Diare merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami anak-anak. Sebagai ibu, saya tidak pernah ragu untuk mencoba berbagai cara mengatasi diare pada anak. Sebelum menggunakan perawatan medis dari ahlinya, saya pun tak segan mencoba cara-cara tradisional yang bisa saya terapkan di rumah.
Diare sendiri merupakan kondisi yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi BAB dan konsistensi tinja lebih cair. Umumnya, frekuensi BAB dianggap normal jika dalam sehari hanya dilakukan 1 hingga 2 kali. Namun pada kondisi ketika anak terjangkit diare, maka frekuensi BAB bisa lebih dari 3 kali.
Diare merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 525.000 anak balita meninggal setiap tahunnya karena masalah kesehatan ini (alodokter.com)
Penyebab Diare pada Anak
Infeksi rotavirus merupakan salah satu penyebab paling umum terjadinya diare pada anak. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan anak. Hal ini bisa terjadi karena anak-anak cenderung kurang memperhatikan kebersihan tubuhnya. Dan tentu saja karena pada usia kanak-kanak keterampilan untuk merawat kebersihan tubuh masih jauh dari maksimal.
Selain faktor kebersihan tubuh, diare pada anak juga disebabkan karena kondisi sanitasi yang tidak memadai serta lingkungan yang tidak sehat. Hal ini sudah semestinya menjadi perhatian khusus bagi orang dewasa. Bahwa cara mengatasi diare tidak sebatas pada pengobatan setelah gejala diare tampak pada anak. Namun tindakan preventif perlu dilakukan untuk memastikan lingkungan tempat anak-anak tumbuh dan berkembang terbebas dari ancaman infeksi virus atau kuman.
Selain infeksi virus, diare pada anak juga disebabkan beberapa faktor seperti:
- Alergi
- Keracunan makanan
- Gangguan penyerapan bahan makanan
- Efek samping penggunaan obat.
Baca juga: Pengalaman Merawat Cacar Air pada Anak
Gejala Diare pada Anak
Saya sendiri sudah beberapa kali memiliki pengalaman mengatasi diare pada anak. Kedua anak saya, baik Najwa maupun Najib pernah mengalami diare akibat infeksi virus. Gejala dan perawatan yang saya berikan pada keduanya pun berbeda.
Saat merawat Najwa, karena gejalanya ringan maka saya hanya melakukan perawatan di rumah dengan mengikuti berbagai saran yang diberikan bidan. Sedangkan saat Najib terkena diare, saya terpaksa harus menginap selama kurang lebih 5 hari di Rumah Sakit Panti Nugroho di Jogja.
Beberapa gejala diare meliputi:
- BAB lebih sering dan mencret
- Perut kembung.
- Mual dan muntah
- Demam
- Nyeri perut
- Lemas.
Enam gejala di atas sempat dialami Najib sehingga terpaksa kami harus melarikannya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Berbeda dengan kasus diare pada Najwa, ia hanya sedikit kembung dan frekuensi BAB-nya lebih sering sehingga saya hanya menerapkan cara-cara sederhana mengatasi diare di rumah.
Cara Mengatasi Diare di Rumah
- Ketika si Kecil diare, maka hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah bersikap tenang dan memastikan si Kecil tidak kekurangan cairan. Jika si Kecil masih menyusu maka tetap berikan ASI atau susu formula setiap kali ia muntah atau diare. Namun jika anak sudah mengonsumsi berbagai jenis makanan, maka tetap berikan makanan dan ditambahkan oralit selain air putih untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh.
- Berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna sehingga meringankan kerja organ pencernaan.
- Pantau suhu tubuh, frekuensi BAB dan tekstur tinja anak
- Berikan makanan dengan kandungan pobiotik untuk memperbaiki sistem pencernaan dan meningkatkan imunitas.
- Konsumsi pisang dan apel diyakini membantu mengurangi frekuensi BAB.
- Pemberian obat sebaiknya hanya dilakukan setelah konsultasi dengan ahli medis.
- Amati munculnya tanda bahaya dehidrasi pada anak seperti:
- Anak kelihatan lemas dan pucat
- Mata cekung
- Terlihat kehausan
- Tubuh dingin
- Urine sedikit dan berwarna kuning pekat kecoklatan
- Saat menangis air mata tidak keluar atau hanya sedikit.
- Terlihat mengantuk terus-menerus.
Umumnya diare dengan gejala ringan yang disebabkan oleh infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika terdapat kondisi seperti kejang, sesak napas, BAB berdarah, maka sebaiknya segera bawa anak ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat.
Pencegahan Diare pada Anak
Kasus diare pada anak di Indonesia angkanya termasuk tinggi. Untuk itu, sebagai orangtua perlu rasanya untuk melakukan pencegahan yang efektif melalui berbagai cara.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan sumber air minum.
- Pastikan mengonsumsi makanan dan air minum yang telah dimasak hingga matang.
- Biasakan mencuci tangan dengan sabun, baik sebelum dan sesudah makan, setelah BAK atau BAB, setelah bermain di luar dan memegang benda kotor.
- Mencukupi kebutuhan ASI pada anak usia <2 tahun untuk meningkatkan imunitas.
