Apa Saja yang Sebaiknya Diperhatikan Orang Tua Saat Berlibur dengan Anak?

Berlibur dengan anak
Berlibur dengan anak biasanya identik dengan barang bawaan yang banyak, ribet, rewel, nggak bisa cepat, dan masih banyak lagi alasan atau keluhan yang membuat orang tua berpikir dua kali untuk berlibur dengan si bocah.
Maka dari itu artikel tentang traveling dengan anak biasanya selalu diminati. Mulai tips dan trik mempersiapkan liburan dengan anak, alternatif tujuan wisata ramah anak, memilih transportasi yang nyaman untuk anak, sampai bagaimana membuat anak tenang selama perjalanan.
Kali ini saya tidak ingin membahasnya satu-persatu, karena sudah banyak travel blogger yang mengulasnya lebih mendetil dan lengkap.  Saya ingin berbagi pengalaman saja, sebenarnya apa saja yang sebaiknya diperhatikan orang tua saat sedang berlibur dengan anak.

1.  Pastikan acara berlibur dengan anak terencana
Kita tidak sedang berbicara tentang orang tua yang prefer untuk berlibur dengan gaya ransel ya. Tapi anak-anak, yang bisa jadi bayi, batita atau balita. Sebagai orang tua Teman-teman harus memastikan kapan dan ke mana akan mengajak anak berlibur. Pastikan juga baik akomodasi perjalanan maupun penginapan sudah di tangan.
Jika berencana berlibur ke luar negeri, pastikan dokumen resmi yang dibutuhkan sudah lengkap dan tersimpan dalam satu tempat yang terpisah dan mudah diambil ketika dibutuhkan. Kalau perlu difotokopi agar mudah jika sewaktu-waktu diperlukan. Intinya, berlibur dengan anak itu harus prepare banget kalau nggak mau repot di tengah -tengah acara liburan.
2. Susun itinerary sendiri
Teman-teman bisa mulai searching pengalaman orang-orang yang biasa melakukan traveling dengan anak.  Lakukan research kecil-kecilan pada anak kemudian mulailah mengatur jadwal yang flexible sesuai jam biologis mereka.
Jika kalian bepergian dengan tour perjalanan, coba tanyakan bisakah kalian mengatur itinerary sendiri dengan menyesuaikan jadwal dari rombongan. Misalnya ketika hari ini jadwalnya ke lokasi A dengan kegiatan 1,2,3. Maka teman-teman tidak perlu mengikuti semuanya, dan berkumpul kembali dengan rombongan saat jadwal ke lokasi A sudah selesai. Tapi sebelumnya konfirmasikan betul mengenai hal ini pada pihak agen tour perjalanan
Itinerary dari tour perjalanan biasanya sangat padat dan singkat. Untuk anak-anak hal ini kurang cocok karena bisa jadi mereka akan kelelahan. Kondisi fisik dan psikis anak belum siap diajak berlibur dengan itinerary yang terlalu padat, untuk itu usahakan membuat jadwal yang lebih leluasa.
3.  Perhitungkan baju ganti dan diaper yang harus dibawa
Perhitungan ini harus disesuaikan dengan jadwal yang telah disusun. Misalnya begini, jika Teman-teman berniat berlibur dan menginap ke suatu tempat, maka perhitungkan betul kapan kalian bisa mendapatkan jasa laundry sehingga tidak sampai kehabisan pakaian. Biasanya saya selalu menyiapkan minimal 5 stel per anak. Sedangkan orang tua bisa lebih sedikit.
Dengan perhitungan 1 stel untuk persiapan ganti di jalan, 1 stel untuk ganti ketika sampai di tempat tujuan, 1 stel untuk keesokannya sambil berusaha mencari laundry, 1 stel untuk cadangan ganti  di tempat wisata dan 1 stel terakhir untuk  persiapan jika terpaksa cucian belum siap digunakan. Nah, coba dihitung, sudah 5 stel apa belum? Hehe.
Hal yang sama saya terapkan pada diaper. Teman-teman nggak mau kan, kopernya penuh sesak karena diaper yang makan tempat?  Untuk itu saya menyiapkan diaper sekiranya cukup untuk 2 hari pertama. Selanjutnya saya akan memasukkan dalam rencana perjalanan,  kapan dan berapa banyak harus membeli stok diaper untuk perjalanan selanjutnya.
Berlibur dengan anak
Jadwal makan sangat penting tapi jangan memaksa
4. Pandai memilih menu makanan
Buat saya sebenarnya ini bukan hal yang menantang, karena sehari-hari pun menu saya dan suami menyesuaikan dengan anak. Tapi bagi sebagian orang bisa jadi sangat menantang, karena pada saat berlibur biasanya orang pasti ingin mencoba makanan khas, yang belum tentu sesuai dengan anak. Untungnya sih, anak saya cenderung gampang. Yang penting nggak pedes aja, semua masih bisa masuk.
Tapi, biasanya saya selalu memesan 2 menu. Satu menu khas dan satu lagi menu yang umum asal yang tidak pedas. Biasanya saya juga  berbagi makanan dengan suami untuk makanan yang pedas, sedangkan DuoNaj makan menu biasa yang tentunya tidak pedas.
Soal makanan ini bisa lebih menantang ketika berlibur ke luar negeri. Kalau anak doyan roti atau pasta aja nggak masalah, kalau maunya nasi kan bisa berabe tuh. Oleh karenanya Teman-teman harus pandai betul memilih restauran di tempat tujuan berlibur. Biasakan selalu mencari informasi dulu di internet. Usahakan juga selalu membawa roti atau biskuit sebagai pengganjal perut.
Saat berlibur dengan anak, saran saya jangan terlalu ketat dengan peraturan makan. Maksud saya jangan terlalu banyak aturan ibaratnya di rumah. Yang penting selalu berusaha mendapatkan makanan bersih dan sehat. Tapi jika terpaksa harus nge-junk food ya anggap aja sesekali ini, hehehe. Yang penting air putih jangan sampai kurang.
Jam makan juga tidak perlu terlalu ketat. Jika mereka menolak jangan dipaksa. Nanti begitu ada tempat makan, Teman-teman bisa menawarkan untuk makan besar atau sekedar camilan.
