Waspadai Penyebab Jantung Koroner, Cegah Sedini Mungkin!

Jantung koroner merupakan salah satu gangguan kesehatan jantung yang berisiko menyebabkan kematian. Data WHO pada tahun 2017 menyebutkan, terdapat 17,9 juta penduduk dunia yang meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), salah satunya jantung koroner. Sedangkan, di Indonesia tercatat lebih dari 2 juta orang menderita kardiovaskular pada tahun 2018.

Masyarakat awan seringkali tidak menyadari penyebab jantung koroner dan gejala yang terjadi pada dirinya. Padahal, gangguan kesehatan ini dapat terjadi pada siapa saja dan berkaitan erat dengan pola hidup serta timbunan lemak pada tubuhnya. Berikut adalah penyebab, gejala, penanganan penyakit jantung koroner, dan komplikasi yang perlu diwaspadai.

Penyebab Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner dapat terjadi akibat adanya penyempitan pada pembuluh darah (arteri koroner). Penyempitan pembuluh darah yang berpotensi menyebabkan penyumbatan ini disebabkan karena adanya penumpukan kolesterol dan protein lain yang berasal dari makanan. Penumpukan ini berpotensi menimbulkan plak pada dinding arteri koroner sehingga menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan terjadi penyempitan saluran.

Arteri koroner sendiri merupakan pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah yang kaya oksigen ke jantung. Terjadinya penyempitan pada arteri koroner berisiko menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar sehingga suplai darah dan oksigen ke jantung berkurang. Terjadinya penyumbatan darah atau aterosklerosis ini juga berpotensi memudahkan terjadinya penggumpalan darah. Dalam kondisi minim asupan oksigen, otot jantung dapat mengalami kerusakan sehingga sistem kerjanya pun terbatas. Bahkan dapat menyebabkan gejala serangan jantung.

Sebenarnya, penyakit jantung koroner telah dimulai ketika terjadi penumpukan lemak atau plak lemak pada arteri koroner. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, seperti;

  • Perokok aktif.
  • Pola makan tidak sehat (tinggi lemak dan gula).
  • Menderita hipertensi.
  • Angka kadar kolesterol tinggi.

Gejala yang Mungkin Dialami Penderita Jantung Koroner

Meskipun pada awalnya penderita jantung koroner tidak mengalami gejala yang berarti. Namun, ketika terjadi gejala nyeri dada seperti tertekan (angina), misalnya pada saat berolahraga, maka ini bisa menjadi suatu pertanda bahwa aliran darah menuju arteri koroner kurang sehingga jantung harus bekerja lebih keras.

Ketika penyumbatan pada pembuluh darah sudah semakin parah atau terjadi penyumbatan total, maka sangat besar kemungkinan akan terjadinya serangan jantung. Adapun beberapa gejalanya:

  • Nyeri pada bagian tengah dada yang menjalar hingga lengan, dagu, punggung juga ulu hati.
  • Tubuh lemas.
  • Tubuh mengeluarkan keringat dingin.
  • Berdebar-debar.
  • Pusing.
  • Sesak napas.
  • Mual.
  • Merasa ingin pingsan.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Penyebab jantung koroner tidak lepas dari penerapan pola hidup yang kurang sehat. Selain itu, riwayat keluarga yang pernah mengalami serangan jantung pada usia muda (di bawah 50 tahun) juga dapat memperbesar risikonya.

Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengurangi atau mencegah timbunan plak (kolesterol) pada pembuluh darah, serta menerapkan gaya hidup sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti:

  • Berhenti merokok.
  • Kelola stres.
  • Konsumsi makanan sehat dengan memperbanyak buah dan sayur.
  • Cukupi kebutuhan air putih.
  • Olahraga ringan namun rutin.
  • Lakukan relaksasi.
  • Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
  • Kendalikan kadar glukosa bagi pengidap diabetes.
  • Lakukan pemeriksaan kardiovaskuler secara berkala.

Penanganan Penyakit Jantung Koroner Secara Medis

Pengobatan penyakit jantung koroner

Menurut penjelasan dokter spesialis jantung dalam situs resmi Rumah Sakit EMC, diagnosa awal penyakit jantung koroner dilakukan dengan menanyakan adanya gejala yang dialami pasien, juga faktor risiko. Dokter juga akan mengukur tekanan darah, serta mengukur kadar kolesterol melalui tes laboratorium.

Untuk memastikan diagnosa tersebut, pada umumnya dokter spesialis jantung juga melakukan pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) guna mengetahui normal tidaknya detak dan irama jantung pasien. Stres test untuk mendeteksi gejala penyakit jantung koroner yang sering muncul pada saat pasien beraktivitas. Kateterisasi jantung dan angiografi koroner untuk mendeteksi aliran darah menuju jantung dan kemungkinan terjadinya penyumbatan pada pembuluh koroner. Selain itu, umumnya dokter akan meresepkan obat-obatan untuk dikonsumsi pasien, seperti; obat pengencer darah, penurun kolesterol, juga obat antihipertensi.

Pada kondisi tertentu di mana obat-obatan sudah tidak membantu pasien jantung koroner, maka dokter akan melakukan tindakan pemasangan ring jantung di arteri koroner. Juga bypass jantung, yaitu mengalihkan aliran darah pada arteri koroner yang mengalami penyempitan ke pembuluh darah baru yang sengaja diambil dari bagian tubuh lain, kemudian dipasang pada jantung

Komplikasi yang Perlu Diwaspadai

Penyakit jantung koroner yang tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat berpotensi menyebabkan komplikasi kesehatan.

  • Terjadinya serangan jantung karena penyumbatan total pada pembuluh arteri.
  • Gagal irama jantung akibat suplai darah ke jantung yang berkurang.
  • Gagal jantung dikarenakan otot jantung tidak cukup kuat untuk memompa darah.

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Jantung?

Dokter spesialis jantung di EMC Healthcare

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, maka jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan medis apabila merasakan gejala penyakit jantung koroner seperti di atas. Kunjungi Rumah Sakit yang memiliki layanan penyakit jantung dan kelainan pembuluh darah seperti Cardiovascular Center EMC Healthcare.

Cardiovascular Center EMC Healtcare didukung tim dokter spesialis jantung dan tenaga medis yang berkompeten di bidangnya. Cardiovascular Center EMC Haelthcare juga ditunjang faslitas terkini yang lengkap dan terintegrasi mulai dari screening, diagnostik, terapi, hingga layanan rehabilitasi. Kualitas layanan di EMC healtcare sudah tidak diragukan lagi dan memiliki banyak cabang yang  tersebar di pusat kota Jakarta dan sekitarnya.

Kesimpulan

Tidak hanya penyakit jantung koroner, sejatinya berbagai macam penyakit yang mungkin mengganggu kesehatan tubuh kita disebabkan oleh penerapan pola hidup yang kurang sehat. Oleh karena itu, mulailah untuk mengubah pola hidup dengan memasukkan lebih banyak porsi asupan sehat, olahraga, dan kelola stres dengan baik sehingga penyakit enggan mendekat. Namun, jika merasakan adanya gejala, atau mendeteksi adanya faktor risiko penyebab jantung koroner, maka jangan tunda lagi untuk segera melakukan pemeriksaan medis kepada dokter spesialis jantung terdekat.

 

Referensi

  1. https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner
  2. https://www.emc.id/id/care-plus/cegah-sebelum-terlambat-pahami-gejala-jantung-koroner-dan-antisipasinya
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019). Hari Jantung Sedunia (World Heart Day): Your Heart is Our Heart Too.
  4. Semua gambar diolah dari Canva Pro

Leave a Comment