Tahun 2020 hanya tersisa dua bulan lagi. Sepanjang Januari hingga Oktober 2020 ini, rasa-rasanya saya tidak berani membuka kembali resolusi awal tahun yang pernah saya buat menjelang pergantian 2019-2020 yang lalu. Semua rencana ambyar semenjak pandemi Corona memporak-porandakan tatanan kehidupan. Terlebih untuk urusan finansial, pandemi ini benar-benar mengajarkan saya agar lebih bijak mengelola keuangan keluarga.
Ya, meskipun pernah bekerja di bagian keuangan, namun saya akui tidak terlalu melek literasi. Saat masih bekerja saya termasuk detil, ulet dan telaten mengatur keuangan perusahaan. Termasuk membuat perencanaan, pencatatan dan pelaporan. Tetapi, saya abai melakukan hal serupa untuk keuangan pribadi. Akibatnya, meskipun sudah bekerja sejak usia 21 tahun, tabungan saya tetap saja sedikit dan tidak memiliki investasi hingga resign pada usia 29 tahun. Sedih, kan?
Parahnya lagi, saya menikah dengan laki-laki yang juga tidak terlalu melek literasi. Pokoknya kami berdua itu terlalu santai untuk urusan finansial. Selama ini kami selalu mengandalkan, “insyaallah, pasti ada jalan”
Njilalah kok ya, pas butuh pas ada. Pas mau lahiran anak-anak, pas adaaa aja rezekinya. Pas mereka mau daftar sekolah, kok ya pas dapat bonus. Kalau kata orang tua, anak lahir bawa rezeki masing-masing. Ya emang bener sih. Tapi begitu ekonomi sulit karena pandemi kayak gini, baru terasa deh, nggak semua hal bisa di-pas-pas-in. Pas butuh modal, pas tabungan habis buat hidup sehari-hari. Duh, baru terasa kacau banget keuangan keluarga kami.
Pentingnya Merencanakan Keuangan Keluarga
“Kemerdekaan finansial tersedia bagi mereka yang mempelajari dan mengusahakannya.” (Robert Kiyosaki, Pas Butuh Pas Ada).
Tantangan hidup di zaman now alias neng omah wae, begitu tulis Ditto Santoso dalam buku “Pas Butuh Pas Ada”, terasa semakin berat karena godaan gaya hidup konsumtif yang semakin mudah dilakukan.
Wajar, zaman sekarang mau belanja apa saja gampang, cukup main gawai sambil rebahan di rumah. Pengin update promo apapun juga nggak perlu susah-susah tanya ke merchant-nya, karena dengan suka cita pihak merchant akan mengirimkan infonya ke gawai kita.
Namun, harus saya akui segala kemudahan ini justru menjadi tantangan dalam Perencanaan Keuangan Keluarga, alias PKK. Padahal, seperti yang saya kutip dari Buku Pas Butuh Pas Ada halaman 3.
Perencanaan Keuangan Keluarga merupakan proses merencanakan keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan cara pencapaiannya sendiri bisa dengan meningkatkan pendapatan, menabung atau berinvestasi. Selain itu, pastikan suami istri kelola keuangan bersama sehingga lebih transparan.
Nah, sebagai Menteri Keuangan Keluarga, saya mencoba mencari referensi buku bertema finansial yang mudah dipahami, namun menyajikan materi konkrit agar bijak mengelola keuangan keluarga.
Buku bersampul kuning cerah, terbitan Penerbit Klikplus Asia ini pun saya pilih karena beberapa kelebihan yang bisa Teman-teman baca dalam ulasan berikut ini.
Sinopsis Buku “Pas Butuh Pas Ada”
“Sebesar 20% isi pengelolaan keuangan pribadi adalah soal pengetahuan. Sementara 80%-nya adalah soal perilaku.” (Dave Ramsay, Pas Butuh Pas Ada)
Secara garis besar, Buku “Pas Butuh Pas Ada” memaparkan dengan jelas kondisi-kondisi yang dialami masyarakat masa kini pada umumnya.