- Menyediakan asupan yang bergizi dan mendukung kesehatan pencernaan.
- Memberikan vaksin jika perlu
Kesimpulan
Untuk mengetahui dengan pasti penyebab diare pada anak memang harus melalui pemeriksaan medis. Namun, jika gejala diare yang dialami anak terlihat ringan dan tidak menunjukkan kondisi berbahaya, maka orangtua bisa menerapkan beberapa cara mengatasi diare pada anak seperti yang disebutkan di dalam artikel. Nah, jangan lupa tetap memberikan perhatian terhadap kebersihan lingkungan, tubuh dan bahan pangan serta sumber air minum yang dikonsumsi setiap hari.
Anakku kalau kena diare biasanya kami kasih teh tawar dan pisang kesukaan mereka, Mbak. Pisang raja atau ambon, seringnya sih efektif. Jarang kasih obat kalau kena diare. Paling ya itu belikan minuman probiotik dan kasih makanan yang lembut. Yang bahaya memang dehidrasi, bisa fatal akibatnya. Sewaktu di Bogor biasanya kami belikan Pocari sweat karena mereka suka. Eh, aku pun suka ding 🙂
Duhh, aku baca tulisan ini jadi ingat waktu anakku diare saat usianya masih batita. Yang ada cuma rasa panik dan takut anak akan kekurangan cairan. Apalagi kalau dia sudah gak mau makan.
Semoga dengan tips kesehatan di atas angka diare anak di negara kita bisa menurun ya, Mbak.
Anak balita memang rentan terserang diare ya. Salah sedikit soal makanan saja bisa menyebabkan masalah pencernaan ini. Trima kasih utk sharingnya
mending pake oralit ya mbak daripada obat diare dari apotek
lebih aman
kalau buat anak ya mending pakai bahan2 yang alami ya
duh kan, udah jadi siap2 belajar punya anak
padahal belom punya anak
Keinget anakku dulu saat usia 8 bulanan sampe dirawat di Rumah sakit karena diare. Sering kali kita sudah hati-hati banget menjaganya tapi tetep aja kecolongan. Memang butuh tahu cara penangannya ya mbak agar bisa tahu kapan waktunya bisa dirawat di rumah atau harus ke rumah sakit.
Kalau adekku ada yang diare, keseringan karena makanan sih mbak. Cara mengatasinya juga alhamdulillah cuma pakai resep turun temurun. Minum teh tawar anget
Kita yang dewasa aja kalau terkena diare langsung terkulai, apalagi anak-anak yang seharusnya dia lagi aktif bergerak ya. Menjaga kebersihan lingkungan memang perlu terutama cuci tangan dengan sabun untuk antisipasinya
diare pada anak dpt membuat was2 ya apalagi misalnya bsa jadi sebagai gejala, benar2 memang utk mencegah diare ini harus menjaga kebersihan baik lingkungan maupun asupan makanan yang masuk
Diare memang bahaya banget buat anak, mbak.
Thank you banget nih atas artikel beramnfaatnya.
InsyaAllah berguna banget sbg pengetahuan untuk saya kalau someday punya anak. Doain ya.. hehe
Kebersihan lingkungan harus benar-benar terjaga dan agar anak-anak terhindar dari diare tips di atas sangat bermanfaat nih
Aku termasuk ibu-ibu yang sering panik saat anak-anak sakit, tapi seiring berjalannya waktu saya jadi belajar kalau tidak semua penyakit harus dibawa ke dokter. Setuju sekali nih sama mbak damar, kalau diarenya belum parah mending diatasi dulu dengan tips yang disebutkan pada artikel ini. Pernah sih bungsuku sampai kurus karena sakit perut padahal diarenya cuma 3 hari doang, ternyata alergi hehehe
dengan mengkonsumsi apel dan pisang bisa membantu mengurangi frekuensi BAB wah mantap nih tipsnya
Pengalaman anak diare ke dokter malah semakin parah, soalnya dikasih antibiotik, hiks… Setelah stop antibiotik dan diganti probiotik sama dokter lain langsung baikan…
bener banget yang nomor 1 harus tenang, karena namanya anak sakit emang suka bikin panik, nah kalau panik jadi lupa deh harus ngapain aja biar anak sakit cepet sembuh
Ingat banget dulu sewaktu kecil ketika diare ibu selalu buatkan oralit. Dan itu memang mujarab banget.
Kalau anakku diare, aku sbnarnya cukup panik, kecuali jika dalam sehari tidak lebih dari 2 kali BAB masih santai. Biasanya, aku kasih banyak minum air putih dan berhenti makan makanan yang sekiranya menjadi sebab diare.
Memang diare pada anak itu bisa fatal ya, jika penanganan tidak tepat. Risiko dehidrasi yang menjadi pemicunya. Jadi ortu sebaiknya aware. Oh ya, saya baru tahu lho,,kl diare ada vaksinnya. Jadi bisa meminimalkan risiko ini ya.
Anak aku baru masuk 9 bulan tp pnh sih kena beberapa kali diare, tips nya sangat bermanfaat, noted buat persiapan jika sewaktu waktu anak diare lagi