D.I.Y. – Membuat Mainan Anak dari Bahan Bekas di Rumah

“Bermain adalah dunianya, tempat bermain menjadi istananya, sedangkan anak-anak ibarat raja dan ratu penguasanya.” 

“Ibuk,astonot ntu apa? Adik au adi astonot!” (“Ibuk,Astronot itu apa? Adik mau jadi astronot!”). Belasan kali kalimat ituterucap dari mulut kecil Najib. Hingga saya mulai kewalahan menjelaskan tentangastronot dan berbagai hal yang ada di ruang angkasa. Tentu saja perasaankewalahan ini  muncul, karena untuk menjelaskanhal serumit ini kepada seorang batita memerlukan trik dan kalimat sederhanaagar mudah dipahaminya.
Belumlagi kalau penjelasan itu tidak sesuai dengan imajinasi kakak Najwa yang sudahlebih tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan tata surya kita. Bukan cumadikomplain, berulang kali saya harus menerima interupsi di tengah keasyikan mengobrol bersama sang bujang.
Hampirdua bulan sejak Najwa dan Najib semakin exciteddengan segala hal yang berkaitan dengan ruang angkasa. Semua itu bermula sejaksaya dan suami mengajak mereka berkunjung ke Sky World. Salah satu wahana di TMII Jakarta yang menyajikan segalahal yang berkaitan dengan kehidupan ruang angkasa, serta berbagai fenomena yangterjadi di alam.
 DuoNaj goes to Sky World, TMII, Jakarta.
DuoNaj goes to Sky World, TMII, Jakarta.
Semenjakhari itu, rasa ingin tahu mereka tentang planet, bulan, matahari dan tentu sajaastronot semakin membuncah. Walaupun sebenarnya cerita-cerita tentang kehidupanruang angkasa sudah lebih dulu saya perkenalkan melalui majalah Bobo yangselama 2 tahun terakhir ini menjadi salah satu koleksi bahan bacaan di rumah.
Seolahkhawatir kehabisan ide berdiskusi dengan DuoNaj yang semakin bergairah denganrasa ingin tahunya. Saya pun meminjam satu buku berjudul “Drama Ruang Angkasa”dari keponakan saya yang kebetulan memiliki kesenangan serupa. 
BukuSeri Penjelajah Ruang Angkasa ini tidak hanya membantu saya mendapatkan ideuntuk bercerita, berdiskusi bahkan bermain dengan kedua bocah kinestetik dirumah. Tapi buku ini semakin melambungkan daya imajinasi mereka dengan segalahal yang ada di dalamnya. 
Begitulah awalnya hingga pertanyaan-pertanyaan baru seperti, “Bagaimana kalau astronot kebelet pipis di ruang angkasa?”  “Apakah Alien itu benar-benar ada?” “Bagaimanakalau kita dipindah ke planet Mars?” Bahkan pertanyaan tentang apa yang terjadijika pesawat ulang alik tidak bisa kembali ke bumi, meluncur dengan lancar darimulut kecil DuoNaj..
Rentetanpertanyaan seperti itu memang lebih sering muncul dari rasa penasaran Najwa yang kemudian diikuti adiknya. Najwa memang sudah lebih banyak menyerap informasi mengenai segala hal yang kami baca atau ceritakan di setiap ada kesempatan. Tapi, jangan salah. Adik Najib yang baru berusia 2,5 tahun pun tak mau ketinggalandengan dunia imajinasinya sendiri sebagai seorang astronot. Hingga akhirnya,kami harus mencari berbagai video yang berkaitan dengan misi pengiriman pesawatulang alik ke bulan. Lengkap dengan penampakan para astronot dengan baju khususdan perlengkapannya.
Seketikaitu, kami sebagai orang tua harus belajar banyak hal untuk memuaskan rasa ingin tahu anak-anak.  Tidakhanya menggunakan media video atau membaca buku cerita,kami pun mulai bermain peran dengan mereka. Bermain role play dengan memeragakan kehidupan di ruang angkasa tak luput membuat saya mengambil salah satu peran. Ya, tentu saja peran sebagai alienyang saya dapatkan. Karena anak-anak sudah memutuskan ingin menjadi astronotyang mereka anggap hebat.
Takdisangka, melalui permainan role playketertarikan anak-anak terhadap suatu hal semakin mendalam. Misalnya ketikasaya mendemonstrasikan bagaimana seorang astronot berjalan. Si Najwa malahbertanya, “Apakah baju astronot itu berat?”
Hal inidikarenakan saya mendemonstrasikan cara berjalan astronot dengan sangat pelan danberhati-hati. Sehingga anak-anak menyimpulkan baju astronot itu sangat berat.Haha … Kenyataannya memang benar, bahwa baju astronot itu berat.  Begitu setidaknya yang sayabaca dalam salah satu sumber bacaan.
Belumpuas dengan permainan role play yangmenggambarkan kondisi seorang astronot dalam misi ruang angkasa. Adik malahmerengek minta dibelikan helm dan tas ransel astronot. Hem … mungkin perlengkapan yang ada dipunggung astronot yang dimaksudkannya. Berulang kali dia meminta, sampai-sampaimenelepon ayahnya hanya karena menyampaikan keinginan serupa.
