7 Cara Agar Membaca tak Sekedar Rutinitas tapi Kebutuhan Anak

Dalam didikan keluarga saya, membaca merupakan salah satu cara untuk bertamasya di tengah keterbatasan melakukan perjalanan. Membaca aneka jenis bacaan tidak hanya memperkaya pengetahuan, tapi mampu memanjangkan langkah kami saat kaki urung berpindah tempat.

Setiap orangtua yang memiliki kesenangan pada buku bacaan pasti bercita-cita untuk menularkan hal yang sama pada anak-anaknya. Selain manfaat dari segi ilmu pengetahuan yang dirasa akan sangat berguna bagi kehidupan, aktivitas membaca memang memberikan kesenangan tersendiri, ibarat candu yang membuat siapapun ketagihan untuk menyesap nikmatnya lagi dan lagi.
Membaca nggak hanya membuka akses informasi, tapi aktivitas ini mampu menghadirkan dunia baru bagi orang-orang yang terlanjur merasakan nikmatnya. Dunia-dunia yang tak selalu nyata, tapi mampu membawa setiap pembaca masuk dan mereka-reka sendiri gambaran dunia dalam imajinasi bacaan mereka.
Telah lama saya menemukan kenikmatan dalam aktivitas yang satu ini. Bagi saya, membaca bukan sekedar rutinitas yang sengaja saya bangun. Tapi, sekarang ini membaca telah menjadi kebutuhan saya setiap hari. Tak ubahnya sepiring nasi dan secangkir kopi, membaca harus mendapatkan porsi yang sesuai sehingga tak terasa ada yang kurang saat melalui hari.

Proses Berkenalan dengan Aktivitas Membaca

Tentu saja hal seperti ini tidak terjadi begitu saja. Proses berkenalan dengan aktivitas baca-membaca telah saya lalui semenjak saya duduk  di bangku kelas satu sekolah dasar. Saya ingat betul, saat sebagian besar anak-anak pada usia saya belajar mengeja dari buku alphabet bergambar, saya lebih tertarik mengeja koran Jawa Pos atau Majalah Kartini milik ibu saya.
Media membaca yang berukuran besar dan penuh gambar nampaknya begitu menyedot perhatian saya. Maka sejak saat itulah, ibu saya dengan telaten melayani keinginan saya dengan mengajari mengeja halaman-halaman yang bertema umum dan aman untuk anak-anak.
Hingga akhirnya ketika saya mulai lancar membaca. Kebiasaan membaca Jawa Pos tak sedikit pun surut dari kesenangan. Namun karena tak setiap hari tukang koran lewat di depan rumah kami, maka koran-koran bekas pun menjadi sasaran saya. Bahkan, kadang-kadang ibu saya menyimpan koran pembungkus tempe (di kampung saya tempe biasa dibungkus dengan daun pisang kemudian dilapisi koran pada bagian luarnya) jika dirasa beritanya menarik dan sesuai untuk saya baca.
Kedua orangtua saya pun adalah “penggila bacaan”. Almarhum papa yang semasa hidupnya menjadi penerjemah dan penulis buku pelajaran tentu tak jauh-jauh dari aktivitas membaca. Sedangkan ibu saya, meskipun pendidikannya hanya sampai pada taraf SMEA (kalau sekarang SMK) tapi minat dan kecintaannya pada buku bacaan hampir tak bisa dikalahkan oleh anak-anaknya (kecuali saya yang nggak mau kalah sama nenek-nenek pembaca, baca: ibu saya, hehe)
Dalam didikan keluarga saya, membaca merupakan salah satu cara untuk “bertamasya” di tengah keterbatasan melakukan perjalanan. Membaca aneka jenis bacaan tidak hanya memperkaya pengetahuan, tapi mampu “memanjangkan langkah kami saat kaki urung berpindah tempat”.

Berjodoh dengan Penikmat Bacaan

Cara agar anak suka membaca
Membaca bersama anak sebagai bentuk quality time

Katanya kalau jodoh nggak akan ke mana, kesenangannya pun nggak akan jauh-jauh dari kita. Menurut teman-teman, pendapat ini benar, nggak? Bagi saya hal ini ada benarnya, karena pada akhirnya kecintaan saya pada buku dan aktivitas membaca semakin membuncah ketika berjodoh dengan seorang penikmat bacaan.
Pernikahan yang telah saya jalani selama delapan tahun ini semakin melejitkan gairah saya pada buku. Selain karena gabungan koleksi buku saya dan suami yang membuat jumlahnya terus bertambah, jenis bacaan saya pun semakin variatif, bujetbuku pun telah kami sepakati masuk dalam alokasi belanja bulanan.
Hal ini merupakan salah satu yang sangat saya syukuri dalam pernikahan kami. Namun bukan berarti tantangan telah berakhir, karena sekarang tiba waktunya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, yaitu membentuk generasi penikmat bacaan pada kedua anak kami.
Baca juga: Dari Rumah untuk Generasi Doyan Baca

