Erlangga Talent Week menyadarkanku bahwa mengasah bakat bukan sekedar memupuk kebanggaan pribadi (personal pride), tapi bisa menjadi jalan untuk lebih banyak memberi manfaat bagi kehidupan.
Tengah hari 22 Oktober 2018, dari Duren Sawit di Jakarta Timur aku membelah jalanan Ibukota menuju 2Madison Gallery di daerah Kemang. Kali ini aku memilih ojek online untuk menuju lokasi pra acara Erlangga Talent Week 2018. Yang pada siang hari itu mengambil tema “Menggunakan Bakat untuk Mengurangi Derita Korban Gempa”.
Tadinya aku juga menyimpan tanya, kira-kira acaranya bakalan seperti apa, ya? Menggunakan bakat tapi untuk membantu meringankan korban bencana? Rasanya masih sangat awam di telingaku.
Iya, aku merasa kurang familiar dengan tema cara seperti ini. Biasanya, acara donasi atau amal yang sering kulihat atau kuikuti selalu berbentuk menyumbang materi. Entah itu baju layak pakai, sembako, uang atau kebutuhan siap pakai yang lain. Wajar, karena hal seperti ini yang sering kita jumpai di masyarakat. That’s why aku tertarik banget untuk hadir di pre acara Erlangga Talent Week 2018 ini. Karena selain melihat langsung pola pemberian bantuan dengan cara meng-explore bakat kita, acara tersebut juga dilanjutkan dengan terapi seni “Brush Lettering” bersama Living Loving. Hayoo, udah pada kenal belum dengan Living Loving? Kalau aku sudah banget, karena emang suka dengan postingan mereka.
Peran Erlangga dalam Dunia Pendidikan Nasional
Sebelumnya, teman-teman pasti sudah kenal, dong, dengan Erlangga? Ya, Erlangga merupakan penerbit buku yang sudah berdiri sejak tahun 1952. Saat itu, Erlangga berdiri dalam kondisi pendidikan yang memprihatinkan pasca kemerdekaan negeri ini. Dan kini, setelah 66 tahun berkontribusi, Erlangga membuktikan bahwa mereka mampu terus menerbitkan buku-buku yang edukatif dengan kualitas baik.
Enggak hanya menerbitkan buku-buku berkualitas. Penerbit Erlangga mulai aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas guru dan siswa. Kegiatan itu berupa pelatihan, seminar, lomba dan berbagai kegiatan edukatif lainnya. Termasuk Erlangga Talent Week yang ditujukan untuk mencari bakat-bakat baru dari generasi muda negeri ini.
Erlangga Talent Week – Talkshow Menggunakan Bakat untuk Mengurangi Derita Korban Gempa
Untuk acara talkshow-nya sendiri, yang di-setting santai dan hangat ini lebih banyak mengulas tentang pemulihan efek bencana dari sisi psikologis. Dalam dunia psikologis sendiri, terapi seni merupakan bentuk psikoterapi, teknik konseling dan salah satu bentuk program rehabilitasi untuk mengarahkan seseorang membuat karya seni. Cara ini dipercaya dapat membantu memulihkan kesehatan fisik, psikis dan emosional korban bencana. Di mana dengan mengekspresikan diri melalui seni, seseorang bisa mengurangi tingkat stres dan trauma dalam dirinya.
Dalam talkshow yang merupakan rangkaian event Erlangga Talent Week 2018 ini, kami yang hadir dalam acara sangat beruntung karena enggak hanya 1, tapi 5 orang narasumber yang berkompeten turut hadir membagikan pengalamannya.
Mereka adalah Tita Kamila (Runner up Putri Indonesia Luwu Utara, Putri Pariwisata Indonesia Favorit, dan Putri Pariwisata Sulawesi Selatan). Siang itu Tita membagikan pengalamannya dalam menggalang dana bantuan, serta terjun langsung membantu korban gempa Palu dan Donggala.
Selanjutnya sharing dari Altha Rivan. Mas Altha yang seorang pekerja seni sebenarnya adalah salah satu korban yang ikut merasakan lansgung gempa yang terjadi di Lombok. Ia menuturkan sempat mengalami trauma yang lumayan parah.
Sampai akhirnya ia justru bangkit. Dan sebagai self healing, ia justru menggalang bantuan dengan cara-cara yang menurutnya, dan menurutku juga amazing. Karena ternyata, bantuan yang berawal dari dunia seni dan bakat yang dimiliki seseorang berkontribusi sangat besar. Baik jumlahnya secara matematis, juga manfaatnya sebagai healing bagi para korban.
Mas Altha menjelaskan bahwa bentuk bantuan tidak selalu uang atau barang siap pakai. Karya seni atau berbagai keahlian dan bakat yang dimiliki dapat disumbangkan. Atau terjun langsung ke area bencana untuk melakukan pendampingan penyembuhan psikis korban.