Waduh!Yang ini sempat membuat saya uring-uringan, karena Najib agak susah dialihkankalau sudah memiliki keinginan. Dia terus bilang mau jadi astronot dan terbangke bulan. Minta baju dan juga helmnya. “Ya Allah, Dik. Mana ada juga yang jualan bau astronot. Kalaupun ada juga pasti harganya mihil. Duh … Sayang bingit”, begitu gumam mak irit dalam hati.
Karenatidak tahan dengan rengekan Najib yang berlangsung selama berhari-hari, saya punberpikir untuk mencari tutorial D.I.Y.perlengkapan astronot untuk anak. Ahai! Saya pun gembira bukan kepalang saat  menemukan satu tutorial yanglumayan mudah untuk kami praktikkan. Terlebih bahan-bahannya pun murah karenahanya menggunakan barang bekas yang ada di rumah.
Sayatak mau melewatkan kesempatan mengajak Najwa dalam proyek pembuatan perlengkapan astronot adiknya. Untuk itu, saya memintanya membantu menyiapkan beberapabahan dan mengerjakan bersama. Saya pikir, proyek ini bukan hanyamenyenangkan untuk adik. Tapi bagikakak, keterlibatannya dalam membuat permainan dari bahan bekas dapat menjadistimulasi untuk memantik daya kreasi dan imajinasinya. Dan tentu sajamemberikan kebanggaan tersendiri atas hasil karyanya.
Nah,teman-teman di rumah bisa ikuti step bystep berikut jika ingin membuat mainan serupa. Tapi jangan lupa siapkanterlebih dahulu seluruh bahannnya.
Step by step membuatmainan perlengkapan astronot
Alat dan Bahan
1.Helm kecil milik anak. Boleh helm untuk berkendara motor, atau helm sepeda.
2. 2buah botol bekas minuman ringan.
3.Kardus bekas susu atau sereal
4. Kertaswarna putih. (saya memakai kertas HVS bekas nge-print)
5.isolasi bening.
6.Kertas krep atau kertas pewarna merah.
7.Tali rafia secukupnya.
8. Gunting kertas.
Caramembuat
  1.  Bungkus helm anak dengan kertas warna putih. 
  2. Bungkus setiap botol bekas dengan kertas warna putih.
  3.  Bungkus kardus susu/ sereal dengan kertas warna putih. 
  4. Rekatkan 2 botol bekas minuman ringan yang telah dibebat kertas warna silver  dengan dobel tape atau isolasi bening biasapada kedua sisi kardus susu.
  5.  Pasang kertas krep atau kertas pewarna merah sebagai ornament api. 
  6. Pasang tali rafia di bagian kardus bekas yang menempel di punggung denganisolasi. Fungsi rafia sebagai tali untuk menggendong mainan di punggung anak. 
  7. Foila! Si kecil pun siap menjadiastronot kebanggan orang tua.
Kamicukup puas dengan hasil akhirnya. Terlebih, karena Najwa mengambil peran dominan dalam proyek membuat mainan untuk adiknya. Secara tidak langsungpengalaman ini meninggalkan banyak kesan baginya. Nah, berikut adalah beberapa manfaat melibatkan anak dalam proyek-proyek sederhana bersama orang tua:
Manfaat Melibatkan Anak dalam Project Orang Tua
1.Meningkatkan kepercayaan dirinya.
Anakakan merasa mampu dan diperhitungkan keberadaannya dalam pekerjaan orang tua. Serta meningkatkan kepercayaan dirinya atas keterampilan yang dimilikinya.
2.Mengasah kreativitas.
Membuatpermainan atau apapun jenis kerajinan yang diajarkan pada anak secara tidaklangsung mengasah kreatifitas mereka untuk mengeluarkan ide yang ada dikepalanya.
3.Mengembangkan imajinasi dan kemampuan berpikir.
Membuatsuatu proyek atau kerajinan yang berawal dari suatu hal yang hanya mereka lihatdalam bahan bacaan, tanpa pernah menyentuh atau melihatnya secara langsung. Mautak mau akan mengembangkan imajinasi anak terhadap benda-benda tersebut. Caraini dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir anak mengenai suatu hal danpermasalahan yang harus dihadapi dalam proses pengerjaannya.
4.Menumbuhkan kebanggaan pada diri anak.
Menumbuhkankebanggan diri pada anak tidak melulu dengan prestasi akademis atau menjadijuara dalam perlombaan. Membuatnya merasa mampu melakukan suatu hal untuk oranglain hanyalah satu dari sekian banyak cara yang dapat digunakan orang tuasebagai perantara menumbuhkan kebanggaan pada diri anak.
5.Memberikan pengalaman yang mengkristal pada diri anak.
Bahwaanak-anak akan menyimpan suatu hal sebagai kenangan dalam hidupnya, kita semuapasti sudah mengetahuinya. Tapi, pengalaman manakah yang nantinya dapatmemengaruhi keseluruhan hidupnya, tentu saja orang tua tak dapat memastikannya.6. Melatih motorik halus dan kasar.Aktivitas menggunting, menempel dan melipat sangat baik untuk menstimulus motorik halus dan kasar anak. kemampuan ini harus dioptimalkan sebelum anak memasuki jenjang pendidikan dasar. Sehingga lebih mudah ketika harus mulai untuk belajar menulis atau menggambar.
 
