Lemah jantung mungkin bukan hal baru. Kita pasti sering mendengar penyakit ini entah dari dokter atau orang-orang di sekitar kita. Namun, ternyata tidak banyak yang mengetahui gejala awal penyakit ini, hingga akhirnya terlambat untuk melakukan pemeriksaan medis.
Almarhum Papa saya contohnya. Tiga puluh satu tahun yang lalu, Papa meninggal karena penyakit serupa. Sayangnya kami terlambat mengetahuinya, sehingga almarhum mengalami gagal jantung dan berujung kematian mendadak. Memang umur tak dapat ditebak, tapi kadang masih sedih saja karena seharusnya kami dapat mendeteksi lebih awal.
Oleh karena itu, penting rasanya untuk mendeteksi setiap gangguan yang mempengaruhi fungsi organ-organ dalam tubuh kita. Salah satunya jika napas sesak dan tersengal-sengal meskipun sedang dalam kondisi tidak beraktivitas berat. Hal tersebut bisa jadi terjadi karena ada masalah dengan jantung si organ pemompa darah.
Gejala Lemah Jantung
Penyakit lemah jantung atau dalam bahasa medis dikenal dengan kardiomiopati merupakan penyakit otot yang membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam kondisi parah, Kardiomiopati dapat menyebabkan gagal jantung.
Pada umumnya memang tidak terlihat gejala yang serius pada penderita lemah jantung. Namun, seiring perkembangan kondisi tubuh biasanya akan terlihat gejala, seperti:
- Sesak napas baik saat sedang beraktivitas maupun saat istirahat.
- Pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki dan kaki.
- Perut kembung karena penumpukan cairan.
- Batuk saat berbaring.
- Kelelahan.
- Detak jantung terasa cepat dan berdebar-debar.
- Dada terasa tidak nyaman seperti ada tekanan.
- Sering merasa pusing.
Jika satu atau beberapa gejala di atas mungkin pernah dialami, maka jangan menunda untuk memberikan perhatian lebih pada kondisi tubuh karena pengabaian dapat meningkatkan gejalanya.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Lemah Jantung
Waspada lemah jantung karena seringkali penyebabnya tidak bisa diketahui dengan pasti. Namun, beberapa kondisi diyakini dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Misalnya saja jika terdapat riwayat lemah jantung dalam keluarga, maka perlu rasanya untuk mendeteksi setiap gejala dan perubahan dalam tubuh kita.
Selain itu, gaya hidup dan beberapa jenis penyakit juga diyakini dapat meningkatkan risiko lemah jantung. Di antaranya:
- Menderita hipertensi jangka panjang.
- Kerusakan jaringan jantung yang disebabkan serangan jantung.
- Mengalami denyut jantung cepat yang kronis.
- Memiliki permasalahan dengan katup jantung.
- Gangguan metabolisme tubuh. Misalnya obesitas, tiroid dan diabetes.
- Defisit vitamin dan mineral esensial dalam tubuh, seperti Vitamin B-1.
- Komplikasi kehamilan.
- Penyalahgunaan alkohol.
- Penyalahgunaan obat terlarang.
- Mengonsumsi obat kemoterapi dan terapi radiasi kanker.
- Mengalami gangguan organ tubuh yang mempengaruhi jantung, seperti penumpukan protein abnormal, penyakit yang menyebabkan peradangan dan benjolan sel tubuh pada jantung.
Komplikasi Lemah Jantung
Gangguan lemah jantung atau kardiomiopati tidak bisa dianggap enteng. Penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan komplikasi serius seperti dalam ulasan berikut ini:
- Gagal jantung. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup darah unutk memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga risiko gagal jantung dapat mengamcam nyawa seseorang.
- Penggumpalan darah. Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dengan efektif meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah. Jika gumpalan darah ini memasuki aliran darah maka dikhawatirkan dapat memblokir aliran darah ke organ-organ tubuh lain termasuk aliran darah ke jantung dan otak.
- Masalah katup jantung. Kardiomiopati menyebabkan pembesaran pada jantung sehingga katup jantung tidak dapat menutup dengan benar dan berisiko mengganggu aliran darah.
- Mengganggu irama jantung. Irama jantung yang tidak normal dapat menyebabkan seseorang pingsan, bahkan meningkatkan risiko kematian ketika jantung berhenti mendadak.
Menurunkan Risiko Lemah Jantung
Mencegah gangguan lemah jantung memang bukan hal yang mudah, apalagi jika sudah terdapat riwayat penyakit sejenis dalam keluarga. Pemeriksaan dan pengobatan medis harus dilakukan bagi yang sudah mengalami lebih dari satu gejala. Namun kita dapat menurunkan risikonya dengan melakukan perubahan yang mengarah pada perubahan pola hidup.
Berikut beberapa cara untuk menurunkan risiko lemah jantung yang dapat dimulai dengan mengubah pilihan hidup kita.
- Menghindari konsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
- Rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah, kolesterol dan gula darah.
- Konsumsi makanan sehat dan memperbanyak variasi makanan yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung.
Misalnya: sayuran hijau, biji-bijian utuh, buah beri, alpukat,omega-3 (sarden, salmon, mackerel, tuna), kacang kenari, tomat. - Berolahraga secara teratur. Beberapa jenis olahraga yang bisa dicoba seperti: aerobik, yoga, stretching, tai chi, zumba.
- Tidur cukup dan berkualitas.
- Mengelola emosi dan sebisa mungkin menghindari stres
Penyakit lemah jantung memang berisiko terjadi pada orang lanjut usia. Namun tidak menutup kemungkinan dapat menyerang orang muda, laki-laki atau perempuan, bahkan remaja dan anak-anak.
Untuk itu siapapun perlu mewaspadai gejala sekecil apapun yang bisa dideteksi. Tak perlu menunda lagi untuk mulai menerapkan pola hidup sehat, dan jangan ragu untuk meminta bantuan medis jika mengalami gangguan fungsi organ tubuh vital.
Referensi:
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cardiomyopathy/synptoms-cause/syc-20370709
- https://www.nhs.uk/conditions/cardiomyopathy
Komplikasinya ngeri banget
Semoga saya tetap diberikan kesehatan
terimakasih atas artikelnya