Oh ya, jangan lupa membawa kotak bekal makan. Kotak bekal ini penting banget untuk memindahkan makanan anak yang nggak habis. Biasanya sih, anak-anak suka nyari kalau merasa makanannya belum dihabiskan. Daripada rewel, mending dibawain dan bisa dilanjutkan makan di tempat lain.
5. Ciptakan suasana menyenangkan untuk anak
Berlibur dengan anak bukan berarti semua destinasinya untuk anak, kan? Untuk itu Teman-teman harus siap dengan aktivitas yang dapat mengalihkan kebosanan mereka jika berkunjung ke tempat-tempat yang nggak kids friendly. Misalnya ke museum. Ya kali mereka bisa enjoy, kita yang orang dewasa aja kadang nggak bisa menikmati.
Kamera smartphone bisa banget jadi pengalihan untuk mereka. Hal ini pernah saya coba pada Najwa. Saya memberikan tugas pada Najwa untuk memotret tempat yang sedang kami kunjungi. Termasuk memotret saya, suami dan adiknya secara candid. Cara ini sangat membantu membuat anak-anak tenang.  Di sisi lain Najwa punya kesibukan memotret, Najib sibuk berpose, saya dan suami bisa leluasa membaca atau mengamati tempat-tempat yang sedang kami kunjungi.
Kertas dan alat gambar juga bisa membantu. Untuk anak-anak aktif yang cenderung ingin selalu beraktivitas, berikan tantangan diam dengan menggambar obyek yang mereka temukan. Dalam kondisi seperti ini pemberian reward bolehlah dijanjikan di awal. Hihihi, saya bisa dikeplak psikolog, nih.
6. Menyusui di tempat umum
Nah, ini tantangan juga untuk para busui. Untungnya saya sudah melewati masa-masa ini.  Selain siap dengan nursing wear atau breastfeeding apron, saya selalu membawa kain gendongan atau baby carrier saat masih menyusui. Dengan baby carrier atau kain gendongan aktivitas menyusui jadi lebih leluasa dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja  tanpa khawatir tidak tersedia nursing room.
7. Mengatasi kejenuhan di perjalanan
Perjalanan dalam waktu lama bisa jadi awal kurang mengenakkan dalam acara berlibur dengan anak. Untuk itu pastikan Teman-teman siap dengan rencana pengalihan.  Mungin sedikit lebih terbantu jika kendaraan yang digunakan menyediakan program TV atau video yang dapat meng-entertain anak. Jika tidak? Buku bacaan atau mainan adalah senjata andalan bagi orang tua untuk meng-entertain anaknya.
Berlibur dengan anak
Melibatkan anak dalam persiapan selama berlibur bisa menumbuhkan kepercayaan drinya
8. Melibatkan anak untuk membantu selama liburan
Selain mengajak bergantian saat memotret, Teman-teman bisa memberikan tanggung jawab pada anak untuk menjinjing  tasnya sendiri atau membantu mendorong koper. Bisa juga memberikan tanggung jawab padanya untuk menjaga dan mengajak bermain adik, ketika orang tua sedang packing atau mempersiapkan diri.
Hal seperti ini tentu saja hanya bisa dilakukan oleh anak yang sudah lebih besar. Misalnya balita ke atas. Cara ini sangat membantu untuk menumbuhkan kepercayaan  dan kebanggan diri bahwa mereka sudah besar dan memiliki peran.
Bagaimana jika anak masih bayi? Pastinya suami istri harus bekerjasama.
9. Abadikan setiap momen
Setiap acara berlibur dengan anak pasti meninggalkan momen tersendiri dan selalu berbeda. Karena itu jangan sampai terlewat untuk mengabadikan setiap momen yang dilaluinya. Anak-anak pun akan sangat senang dan tertarik untuk berlibur kembali jika melihat setiap momen yang diabadikan orang tua. Kelak, hal seperti ini akan menjadi barang yang tak ternilai harganya.
10. Nikmati setiap hal dalam perjalanan
Namanya liburan dengan anak memang capeknya luar biasa. Wajar, saya pun merasakannya. Dalam kondisi seperti ini sebaiknya tetap enjoy dan memberikan toleransi untuk segala hal yang “tidak biasa”. Yang penting jangan sampai emosi orang tua terpancing hanya karena hal-hal yang tidak seperti biasanya.
Jika sudah merasa lelah, tak perlu memaksakan diri melanjutkan seluruh itinerary yang sudah dijadwalkan dalam satu hari. Daripada ujung-ujungnya anak rewel dan orang tua marah-marah karena kecapekan. Mending istirahat sehingga tubuh kembali fresh, happy dan siap melanjutkan petualangan berikutnya.
Berlibur dengan anak
Namanya saja anak-anak, bisa saja sewaktu-waktu mogok tak terduga
Berlibur dengan anak memang sering kali dianggap ribet, tapi tidak menutup kemungkinan juga justru mendapatkan prioritas ketika di tempat-tempat umum. Karena biasanya orang tua yang membawa bayi atau anak akan dibantu. Misalnya saja saat antri.
Jika berlibur ke luar negeri, hal seperti ini justru sangat diperhatikan. Dari beberapa sharing yang saya baca di travel blog, penumpang dengan anak biasanya mendapakan perlakuan khusus. Baik saat pemeriksaan di imigrasi ataupun saat di  public place.
Berlibur dengan anak memang ribet dan melelahkan. Saya setuju, karena sudah berulang kali mengalaminya. Tapi jika memahami manfaatnya, teman-teman pasti tak bisa menolak untuk melakukannya. Karena berlibur dengan anak tidak sekedar untuk mempererat bonding dan memberikan pengalaman nyata. Tapi saat berlibur bersama anak, sebenarnya Teman-teman sedang berusaha untuk memperluas perspektif dan dunia mereka.
Nah, kalau teman-teman, biasanya apa yang selalu diperhatikan saat berlibur dengan anak? Sharing, yuk!