Mau nabung susah karena godaan gaya hidup semakin besar. Sedangkan, kebutuhan hidup terus melambung karena rasa-rasanya semua hal menjadi kebutuhan utama. Padahal, tidak sedikit yang sebenarnya hanya sebatas keinginan semata.
Buku setebal 112 halaman dengan 7 lembar halaman depan, prakata dan daftar isi ini menjelaskan beberapa hal seperti:
- Mengapa perencanaan keluarga penting?
- Bagaimana keluarga yang bahagia bisa menebar kebahagiaan bagi sesama?
- Bagaimana menjalin komunikasi keuangan dengan keluarga?
- Menyiapkan dana darurat untuk pendidikan anak
- Mengajarkan literasi finansial pada anak.
- Bagaimana mengelola keuangan di masa pandemi?
- Tips pensiun bergaya.
- Bagaimana menjalankan bisnis rumahan?
- Bagaimana melakukan pinjaman namun untuk menabung?
Lengkap sekali, bukan?
Selain 9 pembahasan di atas, Buku “Pas Butuh Pas Ada” juga menyajikan pembahasan mengenai 8 Unsur Alam untuk Rumus Sukses Keuangan Keluarga, atau yang disebut Hasta Brata.
Pengetahuan ini bisa dibilang baru bagi saya, dan mungkin juga bagi teman-teman. Karena itu, dalam ulasan kali ini akan saya tambahkan sedikit pembahasan tentang Hasta Brata yang merupakan salah satu bagian menarik dari buku “Pas Butuh Pas Ada”.
Hasta Brata : 8 Unsur Alam untuk Rumus Sukses Keuangan Keluarga
Hasta Brata berarti delapan langkah (tuntunan) perilaku yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan untuk menjalankan fungsinya (halaman 16).
Kata Hasta dan Brata diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “hasta” delapan dan “brata” langkah atau perilaku.
Delapan tuntunan langkah atau perilaku dalam Hasta Brata mengacu pada unsur-unsur alam dan nilai positif yang terkandung di dalamnya. Delapan unsur alam tersebut meliputi:
- Bintang yang bermakna petunjuk.
- Air merepresentasikan komunikasi yang cair dalam keluarga.
- Bumi sebagai simbol konsistensi.
- Api sebagai wujud keberanian.
- Langit mewakili pemikiran yang luas.
- Bulan yang melambangkan keteduhan.
- Udara yang mewakili dimensi keikhlasan.
- Matahari sebagai bentuk teladan.
Delapan unsur alam dalam Hasta Brata diulas secara lengkap dalam buku “Pas Butuh Pas Ada” sesuai dengan representasi masing-masing unsur.
Misalnya Matahari yang merupakan unsur terakhir dalam Hasta Brata. Matahari merupakan pengingat bagi orangtua sebagai pelaku ekonomi tentang bagaimana menjadi teladan dalam mengelola keuangan. Diharapkan orangtua dapat memberikan pengalaman nyata bagi anak sehingga mereka lebih mudah mempelajarai bagaimana harus cara bijak mengelola keuangan.
Selain itu dijelaskan juga mengenai unsur Air yang bersifat cair dan menjadi media yang paling mudah untuk melarutkan apa saja. Air merupakan representasi mengenai suasana komunikasi yang cair antar anggota keluarga. Terlebih dalam pengelolaan uang, penting sekali agar suami istri kelola keuangan bersama.
Untuk enam unsur lainnya, langsung pelajari dari bukunya saja, ya. Saya enggak mau kebanyakan spoiler di sini, hehe.