Mengajak anak berkegiatan positifmerupakan salah satu usaha memberikan pengalaman yang mengkristal pada diri mereka.Kita tak pernah tahu, bisa saja suatu saat mereka memiliki satu impian untukmasa depannya berkat pengalaman-pengalaman positif yang difasilitasi orang tua.

Sedangkanbagi saya sebagai orang tua, bermain danmelakukan proyek sederhana dengan anak tidak hanya menjadi sarana mempereratbonding. Namun dari kegiatan ini, saya bisa memasukkan nilai-nilai positifuntuk mengiringi tumbuh kembangnya.

Tidak hanya saya dan Najwa, Najib pun sangat gembira dengan mainan barunya. Bahkan dia sudah tak sabar untuk segera menuju bulan dengan segala khayalan dalam dunia imajinasinya.
Proyekseperti ini sebenarnya bukan pertama kalinya saya lakukan bersama Najwa.Sebelumnya, kami sudah terlebih dulu membuat mobil-mobilan untuk Najib darikardus bekas. Masih ingat betul dalam ingatan saya, saat itu si adik sedangsenang-senangnya belajar tentang alat transportasi. Maka dari itu kami putuskanmembuat sendiri mainan mobil-mobilan bermodal kardus bekas di rumah.
Bersyukurmemiliki dua anak dengan kecenderungan kecerdasan kinestetik yang sudah mulai tampaksejak awal. Untuk kakak memang sempat agak sulit mendeteksi ciri-cirinya,karena pada usia 1 hingga 2 tahun, justru kecerdasan visual yang dominan. Memilih Jenis Permainan untuk Anak 
Menjadiorang tua dari dua anak yang memiliki pola belajar dengan beraktivititas ataubergerak, mau tak mau membuat saya harus menyediakan energi ekstra untukmendampingi mereka. Apalagi kami hanya tinggal berempat dengan suami yang tingkat kesibukannya di luar rumah lumayan tinggi. Sehingga sebagian besarwaktu bermain dan beraktivitas anak lebih banyak dihabiskan dengan saya.
Dalammemilih permainan, saya cenderung mengarahkan mereka pada jenis permainan yangaman tapi merangsang komunikasi dan daya imajinasi anak. Permainan role play merupakan permainan yang paling sering kami lakukan.Meskipun tak jarang si adik lebih memilih berlari dan lompat-lompat di atas kasur yang menurutnya menyenangkan.
Ya,saya tak dapat mengesampingkan manfaat permainan fisik bagi anak. Maka dari ituporsi untuk melakukan permainan jenis itu tetap kami sediakan. Tentunya dalampengawasan orang tua sehingga dapat dipantau keamanannya.
Dalampermainan apapun, faktor keamanan dan kenyamanan selalu menjadi pertimbanganutama. Maka dari itu saya berusaha untuk selalu mendampinginya, sehingga dapatmemastikan anak-anak tidak melakukan permainan yang membahayakan keselamatannya.Dan yang tidak kalah penting mereka nyaman dan betah berlama-lama dengan kesenangan kecilyang mereka ciptakan dalam dunia imajinasinya. Waspada dengan perubahan kondisi anak
Sebenarnya,dalam setiap permainan yang dilakukannya, anak sedang mengeksplorasi danbelajar banyak hal baru dalam kehidupannya. Tapi terkadang mereka lupa dengankondisi tubuh yang bisa saja menurun karena faktor kelelahan. 