Kitabisa.com Berbagi Cerita Penggalangan Dana melalui Ranah Digital
Talkshow semakin menarik saat Kitabisa.com yang diwakili PR Manager-nya —Alvi Anugerah— memaparkan proses penggalangan dana baik untuk Lombok, Palu, Donggala juga berbagai penggalangan dana lainnya. Di sini Alvi mengakui peran media sosial yang benar-benar enggak bisa dibendung. Dari nol rupian Kitabisa.com berhasil menggalang bantuan hingga milyaran. Angka itu pun terus bertambah, mengingat pintu bantuan semakin terbuka lebar ketika berada di ranah digital.
Alvi juga mengakui bahwa peran public figure sangat besar saat penggalangan dana dilakukan melalui ranah digital. Salah satunya sosok Awkarin. Dengan keikutsertaanya menggalang dana dan turun langsung ke area bencana. Mau tak mau menyedot empati dan memengaruhi followernya yang rata-rata anak muda.
Dari sisi penggalangan dana, aliran bantuan biasanya semakin kencang ketika seseorang yang dijadikan panutan terlibat di dalamnya. Sedangkan bagi korban, kehadiran sosok public figure mampu menghadirkan perasaan senang sehingga sedikit mengalihkan ancaman trauma.
Peran Bakat dan Seni dalam Pemulihan Korban Bencana
Lalu, apakah hubungan bakat yang dimiliki seseorang dalam kontribusinya membantu pemulihan korban bencana? Ternyata sangat banyak. Dan inilah salah satu tujuan Erlangga Talent Week digelar, agar mampu memotivasi siapapun untuk terus mengasah bakatnya.
Mbak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, seorang Psikolog Anak yang siang hari itu hadir sebagai salah satu narasumber menyampaikan, “Selama ini bantuan pada korban bencana hanya terfokus pada kebutuhan fisiknya. Tapi lupa, bahwa efek psikologis perlu dipulihkan segera.”
Mbak Vera mencontohkan bahwa pasca terjadi bencana semua orang cenderung emosional. Menyimpan perasaan takut bahkan bisa jadi trauma berkepanjangan (ya, untuk yang satu ini aku pun setuju). Efek trauma yang terjadi pada orang dewasa dan anak-anak pun berbeda. Begitu pun pada anak laki-laki dan perempuan. Sangat berbeda karakteristik traumnya.
Untuk itu, di sini sangat diperlukan para pemilik bakat yang bersedia menjadi fasilitator. Enggak harus benar-benar seniman. Tapi siapapun yang memiliki keahlian bercerita (story telling), mampu meng-entertain, memotivasi atau berbagi keceriaan dalam bentuk mainan atau membuat karya seni. Sudah sepatutnya ikut berkontribusi dalam pemulihan pasca bencana. Sehingga bakat yang sifatnya gift —pemberian— nggak sekedar menjadi personal pride tapi bisa memberi manfaat lebih luas.
Aku sangat termotivasi dengan penjelasan Mbak Vera ini. Karena sebagai seorang ibu, tentu aku ingin membantu anak-anak mengasah bakat yang mereka miliki. Dan meskipun prosesnya nggak mudah, menurut Mbak Vera orangtua harus telaten. Sabar menunggu perkembangannya dari waktu ke waktu sambil terus mendukung anak.
Tapi nggak cuma buat anak-anak, loh. Aku sendiri dan teman-teman semua yang begitu bangga disebut orang dewasa, juga pasti memiliki bakat. Ini sekaligus mendorong kita untuk terus mengasah keahlian apa yang kita miliki. Karena kita harus yakin, keahlian itu nantinya akan memberi manfaat secara luas. Amiin.
Tujuan Erlangga Talent Week 2018
Penjelasan empat nara sumber yang dihadirkan acara yang menjadi press conferencee Erlangga Talent Week 2018 ini rupanya sudah mencakup semua hal yang menjadi tujuan diadakannya event pada 25 hingga 27 Oktober 2018 nanti. Acara yang rencananya dihelat di Kuningan City ini memang didedikasikan khusus untuk siswa, guru, orangtua dan masyarakat luas, sebagai wadah untuk menumbuhkan bakat.
Nantinya, diharapkan dengana danay acara rutin seperti ini, generasi muda semakin kreatif menggali keahliannya. Semakin telaten mengasah bakat dan minatnya terhadap suatu bidang. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki generasi muda yang mandiri, kreatif, inovatif tidak lagi sekedar angan-angan.
Nantinya, event Erlangga Talent Week 2018 yang menggandeng berbagai pihak — baik dari brand, media cetak maupun stasiun tv nasional. Akan memadukan antara event perlombaan, talkshow, unjuk bakat, krativitas dan hiburan. Dan yang nggak kalah seru, khususnya buat kalian para pecinta buku. Erlangga Talent Week akan menggelar pameran buku untuk masyarakat umum. Asyik! Bakalan banyak diskon, nih, hehe.