Mewujudkan Impian Bersama Credit Union
“Uang bukanlah cara, melainkan sarana untuk mencapai tujuan,” (Raiffesen, Pas Butuh Pas Ada, hal 85)
Di samping menyajikan cara-cara sederhana dalam pengelolaan keuangan keluarga, “Pas Butuh Pas Ada” juga memperkenalkan saya pada Credit Union, salah satu bentuk lembaga keuangan yang memberikan pelayanan keuangan bagi anggotanya (halaman 84)
Credit Union yang dirintis oleh Raiffesen, bukan merupakan “sekumpulan modal”, melainkan “sekumpulan manusia” yang saling percaya dan bersama-sama mencari jalan keluar untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Credit Union merupakan lembaga yang dipilih penulis untuk mewujudkan impian menerbitkan buku cetak secara mandiri. Sebagai anggota Credit Union, Ditto Santoso mengajukan sejumlah pinjaman modal untuk penerbitan buku perdananya. Hal serupa juga bisa kita lakukan jika memang memerlukan dana untuk mengembangkan bisnis yang sekarang sedang dirintis. Saya pribadi juga jadi kepikiran ingin menambah modal untuk bisnis Homedress yang baru 3 bulan ini saya rintis.
Bagian Menarik dari Buku “Pas Butuh Pas Ada”
Selain memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi perekonomian saat ini dengan bahasa yang mudah dimengerti, buku “Pas Butuh Pas Ada” ini sangat layak dimiliki karena beberapa hal penting seperti:
- Menyajikan tips merencanakan pengelolaan keuangan keluarga (hal. 7). Bagian ini sangat penting bagi pemula seperti saya yang masih meraba-raba dalam hal fa
mily financial planning. Apa saja yang perlu dilakukan untuk melakukan monitoring keuangan (hal. 35). - Bagaimana memproyeksikan biaya pendidikan anak.
- Kegalauan yang harus dihadapi generasi millenial.
- Terdapat tips memulai bisnis rumahan yang sangat cocok untuk pemula.
- Menyajikan tips dan trik merawat pelanggan bagi pebisnis rumahan.
- Contoh membuat anggaran pendapatan dan belanja keluarga
- Contoh neraca keuangan keluarga secara sederhana.
Menarik, ya? Saya pribadi merekomendasikan buku yang mengajarkan cara bijak mengelola keuangan keluarga ini bagi siapapun yang memiliki keterkaitan dengan pengaturan keuangan keluarga. Baik itu Ibu Rumah Tangga, suami, pebisnis pemula bahkan bagi mereka yang masih lajang dan sedang mempersiapkan kehidupan berumah tangga.
Buku “Pas Butuh Pas Ada” karangan Ditto Santoso ini bisa dibeli dengan harga 70K (belum termasuk ongkir untuk luar Jabodetabek). Sedangkan untuk pemesanannya bisa dilakukan melalui Sales Rumah Bangga dengan menghubungi link WhatsApp berikut ini https://wa.me/6282110184140
Nah, siapa nih yang sudah baca buku “Pas Butuh Pas Ada”? Coba share dong, pelajaran apa yang bisa kalian petik dari buku bergenre Self Improvement ini.
Wah ga sabar nih baca lebih detail. pas butuh pas ada. keuangan seperti itu yang aku dambakan. perencanaan 20 persen pengetahuan dan 80 persen perilaku. pas banget nih
Merencanakan keuangan itu memang penting banget ya mbak karena kita gak tau kapan kebutuhan itu diperlukan, jadi pas buth pas ada deh ya. Di dalam buku ini dikasih gambaran apa saja yang harus disiapkan dan tips-tipsnya ya
Poin yang paling susah nih soal mengelola keuangan. Soalnya aku dan suami termasuk tipe santuy. Apalagi berhadapan dengan gimana mendidik anak untuk bijak soal keuangan. Duh makin besar PRnya.
Kayaknya harus baca buku “Pas Butuh, Pas Ada” tuh biar bisa lebih bijak mengelola keuangan keluarga. Gaswat kalau kaya pas awal-awal diterjang corona kemarin. Ngeri deh kalau diceritain. Jadi pelajaran buat cerdas soal keuangan.
Sepertinya buku ini sangat bagus untuk dibaca. Saya sangat penasaran dengan pembahasan Hasta Brata, yang mengacu pada unsur-unsur alam dan nilai positif yang terkandung di dalamnya.