Untukitu, saya berusaha waspada dan awas dengan perubahan kondisi tubuh danpsikologis anak. Ketika si kecil sudah terlihat lemah dan tidak bersemangat.Segera saja saya mencari tahu kemungkinan gangguan tubuh yang menyerang mereka.
Biasanyasaat kondisi tubuh mereka menurun, maka gangguan panas atau demam yang palingmudah dideteksi secara manual. Oleh karenanya, saya selalu sedia thermometeruntuk mendeteksi perubahan suhu tubuh anak dan obat penurun panas jika dirasaperlu sebagai pertolongan pertama.
Khusus untuk obat penurun panas, saya sudah memilih Tempra sejak pertama kali menjadi orangtua. Tempra merupakan obat warisan dalam keluarga besar saya, karena kami telahmenggunakannya secara turun temurun sejak belasan tahun yang lalu.
Tahunlalu, Tempra Drops dan Tempra Syrup masih menjadi persediaan obat-obatan dirumah. Namun sejak si adik berusia 2 tahun, kami hanya menyediakan varian Tempra Syrup untuk menurunkan panas atau nyeri yang bisa sewaktu-waktu menyeranganak-anak.
Produkdari PT. Taisho ini tidak hanya ampuh menurunkan panas dan deman pada anak,tapi ketika mereka mengalami nyeri akibat pertumbuhan gigi, Tempra sangatmembantu mengurangi rasa tidak nyaman yang dapat ditimbulkan. 
Obat penurun panas ini sangat saya rekomendasikan untuk orang tua yang masih memiliki anak balita atau menjelang usia sekolah. Karena pada usia tersebut, anak-anak masih sangat rentan terserang gejala panas akibat kelelahan atau nyeri akibat pertumbuhan pada giginya.
Memiliki anak dengan tingkat aktivitas tinggi mau tak mau membuat kita harus lebih waspada, dan terlibat dalam permainan-permainannya. Usahakan untuk tidak membatasi anak dalam mengeksplor segala hal yang ingin diketahuinya melalui permaian. Tapi selalu pastikan bahwa permainan mereka aman dan membuat anak nyaman untuk berlama-lama dalam dunia imajinasinya.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.

24 thoughts on “D.I.Y. – Membuat Mainan Anak dari Bahan Bekas di Rumah”

  1. ide kreatif… 🙂 anak-anak betah banget ya kalo bikin-bikin kayak gini…Tar mereka juga jadi terbiasa selalu memanfaatkan barang bekas juga 🙂

    Reply
  2. Senengnyaaaaa terdampar disini mbk, secara aku mmg pgn bikinin si ken ini. Dari dulu tu anak suka ngomongin luar angkasa melulu. Tengkiu share ide kecenyaaaaaaa, 🙂

    Reply
  3. Ah asyik, seru! Mau coba ah buat Aiden. Main apa pun harus perhatiin kesehatan anak ya. Aku juga nyetok Tempra, apalagi ini cuacanya nggak enak jadi kalau demam udah tersedia obat nya.

    Reply
  4. Kreatif banget, bisa mengajarkan anak untuk membuat hal seperti itu. Lucu, keren juga. Bisa dicontoh juga buat anak-anak yang lain, bisa membuat mainan dari bahan bekas.Karena gak semua bahan bekas itu sampah. Bisa digunakan untuk hal yang manfaat..

    Reply
  5. Waaa… ibunya kreatif banget. Salah satu bentuk kedekatan juga ya, Mba, dengan anak2. Si ade ada2 aja mintanya, baju astronot, haha… Musium di TMII nya juga keren banget sih ya, jadi inget terus deh anak2.

    Reply

Leave a Comment