10 thoughts on “Apa Saja yang Sebaiknya Diperhatikan Orang Tua Saat Berlibur dengan Anak?”

  1. No 10 nih yang paling susah bagi saya. Kalau sudah capek, susah banget mengontrol emosi. Dipicu sedikit aja, bisa langsung ngomel panjang lebar hehehe… Padahal ngomel juga bisa bikin tambah capek, tambah lapar juga.Kalau saya yang sangat penting, sediakan camilan, baju ganti dan plastik kresek kalau menempuh perjalanan darat, karena anak-anak sering mabuk di perjalanan.

    Reply
  2. Yang nomor 10 hadeh paling susah ini..Kadang pas kumat moody nya, yang satu minta rehat dulu. Atau satunya ngantuk banget minta pulang karena kangen kasur. Akhirnya bablas rencana…haha

    Reply
  3. Bu Naj makin ke sini mind mapping-nya makin keren. Iya ini makanya anak2 memang baiknya diperkenalkan banyak variasi makanan. Jadi ketika jalan2 ke daerah yang enggak ada nasi atau hanya aada fast food, mereka tetap siap makan. Wisata memang nggak selalu ke tempat kesukaan anak2 ya. Mungkin kayak pas lagi beli oleh2 atau tempat lainnya, memang mesti pintar2 mengalihkan mood mereka ya.

    Reply
  4. Kami selalu setting mobil di jok belakang persis tenpat tidur dia di kamar, lengkap dengan bed cover dan bantal haha. Baru desch tenang damai, kalo gak bisa ngamuk sepanjang jalan gak bisa tidur siang Mbak Damar. Tipsnya applicable bangeeett bisa dicobain nich Mbak

    Reply
  5. Tips-nya mantap, Mbak. Kebetulan kami baru mau rajin travelling lagi ke depannya. Insya Allah. Sebelumnya jarang ke tempat jauh karena si kecil masih terlalu kecil untuk pergi jauh, ditambah masih sering hujan. Noted!

    Reply

Leave a Comment