Keinginan saya tentang finansial juga sederhana saja yaitu pas butuh pas ada. Dan sama seperti pengalaman mba Damar, so far begitulah adanya. Dan jujur aja saya juga masih belajar untuk melek finansial. Jadi, sepertinya saya tertarik dengan buku ini. Makasih rekomendasinya, mba Damar 🙂
Ini bukunya tips-tips mengelola keuangan tetapi juga ada filosofinya yah. Kayaknya engga terlalu tebel juga yah. Saammma dong, rada melek keuangan akhir-akhir aja. Banyak kesempatan yg kelewat, karena usia juga sih. Jadi mumpung masih muda, harus manfaatkan nih ilmu mengelola keuangan yg benar.
buku emang dibutuhkan banget buat kita disaat pandemi seperti ini. pengelolaan keuangan yang baik adalah salah satu cara beradaptasi dimasa seperti ini dan cara kita bertahan hidup
Menarik nih, apalagi dari waktu ke waktu anak tumbuh semakin besar. Pengelolaan uang di sebuah keluarga juga harus sudah diplanning jauh2 hari . Terimakasih infonya, kapan2 klo ada kesempatan pasti bakal baca bukunya hehe
Wahhh aku penggemarnya Mas Ditto. Sungguh menarik point Hasta dan Bratanya. As always bukunya Mas Ditto itu super mbumi, easy to read, dan mengalir ajaaa gitu. Full of wisdom pastinya.
Baca judul bukunya udah menggelitik banget. Soalnya aku bangeeet. Pas butuh bayar sekolah anak, pas menang lomba. Pas butuh laptop baru, pas dapat hadiah laptop.. hehe.
Memang sih paling baik direncanakan sebaik2nya biar nggak pusing di waktu2 darurat. Tapi ya itu seringnya ketemu kondisi pas butuh pas ada.. jadi merasa woles.. memang butuh alasan kuat untuk belajar dan mengatur ulang keuangan keluarga nih.
Dewi belum baca, karena belum punya bukunya, heheheh …. Baca review mbak Damar jadi terkesima, menarik banget ya bukunya, dari cover bahkan bahasa yang mudah dimengerti. Pengelolaan keuangan itu penting banget, apalagi zaman sekarang, tinggal rebahan aja bisa belanja ya. Jangan sampai pas butuh pas enggak ada, hiks.
Buku yang sangat menarik nih menurutku. Apalagi di dalamnya terdapat tips merencanakan pengelolaan keuangan dalam keluarga. Itu saya perlu banget. Karena saat kondisi begini, keuangan keluarga harus benar-benar diatur agar tidak kebablasan konsumtifnya.
Mbak Ais, aku mengalaminya nih. Pas butuh alhamdulillah pas ada. Contohnya waktu mau melahirkan tahun lalu. Niatnya kan mengandalkan asuransi eh harus pindah tempat melahirkan yang tidak di-cover asuransi. Di kala aku mules di ruang bersalin alhamdulillah ada rezeki dari Allah.
Bagaimanapun, rezeki itu perlu dikelola salah satunya ya melek literasi keuangan. Menarik nih baca spoilernya, hihi … ga cuma urusan dana darurat atau pensiun, ada tips berbisnis dan credit union juga.
Paling enak memang kalau pas lagi butuh pas ada. Tapi itu bisa terealisasi kalau kita punya simpanan dan mengelola keuangan dengan benar ya
Bolehlah bukunya mbk, keren kayaknya. Apalagi buat emak-emak, kudu pinter-pinter mengelolah keuangan. kalo ngk pinter ntar malah keinginan/nafsu kita yang mengelolah keuangan. hehehe
Makasih lo mbk atas informasi review bukunya.
Yg lg galau biaya pendidikan anak, moga ada aja rezekinya aaamiin
Nah perilaku ini, kdng diri sendiri pun ra iso mbedain mana yang butuh dan mana yang pengen haha
Bukunya menarik niiih jd kepengen deh baca sendiri. Kalau baca buku kyk gtu biasanya termotivasi utk lbh hemat2 duit lg biasanya 😀
Menarik ini Mbak bukunya. Dan baru kali ini juga dengar soal Hasta Brata, jadi menambah daya tarik bukunya. Saya paling penasaran sama tips pensiun bergaya dan bagaimana melakukan pinjaman untuk menabung itu. Kok unik, ya, bahasannya? 🙂
Duh aku berasa dicubit karena perencanaan keuanganku juga berantakan, Maaak. Kalau ngandelin jurus pas-pasan itu serasa naik roller coaster, senam jantung teruuus :v Analogi unsur alamnya menarik ya. Aku jadi pengen baca juga
Belum baca buku ini sih Mba, menarik sepertinya ya. Soalnya saya juga masih dalam perjalanan mengumpulkan dana darurat. Masa pandemi begini oenting banget ya ternyata DD itu
wah buku yg recomended ini. ..
