“Flowfie”, begitulah merk dagang yang dipilih untuk memberi label homemade aksesories dari Kota Gudeg ini. Semua produk yang dipasarkan dibuat secara manual oleh Fifi, begitulah dia akrab dipanggil, seorang ibu rumah tangga sekaligus owner “Flowfie”. Sempat mengajar di beberapa SMA dan lembaga kursus bahasa Jepang. Pada akhirnya ibu 2 putra ini memilih untuk fokus pada pendidikan anaknya semenjak kelahiran putra pertama yang kini berusia 5 tahun 11 bulan. Tak heran jika keputusan untuk berkomitmen menjadi stay at home mom diambilnya, mengingat kedua buah hatinya begitu aktif dan membutuhkan asuhan langsung dari ibunya.
Sumber : koleksi “flowfie” |
Pada awal tahun 2013, perempuan yang telah mengenyam pendidikan di salah satu universitas ternama di Yogyakarta ini mulai memasarkan produk buatannya secara online melalui beberapa social media. Bermula dari hobi, Fifi mulai serius menekuni bisnis handicraft setelah mengetahui peluang usahanya. Aneka kreasi flanel, sulam benang, sulam pita, jahit menjahit dan akhirnya menemukan keasikan tersendiri berkreasi membuat bros.
Pada awal proses produksi, kreasi bros dari “Flowfie” hanya berbahan dasar kain tulle. Kemudian berkembang ke beberapa bahan lain seperti kain perca katun, renda, pita, manik-manik dan beberapa jenis kain
dan bahan pelengkap aksesories yang lain. Semua bahan dibelinya di beberapa penyedia perlengkapan kerajinan, baik offline maupun online shop.
Proses produksi bros atau aksesories jilbab yang hampir semuanya dilakukan secara manual, tentu saja memiliki kendala tersendiri. Karena proses produksi yg rumit, butuh ketelatenan dan sentuhan seni yang mengikuti idealismenya, tiga orang yang pernah menjadi asistennya hanya dapat membantu sampai pembuatan aplikasi saja. Padu padan hingga finishing, semuanya harus dikerjakan sendiri olehnya. Belakangan, Fifi mulai memanfaatkan berbagai aplikasi jadi yang banyak dijual di toko ataupun dibuat oleh relasi crafter lain. Akan tetapi, desain atau padu padan tetap dilakukan olehnya sendiri.
Selain masalah SDM, time management menjadi salah satu tantangan secara teknis. Crafter yang pernah bermukim di Yokohama dan Hyogo Jepang untuk program beasiswa ini harus cermat mengalokasikan waktu antara crafting dan nursing. Sejauh ini Fifi tidak membuat target produksi, terlebih karena mengejar kualitas produk, sehingga kuantitas belum menjadi target utamanya. Seringkali konsumen harus bersabar menunggu proses pengerjaan yg lama terkait beberapa kendala tersebut. Namun, konsumen loyal selalu melakukan repeat order hingga berkali-kali dan bahkan beberapa rutin menjadi reseller.
Menginjak 3,5 tahun memproduksi dan memasarkan “Flowfie”, Fifi terus menimba ilmu untuk mengembangkan kreasi bros buatannya. Saat ini semua dilakukannya secara otodidak. Mulai belajar dari buku -buku craft, hingga tutorial online dari youtube. Selain memproduksi bros atau aksesories jilbab, “Flowfie” kerap menerima order untuk aksesories couple ibu dan anak, meskipun sifatnya hanya custom order .
Kedepan, Fifi ingin membawa “Flowfie” dalam skala usaha yang lebih besar. Menjadi produsen aksesories anak, konveksi baju anak dan produsen tas handmade menjadi impiannya.Berminat untuk bermitra dengan “Flowfie”?, silakan kunjungi FB Fithria Faizati untuk mendapatkan detil produk dan kontak pemesanan.
Iya mbak, karena dibuat dengan "hati" hihihi.. thanks udah mampir ya mbak 🙂