Menularkan Kesenangan Membaca pada Anak

Tentu hal ini tak semudah puluhan  tahun lalu. Masa-masa di mana saya dan suami mulai terpapar buku kemudian langsung suka dengan aktivitas membaca, karena bagi anak-anak kami, gawai jauh lebih menarik ketimbang aneka koleksi buku yang tersusun di rak buku kami.
Tantangannya masih sama seperti saat orangtua saya menginginkan aktivitas membaca menjadi kebutuhan,  alih-alih rutinitas biasa. Tapi caranya tentu saja berbeda, karena menghadapi anak-anak generasi digital ini adalah tentang bagaimana membuat mereka menemukan sendiri ketertarikan dari setiap aktivitas yang orangtua tawarkan. BUKAN MEMAKSANYA!

Cara agar anak suka membaca
Najwa hampir selalu tertarik dengan buku bacaan, bahkan kini dia mulai senang membaca untuk teman-temannya
Tak mau melewatkan masa emas dalam milestone Najwa dan Najib, kami pun sepakat mengenalkan aktivitas membaca sejak keduanya berada dalam kandungan saya. Tidak ada hal spesial yang saya lakukan selama fase ini, karena membaca merupakan hal yang biasa dilakukan setiap hari. Hanya saja, selama masa kehamilan saya lebih banyak membaca buku cerita anak dan membacanya denga nbersuara seolah si kecil sedang  berada di samping saya.
Saat hamil Najwa tentu saya sedikit seperti orang tak waras,hehehe. Kadang berbicara sendiri dengan perut yang terus membesar, bahkan menanyakan apakah ia suka dengan apa yang saya bacakan. Berbeda dengan kehamilan anak kedua, karena sudah ada kakaknya, saya biasa membacakan janin bersamaaan dengan reading time untuk Najwa, sehingga interaksinya pun lebih mengasyikkan.
Kami sengaja memaparkan aktivitas membaca sedini mungkin pada DuoNaj. Hal ini semata-mata karena ingin menularkan keasyikannya dan tentu saja karena beberapa manfaat yang kami percayai kebenarannya.

Manfaat Mengenalkan Bacaan sejak Dini

Merujuk situs yang dikelola langsung oleh Arleen – author bukuanak – mengenalkan anak pada aktivitas membaca sejak sedini mungkin memberikan  setidaknya 7 kebaikan bagi mereka.

 

7 Kebaikan membaca sejak dini
1. Anak menjadi tidak mudah terprovokasi
Kebiasaan membaca dan mengolah informasi membentuk anak dengan kepribadian kritis. Anak-anak dengan karakter seperti ini biasanya berpikiran matang, tenang dan obyektif dalam mengolah suatu informasi sehingga tidak mudah terprovokasi dengan isu tanpa sumber yang jelas.
2. Kekuatan mental
Membaca sejak dini memungkinkan anak mendapatkan informasi dan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap berbagai hal. Kondisi ini sangat bagus untuk mengembangkan kreativitas daya imajinasinya. Begitu pula untuk meningkatkan kemampuannya dalam menemukan solusi dari suatu permasalahan.
3. Kemampuan Sosial
Sebagian besar pembaca cilik cenderung lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan lawan biacaranya. Hal ini bisa jadi dikarenakan akses informasi dan tingkat pengetahuannya luas, sehingga ia mampu membentuk self image yang positif.
4. Prestasi dan kesuksesan
Untuk meraih prestasi dan kesuksesas, seseorang harus memiliki daya juang dan ketahanan dalam mempelajari hal-hal baru. Kebiasaan membaca sejak dini mendukung sikap ini terbentuk dalam diri seseorang.
5. Perkembangan otak
Masa-masa awal kehidupan seorang anak, atau biasa disebut golden age merupakan fase di mana sel-sel penting dalam otak berkembang. Pada fase ini, jika seorang anak selalu dibacakan cerita baru, maka akan terbentuk sambungan-sambungan baru yang dapat mengoptimalkan perkembangan otak.
6. Kemampuan bahasa
Membaca sejak dini memungkinkan seorang anak memperkaya pengetahuan, menabung kosakata baru, meningkatkan kemampuan berbahasa yang meliputi mendengar dan mengekspresikan diri. Hal ini sangat berpengaruh pada keterampilan anak dalam berkomunikasi.
7. Bonding dengan orangtua
Aktivitas membaca untuk anak sebenarnya tak sekedar memberi manfaat untuk anak-anak, tapi cara ini sangat efektif untuk mengisi quality time dengan anak. Membangun kedekatan dan membuka jalur komunikasi melalui interaksi yang diperantarai buku bacaan.
Jika melihat ketujuh manfaat tersebut, sebagai orangtua tentunya saya sangat optimis bahwa apa yang susah payah kami usahakan sejak saat ini akan memberikan manfaat yang sepadan bagi anak-anak kelak. Untuk itu,kami pun tak lelah untuk terus mencoba menjadikan aktivitas membaca sebagai kebutuhan di rumah. Beberapa di antaranya dengan melakukan tujuh  hal berikut ini:

