Menelusuri damaraisyah.com dalam Ruang Ingatan

Empat tahun yang lalu, pada bulan Juni 2016, saya tidak pernah berpikir blog damaraisyah.com akan sampai pada titik ini. Saat itu saya membuat blog gratisan di blogspot dengan judul “Inside of Miracle Life”. Saya membuatnya semata-mata untuk memenuhi tugas di kelas menulis artikel yang saya ikuti. Tidak disangka damaraisyah.com terus bertumbuh dan menyimpan banyak memori.

Sebenarnya, blog bukan hal yang baru untuk saya. Jauh sebelum saya berkecimpung di dunia blogging, saya sudah sering membaca blog dan memiliki beberapa blogger inspiratif.

Sebut saja blog “Idekuhandmade“. Blog milik crafter Martha Puri Natasande ini sudah saya baca sejak belasan tahun lalu hingga saat ini. Selain itu, ada juga blog belasan blogger lain baik dari dalam maupun luar negeri.

Flash Back saat Pertama Kali Membuat Akun di Blogspot

Seperti yang saya ceritakan di bagian pembuka, awalnya saya membuat blog sekedar untuk memenuhi tugas di kelas menulis. Jadi, tujuan saya murni hanya untuk menggugurkan tugas.

Selama tiga bulan terakhir setelah blog tersebut saya buat, saya tidak pernah menulis postingan baru. Walhasil, blog saya penuh “debu dan rumah laba-laba”, begitu biasanya Teman-teman bloger menyebut blog yang tidak dirawat pemiliknya.

Selanjutnya, pada awal November 2016, seorang Lifestyle Blogger yang sangat menginspirasi saya, yaitu Mbak Ira Dunia Biza menyelenggarakan giveaway dengan tema “Kisah Menyusui”.  Saya pun tertarik mengikuti giveaway tersebut karena Mbak Ira menjanjikan bahwa 10 tulisan terbaik akan dibukukan. Kebetulan, giveaway ini juga tidak mensyaratkan domain TLD bagi pesertanya. Jadilah aisydamara.blogpsot.com ikut ambil bagian dalam giveaway tersebut.

Apakah saya menang? Oh jelas. Maksudnya jelas kalah! Haha.

Saat itu, gaya bercerita atau storytelling saya masih acak adul. Sangat kaku dan berkesan dipaksakan.

Ejaan? Ya, lumayan saja. Lumayan banyak salahnya, haha. Belum lagi urusan gambar atau foto dan materi pendukung lain sebangsa infografis. Semuanya masih jauhhh dari peserta lainnya.

Pokoknya, saat itu saya masih super culun, meskipun sampai sekarang juga belum pinter-pinter amat kikiki.

Namun, saya tidak berhenti sampai di situ. Saya mulai berpikir ternyata, ngeblog itu seru juga, ya. Kalau biasanya saya hanya membaca blog orang lain, sekarang rasanya seneng juga  ketika blog kita gantian dibaca.

Saya pun memutuskan untuk merawat blog gratisan yang saya buat itu. Tujuannya hanya sekedar untuk menyimpan memori. Jika pada akhirnya apa yang saya tulis bermanfaat untuk pembaca, tentu itu hanya bonusnya.

Tetapi, yang terjadi selanjutnya justru jauh dari ekspektasi saya, karena ternyata blog gratisan itu terus bertumbuh setelah saya mengirimkan sejumlah uang untuk pembelian domain dot com.

Merasa Keren Setelah Membayar Domain

Alasan memilih nama domain damaraisyah.com

Ya, Maret 2017 atau sekitar 4 tahun  yang lalu saya memutuskan membeli domain untuk blog damaraisyah.com—satu-satunya blog yang saya miliki hingga hari ini.

Saya cukup lama mempertimbangkan sebelum akhirnya mengontak salah satu web hosting yang direkomendasikan seorang teman. Saya menimbang-nimbang, kira-kira apa manfaatnya memiliki domain? Nambah pengeluaran jelas iya, karena harus memperpanjang biaya domain setiap tahun. Tapi, adakah manfaat lainnya?

Untungnya, saat itu saya berhasil memantapkan diri dengan memisahkan sejumlah uang yang saya bujetkan untuk biaya domain. Anggap saja modal, begitu pikir saya.

Ternyata, saya malah merasa keren setelah blog “Inside of Miracle Life” berganti nama menjadi Damar Aisyah’s Blog dengan domain dot com. Salah satunya karena nama domain menjadi pendek, sehingga terdengar lebih profesional dan mudah diingat.

Selain itu, siapa sangka setelah membeli domain saya malah mendapatkan banyak peluang baru yang selama ini tidak pernah terlintas dalam pikiran. Selain memenangkan berbagai lomba blog, saya pun mulai memiliki penghasilan dari dunia blogging.

