Karies gigi merupakan salah satu masalah gigi yang paling umum dialami anak-anak. Kedua anak saya pun mengalaminya, dan harus saya akui permasalahan ini lumayan mengganggu keduanya. Sayangnya, baru beberapa tahun terakhir ini saya memahami bahwa karies gigi pada anak merupakan salah satu masalah gigi yang lumayan berbahaya. Jika dibiarkan tanpa perawatan khusus, karies gigi dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, bahkan pada masalah yang lebih serius dapat menyebabkan kematian.
Pengertian Karies Gigi pada Anak
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan kerusakan yang terjadi pada jaringan keras gigi yang disebabkan bakteri atau plak. Keberadaan bakteri dalam mulut memang hal yang normal. Namun jika terjadi penumpukan bakteri, sisa makanan dan air liur di dalam mulut, maka dapat menyebabkan terbentuknya plak. Plak yang bersifat asam dapat menyebabkan jaringan keras pada gigi larut, yang menyebabkan permasalahan gigi yang bernama karies gigi.
Menurut salah satu sumber data dari hasil riset Kemenkes pada tahun 2013, prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 53,2%. Hal ini meningkat dibandingkan data pada tahun 2007 yang melaporkan angka 43,4%. Sedangkan sebesar 90,05% dari kasus karies gigi sendiri dialami oleh anak-anak.
Penyebab Karies Gigi pada Anak
Penyebab karies gigi yang paling umum adalah kebiasaan minum susu di botol saat bayi hingga anak tertidur. Kandungan gula dalam susu dapat mengendap dan menjadi asam yang dapat menyebabkan lubang pada gigi.
Namun, bukan berarti anak-anak yang tidak minum susu dari botol tidak berisiko terkena karies gigi. Contohnya anak saya sendiri, meskipun full ASI, namun masalah karies gigi pada Najib jauh lebih parah dibanding Najwa.
Selain itu, karies gigi juga disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan manis, seperti: permen, ice cream, coklat, minuman beraneka rasa. Hal ini diperparah dengan pola pengasuhan orangtua yang tidak membiasakan anak-anaknya untuk rutin menggosok gigi dan berkumur setelah mengonsumsi makanan manis.
Bahaya Karies Gigi pada Anak
Pada umumnya, karies gigi pada anak dapat merambat dengan cepat dikarenakan email dan dentin gigi yang masih tipis. Hal inilah yang menyebabkan gigi susu pada anak berlubang dan tanggal. Menurut dokter, masalah karies gigi anak yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan cepat dapat berpengaruh pada pertumbuhan giginya kelak.
Jujur saja, hal ini merupakan juga merupakan hal baru bagi saya karena selama ini saya berpikir bahwa gigi susu pada anak juga nantinya pasti tanggal dan digantikan gigi permanen. Namun menurut dokter, kerusakan gigi susu pada anak akibat karies gigi dapat menyebabkan:
- Permasalahan pada pertumbuhan gigi baru. Hal ini dikarenakan gigi susu yang rusak dan tanggal mengakibatkan rahang anak mengecil sehingga gigi permanen yang berada di bawah gigi susu tidak mendapatkan tempat pertumbuhan yang optimal. Dan dapat menyebabkan gigi permanen tumbuh berantakan.
- Karies gigi dapat menimbulkan rasa nyeri yang sangat mengganggu saat mengunyah. Hal ini dapat menyebabkan anak malas makan karena merasa kesusahan saat mengunyah. Jika dibiarkan terus-menerus, dikhawatirkan anak mengalami kekurangan nutrisi akibat terbatasnya asupan pangan.
- Karies gigi yang dibiarkan dapat menyebabkan infeksi parah yang dapat merambat hingga ke otak.
Mengatasi Karies Gigi pada Anak
Mengatasi karies gigi pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara bahkan dapat dicegah dengan kebiasaan membersihkan gigi dan mulut.
Untuk pencegahan, orangtua dapat mengenalkan anak dengan sikat dan pasta gigi ber-fluoride untuk membersihkan gigi mereka. Namun pada anak di bawah usia 3 tahun, orangtua dapat menggunakan kain basah utuk mengelap gigi, gusi dan area mulut anak.
Jika karies gigi pada anak sudah mulai mengganggu, maka segera lakukan pemeriksaan pada dokter gigi anak. Dokter akan melakukan tindakan medis sesuai dengan tingkat masalah karies gigi yang dialami anak. Bisa dengan menambal atau mencabut gigi anak.
Pencegahan karies gigi pada anak juga dapat dilakukan dengan membentuk kebiasaan baik pada diri anak. Misalnya:
- Mengajarkan cara menggosok gigi pada yang benar pada anak.
Selain mengajarkan anak untuk rutin menggosok gigi, yaitu 2 kali dalam sehari, maka perlu rasanya untuk mengajarkan cara menggosok gigi yang tepat. Bagaimana cara memegang sikat gigi, cara menggerakkan sikat gigi dan cara membersihkan lidah serta area mulut sehingga kondisi mulut bersih optimal.
- Biasakan si Kecil tidak minum susu sambil tiduran
Jika si Kecil masih meminum susu dari botol, maka biasakan mereka meminum susunya sambil duduk, bukan saat rebahan. Biasakan juga untuk mengajak si Kecil berkumur atau meminum air putih setelah meminum susunya, dengan begitu kondisi mulut bersih saat sedang tidur.
- Memilih sikat gigi khusus anak dan pasta gigi ber-fluoride.
Memilih sikat gigi untuk anak tidak boleh sembarangan. Orangtua perlu memilih sikat gigi khusus anak yang memiliki bulu sikat lembut dan kepala sikat kecil sehingga muat ke dalam mulut anak. Jika perlu ajak anak untuk memilih sendiri sikat gigi yang diinginkan sehingga mereka lebih bersemangat.
- Mengenalkan berbagai variasi makanan sehat.
Mengenalkan berbagai variasi makanan sehat pada anak merupakan salah satu cara untuk menghindarkan si Kecil dari konsumsi makanan manis yang berlebihan. Misalnya memberikan buah segar sebagai pengganti camilan manis. Atau jus buah sebagai pengganti minuman botolan.
- Orangtua menjadi contoh untuk kebiasaan baik pada anak.
Apapun yang menyangkut kebiasaan baik pada anak, tentunya orangtua memiliki andil besar untuk mewujudkannya. Jangan segan memberikan contoh mengenai bagaimana cara merawat gigi yang benar, disiplin menggosok gigi dan mengurangi konsumsi makanan yang kurang baik untuk kesehatan gigi.
- Melakukan pemeriksaan gigi secara rutin kepada dokter gigi.
Biasakan mengajak anak untuk mengunjungi dokter gigi secara rutin setidaknya sekali dalam enam bulan. Awalnya ajak anak saat jadwal rutin pemeriksaan gigi orangtua. Kemudian buatlah jadwal pemeriksaan gigi tersendiri untuk mereka. Jangan lupa terapkan tips khusus agar si Kecil tidak takut saat diajak ke dokter gigi.
Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mencegah karies gigi pada anak, namun harus saya akui dibutuhkan kesabaran dan komitmen tinggi dari orangtua untuk membentuk kebiasaan baik pada anak. Saya sendiri terus mengusahakannya meskipun karies gigi pada Najib—anak kedua saya— sudah lumayan parah. Saya terus mendorongnya untuk merawat gigi dan mengajaknya ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan rutin agar pertumbuhan giginya tidak terganggu di masa depan.