7 Cara Agar anak Suka Membaca

1. Memulainya sedini mungkin
Seperti yang telah saya ceritakan di atas, memulai aktivitas membaca sedini mungkin berkontribusi sangat besar pada perkembangan anak. Hal ini saya rasakan kepada kedua anak saya yang mulai menunjukkan hal-hal positif terkait perkembangan bahasanya sejak usia mereka menginjak 2 tahun.
Tapi nggak perlu khawatir jika masa-masa kehamilan itu telah terlewati. Segera, setidaknya saat usia mereka masih dini, jadikan hal ini sebagai kebiasaan bagi anak-anak.
2. Menjadi contoh
Tak diragukan lagi, setiap orangtua sering merasa kewalahan untuk mengawasi anak-anaknya. Sebaliknya, anak tak pernah lelah untuk “mengawasi”orangtuanya. Ada kalanya mereka tak mendengarkan kita, tapi percayalah,anak-anak selalu melihat apa yang kita lakukan.
Begitu pula dalam hal membaca. Anak selalu melihat apa yang orangtua lakukan. Maka nggak perlu heran jika anak-anak penghobi bacaan biasanya tumbuh dalam keluarga penikmat bacaan. Diasuh oleh orangtua penyuka bacaan dan menjadikan aktivitas membaca sebagai bagian dari kesehariannya.
Cara agar anak suka membaca
Menyediakan aneka bahan bacaan dan memastikan buku terlihat serta mudah dijangkau
3. Buku terlihat dan mudah dijangkau anak
Letakkan buku di tempat-tempat yang terlihat dan bisa dijangkau anak. Selain mendesain rak buku dengan ketinggian dapat diakses anak, biasanya saya meletakkan buku di tempat-tempat lain. Misalnya di area dekat TV, di tempat tidur, di dekat sofa atau di tempat-tempat lain yang memungkinkan anak selalu melihat buku bacaan.
4. Tumbuhkan kesan positif tentang membaca
Ada sebagian anak yang baru mendengar kata ‘buku’ saja rasanya sudah tak berselera. Seolah-olah buku adalah musuh dan membaca adalah ‘bencana’. Kejadian ini bisa dihindari dengan menjadikan aktivitas membaca sebagai bagian dari hadiah. Misalnya, saya selalu memberikan anak-anak reward jika mereka  disiplin membereskan mainannya, kemudian tepat waktu saat jam tidur siang tiba. Hadianya adalah membacakan buku cerita pilihan mereka. Dengan begitu mereka menganggap aktivitas membaca adalah hadiahyang menyenangkan dan dinantikan, bukan sebaliknya.
Oh ya, jangan sekali-kali menjadikan membaca sebagai ancaman atau hukuman bagi anak. “Kalau nilainya nggak bagus, maka ibu akan menghukummu dengan membaca buku ini!” Please… jangan sekali-kali melakukan hal tersebut pada anak-anak kita. Karena dengan begitu anak akan melihat membaca sebagai suatu bentuk keterpaksaan dan menyiksa.
5. Rutin
Dalam satu sesi reading time dengan anak idealnya tidak perlu terlalu lama. Bahkan tidak perlu menghabiskan satu buku cerita, kecuali anak menginginkannya. Kuncinya adalah melakukannya secara rutin, sehingga anak bisa merasakan “ada yang kurang” jika membaca terlewat dalam keseharian mereka.
6. Beri kebebasan untuk memilih
Anak-anak akan sangat senang jika diberikan kebebasan untuk memilih buku yang diinginkannya. Itu sebabnya semua jenis bacaan yang menjadi koleksi keluarga wajib hukumnya melalui screening orangtua.
Kebebasan memilih jenis bacaan membuat anak merasa dihargai dan diperlakukan selayaknya seorang penikmat bacaan. Cara ini akan meninggalkan kesan positif yang mampu menumbuhkan kesenangan dari aktivitas membaca itu sendiri.
Cara agar anak suka membaca
7. Jangan dipaksa!
Sekali lagi orangtua perlu menahan diri untuk tidak memaksa. Biasanya, paksaan justru menyebabkan keinginan menjauh dari apa yang sedang berusaha didekatkan, dan dapat membentuk citra negatif terhadap suatu hal.
Itulah sebabnya aktivitas membaca harus ditularkan dalam bentuk kebutuhan. Segera setelah anak melihat orangtua memiliki kebutuhan akan hal tersebut, maka bukan tidak mungkin mereka pun akan tertarik untuk memiliki kebutuhan serupa.
Tujuh poin di atas sebenarnya masih belum cukup untuk menjadikan kebiasaan membaca sebagai kebutuhan keluarga. Mengajak anak mengunjungi perpustakaan, menjadikan buku sebagai hadiah tahunan atau mengikuti komunitas pembaca merupakan beberapa cara lain yang bisa dipaparkan pada anak.
Lalu, apakah kami sudah berhadil menjadikan aktivitas membaca sebagai bagian dari kebutuhan anak-anak? Jawabnya tentu saja belum. Tapi, melihat tingkat ketertarikan anak-anak dan fase yang telah memasuki tahap rutinitas, kami optimis  hal ini tidak akan lama lagi. Poin pentingnya adalah, bahwa kesenangan terhadap aktivitas membaca tidak bisa datang begitu saja pada diri seseorang. Perlu upaya secara berkelanjutan untuk mengenalkan, kemudian menjadikannya sebagai rutinitas danpuncaknya ketika aktivitas membaca telah menjadi kebutuhan yang susah dipisahkan dari kehidupan.