Menang Lomba dan Berpenghasilan dari Blog

Sebulan berselang setelah damaraisyah.com resmi menjadi blog Top Level Domain ( TLD), sebuah email penawaran kerjasama dari Online Travel Agent (OTA) ter-femes di negeri ini masuk dalam inbox saya. Enggak tanggung-tanggung, si Pengirim Email langsung menawarkan kerjasama dalam bentuk sponsored post. Kala itu, satu artikel yang saya tulis dengan menautkan 1 eksternal link eksternal menuju website klien dihargai 300 ribu rupiah.

Senang? Wah, nggak cuma senang, tapi bungah kalau kata orang Jawa. Alias senangnya enggak karu-karuan.

Saat itu, sebagai Blogger Culun jangankan memahami DA, PA atau SEO, trafik blog saja saya enggak pernah memperhatikan. Pokoknya nulis yang enak dibaca dan pesannya tersampaikan. Sudah, gitu saja.

Hingga akhirnya, saya pun mulai serius belajar storytelling dengan alasan untuk memperkuat gaya bercerita dalam blog.

Seperti yang dikatakan Pak Bambang Irwanto—blogger sekaligus penulis cerita anak di Bobo dan penulis cerpen di berbagai majalah remaja—teknik storytelling membuat tulisan dalam blog lebih mengalir dan bercita rasa, sehingga pembaca lebih betah. Sekarang pun, brand menyukai tulisan bergaya storytelling untuk mengulas produk mereka karena efeknya lebih kuat dalam mempengaruhi konsumen.

Berbekal sedikit keterampilan storytelling, saya pun mulai memberanikan diri mengikuti kompetisi menulis di blog.

Siapa sangka, pada tahun 2017 itu juga saya memenangkan beberapa lomba blog bertema parenting yang menjadi niche utama damaraisyah.com. Kepercayaan diri saya pun mulai bertumbuh seiring bertambahnya jumlah pembaca dan email pekerjaan yang terus berdatangan. Saya pun memantapkan diri untuk semakin serius di dunia blogging.

Dari Blogspot ke WordPress

November 2018 saya memutuskan bermigrasi ke platform WordPress. Kali ini pun saya sempat berpikir lama sebelum akhirnya memutuskan membayar hosting. Sempat terlintas bahwa WordPress itu lebih rumit. Apa iya bakalan cocok untuk Emak Gaptek seperti saya?

Ternyata, semuanya tidak serumit yang saya bayangkan. Platform WordPress juga tidak begitu menakutkan selain bayaran hostingnya yang amit-amit sehingga harus betul-betul dianggarkan. Namun, semuanya berbuah manis ketika trafik blog meningkat tajam hingga pernah menembus angka 36 ribu per bulan.

Bagi blogger selow seperti saya, hal ini sungguh menakjubkan. Tawaran pekerjaan pun semakin menggiurkan seiring dengan kenaikan angka di rate card. Selain itu, tahun 2018 sangat berkesan karena saya dapat menyaksikan Opening Ceremony Asian Games 2018 di kursi VIP secara gratis. Semua tidak mungkin terjadi jika saya tidak nekat memilih damaraisyah.com sebagai nama domain saya.

Inspirasi di Balik Domain Blog damaraisyah.com

Bagi saya nama domain adalah doa. Ketika saya memilih nama domain damaraisyah.com, saya selipkan sebaris doa agar domain tersebut memberi manfaat bagi saya pribadi, dan orang-orang di sekitar saya.

Selain itu, jujur saja saya terinspirasi dengan almazia.co. Dari blog Mbak Alma—founder BPN—saya mempelajari dasar-dasar pembuatan blog. Bahkan dari blognya juga saya mengunduh template WordPress yang pernah saya pakai sebelum template yang sekarang.

Awalnya saya sempat berpikir untuk menggunakan nama domain semacam “emakblogger”, “buknaj”, “parentingbuknaj”, pokoknya semua yang berbau ibu-ibu, karena tema utama saya, kan, ibu-ibu banget.

Tapi kemudian, saya memutuskan nama domain damaraisyah.com yang menurut saya lebih representatif karena blog ini akan merekam banyak hal yang berkaitan dengan author-nya. Hal ini terbukti benar karena dalam perkembangannya saya tidak hanya menulis tema parenting. Blog saya pun berkembang menjadi blog bercita rasa “gado-gado” karena sebagai perempuan hidup saya juga terasa seperti gado-gado. Campur aduk dan sangat kompleks!

Blog Gado-Gado A La damaraisyah.com

Niche blog yang cocok untuk momblogger

Awal tahun 2019 saya kembali mencoba menulis tema baru di dalam blog. Saya memberanikan diri untuk menjajal tema kecantikan, kemudian menambahkan label “beauty” di dalam blog.

Saya mulai menantang diri sendiri untuk menghasilkan artikel kecantikan yang informatif meskipun tidak berani menyebut diri ini sebagai Beauty Blogger. Namun, sepertinya saya memiliki kesempatan dalam tema ini karena beberapa tulisan kecantikan di blog damaraisyah.com akhirnya nangkring cantik di halaman pencarian Google. Pembaca blog saya pun kerap mengirimkan email atau inbox di FB untuk berkonsultasi tentang produk kecantikan yang saya gunakan.

