Libur tlah tiba, libur tlah tiba. Hore…Hore … Hore, hore!!
Rupanya nggak cuma anak-anak saja yang sangat menantikan libur panjang sekolah. Kita, para orangtua pun pasti sangat menantikannya, karena rutinitas sehari-hari saat anak-anak masuk sekolah bisa dibilang sangat padat dan menuntut serba cepat.
Aku pun begitu, sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan sendiri seluruh urusan keluarga ditambah antar jemput dan mendampingi belajar di rumah. Rasanya, saat anak-anak libur sekolah, aku pun mendapatkan lbur panjang yang sama. Ya, meskipun enggak benar-benar libur dari pekerjaan rumah tangga, setidaknya lebih selow, kan? Bisa sedikit berleha-leha dengan buku bacaan atau berlama-lama dengan laptop kesayangan.
Waktu-waktu saat libur akhir tahun atau kenaikan kelas ini pula yang sering kali kami manfaatkan untuk mengajak anak-anak traveling. Selain pulang kampung sekaligus menjajal wahana wisata baru di Magetan. Tempo-tempo kami pun mengunjungi lokasi edutrip baik di dalam maupun luar kota, untuk menambah wawasan sekaligus memberikan pengalaman nyata penunjang materi yang didapat di sekolah.
Misalnya ke Sea World untuk belajar lebih banyak tentang fauna laut, ke kebun binatang untuk melihat langsung berbagai binatang dari berbagai habitat, atau ke museum untuk mempelajari aneka koleksi bersejarah dan keberagaman peradaban manusia.
Sebisa mungkin aku dan suami mulai membiasakan anak-anak untuk mengeksplor segala hal yang ada di luar rumah. Tentu saja hal ini kami lakukan setelah memahami lebih jauh mengenai manfaat traveling untuk anak. Sedikit ribet, sih, tapi sebanding dengan pengalaman yang kami dapatkan. Dan tentu saja ada hal-hal khusus yang harus kami persiapkan.
Gangguan Kesehatan Anak saat Traveling
Selain masalah bujet yang biasanya menjadi prioritas pertama, perlengkapan traveling bersama anak adalah hal kedua yang patut dipersiapkan. Enggak mau, dong, anak-anak rewel cuma karena orangtua lupa membawakan mainan atau buku cerita kesayangannya?
Di samping itu, masalah gangguan kesehatan anak saat traveling merupakan hal lain yang perlu diwaspadai. Traveling yang acap kali menuntut berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, berkendara umum, bertemu banyak orang dengan berbagai kondisi kesehatan, waktu istirahat yang terbatas dan waktu makan yang sering kali melenceng dari jadwal biasa serta menu yang apa adanya. KAdang-kadang bisa menyebabkan gangguan kesehatan anak pada saat traveling.
Berdasarkan pengalaman melakukan traveling dengan DuoNaj dan pengamatan terhadap teman-teman yang melakukan traveling bersama anak, setidaknya 5 gangguan kesehatan anak saat traveling berikut perlu mendapatkan perhatian bagi orangtua.
Diare
Membawa bekal makanan dari rumah bisa saja dilakukan saat traveling dalam jarak dekat. Tapi jika harus keluar kota dan memakan waktu berhari-hari, rasanya tidak mungkin lagi. Dalam kondisi seperti ini, jajan atau membeli makanan di area wisata enggak dapat dihindari. Hal ini juga yang sering kali menimbulkan masalah diare pada anak. Baik dari kondisi makanan dan tempat makan yang mungkin kurang steril, tangan yang terpapar kuman atau menu yang kurang sesuai dengan pencernaan. Semuanya bisa saja menjadi pencetus diare pada anak.
Untuk itu usahakan membawa makanan ringan sebagai pengganjal perut untuk sementara. Dengan begitu orangtua nggak perlu tergesa-gesa menentukan tempat makan dan dapat memilih yang lebih higienis. Selain itu usahakan mencari tempat makan dengan menu “ramah anak”. Biasakan juga agar anak-anak selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanannya.
Flu dan Batuk Pilek
Perubahan suhu dan virus yang terbawa angin sangat rentan menyebabkan flu dan batuk pilek serta demam. Apalagi jika anak dalam kondisi lelah, biasanya pertahanan tubuhnya pun sedikit melemah sehingga mudah terpapar penyakit.