14 thoughts on “7 Cara Agar Membaca tak Sekedar Rutinitas tapi Kebutuhan Anak”

  1. Ulasan yang lengkap dan menarik:)Kesenangan terhadap aktivitas membaca menag tidak bisa datang begitu saja karena perlu upaya secara berkelanjutan untuk mengenalkan, menjadikannya kebiasaan dan akhirnya bisa menjadi kebutuhan yang susah dipisahkan dari kehidupan.

    Reply
  2. Seneng banget kalau sekeluarga seneng baca (buku). Wah…nanti remaja, beda lagi genrenya.Happy parenting BuNaj…

    Reply
  3. Jangan dipaksa. Tips ini ampuh banget mbak, biarkan anak menjalani hari-harinya dengan bahagia. Kalau membaca itu bisa menjadi sumber kebahagiaan Alhamdulillah. Tetapi kalau mereka ogah-ogahan, ya udah sabar saja dan pelan-pelan mengajaknya membaca. Eh tapi senang ya mbak dapat jodoh yang sama-sama suka membaca.

    Reply
  4. Saya juga suka membaca Mba. Karena Ayah seorang tukang koran. Jadi memudahkan saya untuk mendapatkan media membaca. Dulu, sehabis pulang sekolah, saya pasti bantuin ayah saya jualan koran di pasar dan sambil menunggu pembeli, saya suka sambil baca koran hihihi

    Reply
  5. My spouse and I stumbled ᧐ver һere different website and thоught I shoսld chexk tһings out.I like what I sеe so i am ϳust fοllowing you.ᒪоok forwaard tο looking аt yoᥙr web pɑge repeatedly.

    Reply
  6. Setuju banget bun, saya kadang sama ponakan jg begitu hihi. Biar dia ada keinginan sendiri untuk membaca bukan dipaksa. Tapi ttp diajak untuk dikit2 suka baca makanya banyak banget buku anak dirumah

    Reply
  7. Nah iya tumbuhkan kecintaan pada buku dengan tidak dipaksa. Kalo suami sy malah gk suka kaba mba, wkwk. Akhirnya sy yang berusaha mengenalkan Luigi pada buku :)Tipsnya keren, tidak serta merta dlm waktu singkat. Tapi terus dibangun kecintaannya dengan kesan yang positif 🙂

    Reply
  8. Seru ya kalau sekeluarga suka membaca, bisa saling tukar info bacaan deh. Memang ya mbak, menumbuhkan minat baca pada anak itu ga bisa instant, dan yg pasti harus dimulai dari ortunya. Kalau ortunya lebih sering nampak megang gadget ya gak mungkin juga anak jadi minat sama buku. Hihi.

    Reply
  9. Aku merasa banget membaca ini jadi bonding terbaik antara aku dan io. Membaca juga cara termudah dan ter-menyenangkan untuk memberitahu anak soal nilai – nilai ( melalui buku bacaannya ) sepele banget sekarang io pinter banget ngantree karena baca buku tentang mengantre. Dan perbendaharaan bahasa anak jadi banyak ya mbak, thank you for sharing this. Aku merasa kudu lebih semangat lagi membiasakan baca ke io, setelah beberapa waktu terakhir melempem

    Reply

Leave a Comment