Sejak saat itu, saya mulai memantapkan diri menjadi Lifestyle Blogger yang memiliki perhatian khusus terhadap dunia pengasuhan (parenting), kecantikan (beauty), kesehatan (healthy) dan hobi yang berkaitan dengan kegemaran pada aktivitas membaca.

Jadi, Teman-teman enggak perlu heran kalau menemukan banyak kategori dalam blog damaraisyah.com. Karena blog ini memang seperti gado-gado. Bahannya macam-macam, kemudian dicampur aduk dalam satu wadah yang saya persembahkan khusus untuk pembaca  tercinta.

Mengapa Masih Ngeblog?

Hingga tahun 2021, masih banyak yang bertanya kepada saya, “Mau ngeblog sampai kapan?”

Ya, pertanyaan ini memang tidak mengejutkan karena kenyataannya platform menulis semakin banyak. Tetapi, sampai hari ini saya masih memiliki beberapa alasan menulis di blog, di antaranya karena:

  1. Merasa lebih personal dalam menyampaikan gagasan.
  2. Terlalu banyak memori yang terlanjur saya simpan di blog dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
  3. Blog merupakan media yang saya gunakan untuk mengasah keterampilan di dunia kepenulisan.
  4. Merasa sayang kalau tidak menulis di blog lagi karena bayar hostingnya sudah mahal, haha.
  5. Blog membuat saya “ada”. Tanpa damaraisyah.com saya mungkin tidak menjadi seperti sekarang.

Kesimpulan

Bagi saya menulis tentang blog damaraisyah.com seolah tak ada habisnya karena terlanjur menempati sebagian besar ruang ingatan. Blog ini bertumbuh seiring bertambahnya pemahaman saya tentang kehidupan.  Segala hal yang saya putuskan terkait damaraisyah.com juga saya lakukan dengan penuh pertimbangan. Karena damaraisyah.com ibarat rumah yang akan selalu menjadi tempat untuk “pulang”.

 

 

 

 

 

 

8 thoughts on “Menelusuri damaraisyah.com dalam Ruang Ingatan”

  1. Mencintai menulis melalui blog bukan hanya menyenangkan juga menghasilkan ya mbak. Sukses selalu buat mbak Damar.

    Reply
  2. yang aku inget dari blog ini adalah mba Damar sering menang lomba hehe. Selain itu yang bikin aku ikutan seneng saat menang lomba blog Asian Games, yang kala itu acaranya disorot se Indonesia. Ternyata memang buat pembaca berkesan juga setiap postingan mbak. Belom lagi kalo ngereview kecantikan, super duper komplit. Aku juga belajar cara review produk dari blog mba Damar. Semoga makin sukses ya mba 🙂 Amin

    Reply
  3. Kemarin ini ada yg tanya, ngeblog ngapain sih? Susah jelasinnya kalau belum nyoba yah. Up and down juga sih ngeblog. Kemarin ini rada males. Trus keinget, lhah ntar DA turun. Hehe…
    Aku lagi mau ngecilin sayur gado-gadonya nih, biar engga terlalu gado-gado. Masih belajar juga riset-risetan KW. Hadeuh…makin didalami, makin engga ngerti apa-apa…

    Reply
  4. inspiratif banget mbak, menjadi blogger ternyata nggak semudah membalik telapak tangan…perjalanan saya masih jauh, blog baru umur 6 bulan hehe

    Reply
  5. Yuni dulu memulai blog juga di blogspot. Gratisan kan. Awalnya cuma iseng untuk menulis cerita pendek atau curahan hati sih. Kegalauan dan kegelisahan juga. Eh, kok ya keterusan. Yah, meski belum menang lomba ngeblog sih. Eh, menang sekali ding. Lomba SEO kemarin. Lumayanlah. HEhehe

    Reply
  6. Mba Damar ini salah satu blogger cerminanku je.. aku jd manteb melu TLD juga karena dirimu. Sepak terjangmu mantul pisan. Dan menelisik setiap tulisanmu bikin nyaman. Apalagi bab beauty selalu the best. Keep up the good work ya mba. Aku padamuuh

    Reply
  7. Alhamdulillah..dari sekedar menggugurkan tugas kelas menulis jadi berkembang seperti sekarang blognya ya, Mbak Damar.
    Selamat..!
    Salut dengan ketekunannya untuk terus belajar. Semoga makin lancar jaya dan selamat bersenang-senang dengan blognya sebagai rumah untuk pulang kapan saja

    Reply
  8. Wah ternyata alasan kita sama, Mbak tujuan waktu membuat blog. Saya pun dulu buat blog karena mengikuti one day one article yang mengharuskan peserta memiliki blog. Hanya bedanya, sejak buat blog, saya rutin mengisinya setiap hari selama dua bulan. Selanjutnya diisinya gak setiap hari hehehe

    Reply

Leave a Comment