biar lebih bijak atur keuangan ya mbak…
Pas Butu Pas Ada .. menarik ya judulnya. Sepertinya sederhana tapi ternyata isinya strategi finansial.
TErtarik mengetahui lebih dalam tentang 8 Unsur Alam untuk Rumus Sukses Keuangan Keluarga.
Iyaaa, masa pandemi ini duit lebih boros hiks…sekarang berusaha mengerem keinginan yang nggak perlu. Apalagi nih yang bisa dihemat? biar bisa nabung dan investasi walaupun sedikit..
iya ya duuu isinya jlebb, buku pas butuh pas ada, ^_^ literasi keuangan ini emang perlu bisa sehingga walaupun di situasi kurang menyenagkan, tetap dousahakan yang brv
Tahun 2020 memang ujian yang berat, segala rencana ambyar, tabungan menipis
*Mesti lebih kencang kan ikat pinggang
Pemahaman mengenai literasi keuangan juga mesti dipahami ya..meski dalam lingkup keuangan keluarga (agar tidak ada ‘kebocoran’)
Wah menarik ya.. Philosofis di balik hasta brata ini.
Jd ada analogi yg mendalam terkait konsep family financial planning ini.
Ga cuma soal angka2
pas butuh pas ada .. memang ini yang kita perlukan yaaa mba apalagi saat seperti ini yang banyak keterbatasan
Dari semua bab da;am buku ini saya paling penasaran sama bab 7, Tips Pensiun Bergaya soalnya tidak lama lagi saya akan pensiun, insya Allah 2024 akhir saya pensiun bahkan suami akan pensiun akhir tahun 2022.
Btw, apakah sudah terlambat buat saya mengelola keuangan? Adakah penjelasannya dalam buku ini.
Pas butuh pas ada itu dengernya aja enak banget. Bacaan tentang keuangan seperti ini sepertinya juga harus rajin aku baca supaya makin melek tentang financial planning. 🙂
Bener ya Perencanaan Keuangan Keluarga merupakan proses merencanakan keuangan untuk mencapai tujuan2 keuangan jangka pendek maupun jangka panjang Penting literasi keuangan biar cash flow aman
Intinya dipengelolaannya ya mb…aku juga masih sembarangan nih ngelola uang. Belum bisa milah-milah dengan baik dan benar. Tertarik tuh dengan konsep hasta bratanya. Jadi penasaran isinya seperti apa
wah kayanya buku ini cocok juga nih Mak, untuk aku yang juga nggak giitu melek finansial. Toss lah, suami aku juga cuek aja orangnya sama literasi keuanagan. Seperti aku juga butuh buku iniii, makasi infonya ya maaaak
Bagus banget penguatan bahwa “Uang bukanlah cara, melainkan sarana untuk mencapai tujuan.”
Yang p[erlu dipahami lagi yaa…rejeki itu gak hanya uang. Jadi teruslah berikhtiar dengan cara yang benar.
Bagus sekali insight bukunya..
Judulnya bikin penasaran sama isinya. Dan baca reviewnya di sini, isinya menurutku bagus juga. layak buat di beli dan dibaca nih, secara saya dan suami juga tipe yang santai dalam masalah keuangan
Bukunya bagus ya untuk mengetahui bijak mengelola keuangan keluarga apalagi di masa pandemi seperti ini
pas butuh pas ada, keren banget nih bukunya. dan kusuka sekali dengan quote ini “Uang bukanlah cara, melainkan sarana untuk mencapai tujuan,” setuju sekali dengan kaliamat itu.