinggal tuang di cangkir atau gelas, tambah air, aduk-aduk sebentar langsung siap dinikmati kapan saja. Maka aku pun lebih sering mengonsumsi keduanya.
Rasanya pun enak. Nggak beda-beda amat dengan sari jahe atau sari temulawak yang asli. Selain itu nggak ada ampas mengendap yang kadang-kadang membuat kurang nyaman saat menyeruputnya. Dan yang paling penting, ada varian sugar free. Jadi cocok banget untuk siapa saja yang sedang mengurangi konsumsi gula.
Manfaat Kebaikan Alami Tanaman Herbal
Setelah rutin mengonsumsi dua jenis ekstrak tanaman herbal ini, efeknya memang beda. Tapi setelah rutin lho, ya. Catet! Bukan sekali minum langsung terasa khasiatnya. Kalau itu kan, cuma ada di iklan.
Sekarang kondisi tubuhku jadi lebih bugar dan ringan. Bahkan jarang sekali mengonsumsi obat jika kebetulan sedang kurang enak badan.
Minuman sari jahe sendiri juga selalu kuandalkan untuk mengurangi kembung dan pegal-pegal saat menstruasi tiba. Cukup segelas jahe hangat selama jadwal menstruasi, maka nyeri dan kembung pun biasanya nggak sempat mampir selama masa-masa itu.
Sedangkan sari temulawak paling efektif untuk menjaga masalah pencernaan. Apalagi aku sempat menderita gangguan lambung, seperti maag akibat terlalu sering telat makan. Porsi makanku pun sering kali nggak beraturan. Kadang nggak makan sama sekali, tapi sekalinya makan bisa sepiring penuh sampai luber-luber. Akibatnya pencernaan terganggu. Tapi kini rasanya sudah jauh lebih baik. Terlebih rasa nyeri pada ulu hati yang secara berangsur-angsur terus berkurang.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology meminta pasien yang mengalami peradangan usus untuk mengonsumsi temulawak setiap harinya. Hasilnya, kelompok pasien tersebut mengalami proses penyembuhan lebih cepat dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak mengonsumsi temulawak. Hal ini membuktikan bahwa secara medis, sari temulawak memiliki kebaikan alami dan efek menyembuhkan.
Herbadrink Menyediakan Kebaikan Alami untuk Menunjang Hidup Seimbang
Di samping varian sari jahe dan sari temulawak, Herbadrink juga memproduksi 10 varian tanaman herbal lainnya dalam kemasan sachet sekali tuang. Semuanya dibuat dengan ramuan tradisional, tapi diproses dengan teknologi modern sehingga tetap mempertahankan manfaat dari kebaikan alaminya.
Selain sari temulawak dan sari jahe yang sudah kurasakan manfaatnya, Herbadrink Lidah Buaya adalah varian ketiga yang sedang digemari di rumah, karena dapat mengatasi sembelit jika dikonsumsi secara rutin. Biasanya kami mencampurkannya dengan buah kesukaan sebagai hidangan pencuci mulut. Lagi-lagi kami lebih memilih yang sugar free karena rasa manisnya cukup kami dapatkan dari buah yang dicampurkan
Sejak melakukan reformasi kecil-kecilan pada gaya hidup dan cara pandangku terhadap kehidupan, kondisiku memang menjadi jauh lebih positif. Setiap hari, aku merasa lebih berani untuk melepaskan hal-hal yang hanya menjadi ganjalan di hati. Sebagai gantinya, aku pun lebih siap menerima kebaikan alami yang tak mampu kutakar lagi. Kondisi jiwa dan kesehatanku pun secara berangsur-angsur semakin membaik. Aku pun lebih bahagia dan produktif. Serta semakin positif melihat impian yang berjalan selaras dengan kenyataan hidup yang kujalani.
Aku dulu hobi beli temulawak. Seger. Tapi sekarang dah langka ya. Baru tahu kalo Herbadrink ada temulawaknya, Kalau jahe sih masih bisa bikin sendiri, temulawak dah enggak nemu. Baca ini jadi pengen nyetok Herbadrink Temulawak.
Btw, itu tensi sampe 155, ojo kakean ngopi dan nyate, Mbak. 😀
Wah, jadi seperti bercermin nih akunya. Suka begitu fokus mengerjakan urusan lain, demi ini demi itu, tapi melupakan kebaikan alami yang sudah diciptakan di sekitar termasuk keluarga.
Lagi pilek begini, jadi kepengen minum Herbadrink jahe yang hangat, deh. Cuzz ke warung, ah …
Tulisannya menginspirasi. Perempuan dengan segala aktivitasnya sering abai dengan kesehatan jiwa. Alhasil, sering stress sendiri. Tq Mbak Damar…
Saya juga kadang kalo udah ke asikan nulis jadi kebablasan, soalnya sayang jika ide dikepala hilang gara gara berenti nulis. Alhasil, saya pernah kena hipertensi, tekanan darah sampai 160mm/hg malahan. Di larang begadang oleh dokternya, minum kopi apalagi, langsung pusing dah
Keasyikan menulis memang terkadang membuat lupa kalau kita masih mempunyai tugas yang lain. Saya pun seringkali harus diingatkan suami. Btw, saya juga suka minuman herba tp belum pernah coba herbadrink. Nantilah kalau pulang ke Indonesia.
Baca ini pagi2 jadi ikutan bersemangat. Jadi ingin ‘nyari jahe’ juga 🙂
Hmm, jahe dan menulis itu ide bagus juga, ya. Tidak harus kopi melulu. Iyes, kebaikan alami kehidupan. Pernah minum herbadrink tapi udah lama, eh ternyata variannya makin banyak. Besok pas belanja coba ah nyari eh beli 🙂
Waah.. saya tensi drop klo sering begadang & sesekali minum temulawak yg siap saji memang paling nikmat untuk menemani kita ditengah malam…hehehe..wedang jahenya juga enak loh.
Serupa tapi tak sama..
Aku kadang begitu menggebu-gebu sampai kadang lupa bahwa ada keluarga yang musti jadi prioritas utama. Karena aku dikejar usia yang tak lagi muda, sementara kupikir kesempatan bisa saja enggak akan datang lagi untuk kedua kali..
Hmm,, memang musti ada yang harus dilepaskan untuk kebaikan bersama.
Btw, salfok sama fotonya..kualitas iklan ituuu:)
Tidak ada yg lebih baik dari apa yg alam berikan pada kita ya mbak. Cuma kitanya aja yg bandel, kurang menghargai. Aku dulu sering nih minum herbadrink ini, cm selama hamil aku batasi dlu. Ternyata variannya semakin banyak, ya. Good to hear that. Ntar kalo baby M udah launching aku stock lagi ah.
aku pernah ikut yoga sekali mbak, tapi aku gak telaten dan akhirnya gak ikut lagi wkkwkwkw padahal bagus banget tuh manfaat yoga hehe