Usahakan selalu membawa pakaian hangat untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang kerap kali enggak bisa diprediksi. Selain itu booster vitamin C baik dari sayur dan buah perlu diperhatikan untuk menjaga ketahanan tubuh anak..
Mual dan Muntah
Kedinginan karena terlalu lama dalam kendaraan ber-AC bisa saja menyebabkan masuk angin. Akibatnya mual dan muntah sering kali dialami anak-anak. Jika hal tersebut terjadi, minyak angin atau minyak kayu putih bisa dioleskan ke bagian perut dan punggung untuk memberikan sensai hangat. Jangan lupa berikan minuman hangat untuk mengurangi rasa dingin dari dalam tubuhnya.
Luka dan Gigitan Serangga
Bermain di luar memang akrab dengan luka akibat terpeleset atau jatuh. Selama kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan, misalnya luka kecil atau lecet biasa, tentu saja hal ini biasa mengingat manfaat beraktivitas fisik sangat baik untuk perkembangan motorik anak.
Di samping itu, gigitan serangga sering kali berakibat kurang nyaman untuk anak. Mulai bentol kecil hingga besar, kemerahan hingga rasa nyeri bisa saja menyebabkan mereka menjadi lebih rewel. Untuk itu jangan lupa selalu membawa lotion untuk mengurangi rasa gatal pada kulit mereka.
Infeksi Saluran Kencing dan Dehidrasi
Nggak hanya pada orang dewasa, masalah ISK (Infeksi Saluran Kencing) ternyata bisa juga menyerang anak-anak. Biasanya masalah ini terjadi karena anak-anak cenderung menahan kencing saat sedang traveling. Atau bisa juga karena kondisi air yang kurang bersih dan membilas yang kurang bersih. Penggunaan diapers yang terlalu lama juga berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan ini. Untuk itu orangtua perlu memerhatikan intensitas kencing, jumlah dan kondisi diaper anak dengan lebih teliti.
Masalah dehidrasi bisa juga menjadi salah satu pencetus ISK pada anak. Untuk itu pastikan asupan cairan mereka cukup. Utamakan air putih dan hindari terlalu banyak mengonsumsi minuman manis serta berwarna.
Well, gangguan kesehatan anak saat traveling acap kali tidak mendapatkan perhatian di awal. Begitu terjadi di perjalanan, barulah orangtua khawatir dan menyesal karena tidak mengantisipasi atau mempersiapkan perlengkapannya. Bukan paranoid, tapi mengantisipasi hal-hal seperti ini aku rasa perlu untuk dilakukan. Tentu saja semua itu perlu dilakukan agar acara traveling lebih nyaman, senang dan tentu saja tujuan utamanya bisa dicapai dengan maksimal.
Anyway, happy traveling with kiddos, have fun!
Wah, perlu siap-siap ya kalau mau travelling bersama buah hati. Minimal, emak punya stok obat-obatan.
Jadi inget travelling ama anak² zaman msh kecil. Di mobil di belakang, becanda ajaa…smp bapaknya terganggu krn nyupir jarak jauh. Dikasih makan kenyang, trus tidur. Rupanya mereka laper…haha…
Thanks mbak Damar, mengingatkan pentingnya antisipasi sebelum kejadian…
Sayangnya saya belum pernah traveling bersama anak, wong anak-anak saya sudah besar hehehe…
Tapi tahu nggak Mbak, penyakit dan gangguan yang dituliskan di atas dan menyerang saat traveling bukan hanya dialami oleh anak loh. Saya juga pernah mengalaminya.
Traveling ke Yogya dan saya flu, maka sepanjang jalan pakai masker deh,..
Yang pernah kejadian muntah+sama gatel digigit serangga mba… Belajar dari itu, selalu bawa minyak kayu putih klo bepergian
alhamdulillah anak-anak sehat selama traveling,,, cuma pas abis traveling aja yg paling kecil malah kena gejala db 🙁
Hi mbak, kebeneran besok adalah travelling pedana sama adik (10th) tanpa orang tua dan cukup jauh juga. Sudah siap beberapa obat dasar, minyak anti serangga dan vitamin juga. Camilan ternyata penting ya, terima kasih infornya yaaa ^^
Bener bangets Mbak..musti disiapkan segala perlengkapan saat melakukan perjalanan agar kalau ada gangguan kesehatan sudah ada persiapan.
Anakku pernah kambuh asmanya pas kecil dulu..padahal aku ga bawa alat inhalasinya..duh jadilah ke UGD setempat aku bawa dia