Dalam press conferencee kemarin, Mbak Windrati Hapsari selaku Editor Erlangga for Kids menambahkan bahwa pada kegiatan Erlangga Talent Week 2018 akan dibuka posko penggalangan bantuan nontunai untuk korban Lombok, Donggala dan Palu. Bantuan yang diserahkan juga bisa berbentuk apa saja. Seperti hasil karya seni, baju layak pakai, makanan, buku, mainan, yang nantinya akan disalurkan oleh tim Eureka Logistoc ke lokasi bencana.
Trauma Healing dengan “Brush Lettering”
Nah, ternyata acara press conferencee Erlangga Talent Week 2018 ini benar-benar padat dan full manfaat. Siang itu aku sampai sudah terbayang-bayang ingin menuliskan semuanya. Dan hasilnya sudah 1234 kata sampai pada bagian ini. Padahal, aku masih menyimpan cerita tentang acara yang paling kunantikan, yaitu “Brush Lettering” bersama Living Loving.
Btw, teman-teman sudah kenalan belum dengan Living Loving? Kalau aku sudah banget, karena kebetulan memang mengikuti blog-nya. Awalnya Living Loving memang blog dengan niche craft, home decor dan DIY. Tapi semakin ke sini, blog yang digawangi NIke dan Miranti ini beralih menjadi platform yang mewadahi berbagai ide, kreasi dan segala hal yang memunculkan inspirasi. Tapi masih nggak jauh-jauh dari niche awal mereka, yaitu craft, home decor, desain dan DIY.
Buat kalian yang suka dengan segala perintilan unik, aku sarankan banget untuk main-main ke Living Loving. Kujamin kalian bakalan betah dan terinspirasi.
Siang itu tim Living Loving khusus mendampingi seluruh peserta talkshow untuk membuat seni brush lettering di canvas tote bag. Oh ya, tote bag hasil brush lettering kami ini bisa sekalian disumbangkan untuk korban gempa. Tapi oleh juga kalau mau dibawa pulang untuk kenang-kenangan.
Kalau ngomongin brush lettering, kayaknya gampang aja, kan? Ya, benar. Tapi khusus buat yang sudah terbiasa. Buat aku yang jarang bermain dengan karya seni, rasanya sangat kaku dan minim inspirasi. Tapi hal ini nggak cuma aku yang mengalami, karena beberapa peserta pun mengalami hal sejenis. Hm, tanda-tanda butuh eksplor otak kanan, nih, hehehe.
Baik Miranti maupun Nike mengatakan bahwa hal ini wajar. Karena masalahnya belum terbiasa, apalagi baru pertama. Seperti halnya keahlian yang lain, brush lettering pun bisa menjadi satu keahlian jika sering dilakukan. Dan yang terpenting tekun dan sabar yang menjadi kunci keberhasilannya.
Hikmah Menghadiri Erlangga Talent Week
Aku sengaja menulis kata-kata, “Play The Moments, Record Happiness” pada canvas tote bag bagianku. Hasilnya jauh dari maksimal, hehe. Dan parahnya aku lupa ambil fotonya sebelum menyerahkan pada panitia untuk disumbangkan. Duh, nyesel banget, BukNaj. Tapi enggak apalah, aku cukup senang dengan seluruh acara Erlangga Talent Week siang itu. Semoga saja aku juga bisa hadir pada puncak acara Erlangga Talent Week 2018 di Kuningan City nanti, pada tanggal 25 hingga 27 Oktober ini.
Setelah melewatkan acara selama 4 jam, rasanya aku semakin semangat untuk mengasah minat dan bakat yang ada pada diriku. Terlebih lagi pada DuoNaj, aku berjanji pada diriku sendiri untuk semakin jeli mengamati perkembangan keduanya. Untuk saat ini mungkin memang belum terlalu nampak. Tapi jika terus diasah dan diarahkan, maka bukan tidak mungkin bakat tersebut mengantarkan mereka pada dunia profesional. Amiin (doa ibu semoga dikabulkan).
Menginspirasi banget, bagaimana tanggapan bak damar dengan awkarin yang terjun langsung ke palu??
Sayang aku nggak dateng padahal pengen banget. Tapi apa daya tubuhnya tidak mengijinkan. Kalau ngeliat gempa begitu, bawaan aku pengennnn banget jadi sukarelawan. Tapi keadaan belum bisa. Pengennya udah bantuin di sana, membacakan buku cerita untuk mereka karena aku punya bakat story stelling juga sisa ngajar dulu hahaha, pengen menghibur mereka. Karena yang merema butuhkan bukan hanya kesembuhan fisil tapi psikologis juga
Seruu banget. Jadi terbayang lagi acaranya kemarin. Anakku malah pengen nulis juga di totebag-nya, mba. hehehe aku arahin dulu di kertas. nantilah kalo udah beli spidol warnanya baru kita mengeksplor brush lettering lagi. hihiii