Literasi digital pada anak merupakan salah satu isu penting yang mendapat perhatian khusus dalam keluarga kami. Hal ini dikarenakan selama masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), aksesibilitas anak terhadap dunia digital meningkat pesat akibat seluruh proses belajar dan penugasan dari sekolah yang melibatkan gawai dan internet.
Tentu kami tak dapat menolak karena nyatanya teknologi telah banyak membantu pada hari-hari seperti sekarang. Tetapi kami perlu melakukan edukasi karena memahami bahwa dunia digital tak sepenuhnya aman untuk anak-anak.
Peran Teknologi dalam Rumah Kami
Selain untuk memenuhi penugasan dari sekolah, kedua anak saya juga mulai memanfaatkan gawai dan internet untuk mengisi waktu luang di rumah.
Dulu, sebelum Covid-19 membatasi interaksi antar manusia seperti sekarang, anak-anak memiliki berbagai aktivitas di luar rumah, seperti: mengikuti kursus renang, menari, les musik dan berbagai ekskul di sekolah. Tetapi, dengan kondisi seperti sekarang, saya dan suami memang sedikit melonggarkan penggunaan gawai sebagai media entertainment anak, midalnya: memberikan jatah waktu untuk menonton video Youtube, bermain game, belajar bahasa asing, bahkan si Najwa pun mulai aktif membuat konten di TikTok meskipun menggunakan akun pribadi saya.
Bukan hal baru bahwa keberadaan teknologi ibarat pisau bermata dua bagi penggunanya. Hal ini saya rasakan betul karena keluarga kami sangat mengandalkan teknologi sebagai penunjang pekerjaan dan perekonomian rumah tangga. Akses internet dan keberadaan gawai ibarat kantor kedua bagi suami. Sedangkan bagi saya pribadi, keduanya merupakan etalase untuk bisnis yang sedang saya rintis.
Di sisi lain, kami melihat dengan nyata bahaya yang mengancam pengguna internet yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai literasi digital. Tengok saja kasus penipuan, kekerasan hingga propaganda akibat ujaran kebencian yang terus diproduksi secara massal. Semua ini jika tidak ditanggapi dengan bijak tentu sangat berbahaya bagi anak. Bahkan, tidak sedikit anak-anak yang mengaku menonton konten pornografi justru dari gawai orangtuanya sendiri. Sungguh sangat memprihatinkan.
Menyambut Teknologi dengan Budaya Literasi Digital
Belakangan ini literasi digital makin sering digaungkan seiring maraknya ke di dunia maya. Sayangnya tidak banyak yang tahu mengenai literasi digital itu sendiri.
Beruntung sebagai salah satu peserta Kelas Growth Blogger saya mendapatkan kesempatan untuk menulis artikel dengan tema “Literasi Digital” sebagai salah satu tugas untuk materi “Menulis dan Editing” yang disampaikan oleh Kak Gemaulani — bloger sekaligus editor dan pemateri di kelas KGB 2.
Tanpa perlu berlama-lama lagi, berikut sedikit ulasan mengenai literasi digital dan apa pentingnya literasi digital untuk anak:
Definisi Literasi Digital
Disarikan dari website Gerakan Literasi Nasional, Literasi Digital didefinisikan sebagai keterampilan mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi secara digital.
Dalam artian yang lebih luas, literasi digital memiliki beberapa komponen penting yaitu:
- Ketertarikan terhadap dunia digital.
- Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital.
- Aksesibiltas terhadap alat komunikasi digital dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam komunikasi efektif.
- Keterampilan mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi informasi dan kemampuan membangun pengetahuan baru.
Pengetahuan mengenai literasi digital sangat penting karena berimbas langsung pada keputusan yang dibuat seseorang terhadap informasi yang mereka terima, dan bagaimana memanfaakan teknologi dalam kehidupan.
Khusus literasi digital pada anak, banyak orangtua hanya memfasilitasi anak dengan teknologi, namun tidak membekali dengan informasi yang memadai. Padahal, keterampilan literasi digital pada anak merupakan salah satu soft skill yang menunjang masa depannya kelak.
Alasan Pentingnya Literasi Digital pada Anak
Beberapa alasan penting mengapa orangtua perlu menumbuhkan keterampilan literasi digital pada anak, meliputi:
1.Peluang pengembangan diri melalui dunia digital.
Sebut saja berbagai platform media sosial yang telah terbukti banyak membuka peluang baru bagi seseorang. Dari bukan siapa-siapa, menjadi seseorang yang didengar dan diikuti. Bahkan, sekarang pun banyak perusahaan yang mempertimbangkan jejak digital calon pegawainya dengan menelusuri akun media sosial mereka.
Pada saatnya anak-anak kita pasti tertarik untuk memiliki akun media sosial pribadi. Wajar, orangtua tidak perlu melarang asalkan sudah memenuhi syarat dan ketentuan. Namun, orangtua perlu mengajarkan pada anak bagaimana cara bijak menggunakannya. Instagram, Facebook, Twitter atau media sosial lainnya pasti memiliki ciri khusus dari penggunanya. Begitu pun dengan jenis konten yang perlu mereka ikuti di setiap platform media sosial.
2. Pentingnya keterampilan kurasi konten.
Salah satu aspek penting dalam literasi digital adalah kemampuan anak untuk mengurasi konten. Dengan kata lain, mereka harus tahu konten mana yang dapat diposting, dibagikan, dan berinteraksi dengan mereka.
Anak juga harus tahu bahwa setiap foto, video atau tulisan yang diposting, disukai, dikomentari kemudian dibagikan dapat menunjukkan sesuatu tentang diri mereka. Di samping itu, anak-anak perlu keterampilan untuk memilah konten yang berkualitas dan kurang berkualitas.
3. Kemampuan mengetahui potensi teknologi di masa depan
Kemampuan untuk mengetahui potensi teknologi merupakan salah satu jalan kesuksesan di masa depan. Untuk itu, orangtua perlu bekerja sama dengan anak untuk mempelajari seluk-beluk setiap perangkat teknologi.
Pada umumnya, sebagian besar anak menggunakan smartphone atau komputer dengan cara yang berbeda dengan orangtua. Biasanya hanya untuk game atau menonton. Wajar, karena anak-anak hanya menggunakan teknologi untuk hal yang disukainya.
Di sinilah pentingnya peran orangtua untuk mengajarkan cara memaksimalkan piranti teknologi tersebut. Ajak mereka bereksperimen dengan program yang ada dalam komputer atau berbagai aplikasi smartphone. Berikan pengalaman nyata bahwa kemampuan untuk memanfaatkan satu jenis teknologi secara bertahap dapat memudahkan untuk penguasaan teknologi-teknologi berikutnya yang akan terus berkembang. Dengan begitu, anak dapat merasakan bahwa teknologi menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dipelajari dan bukan membuat frustasi.
4. Teknologi tidak akan hilang namun terus berkembang
Beberapa orangtua melarang anak-anaknya menggunakan teknologi sebagai cara terbaik untuk membatasi akses negatif pada mereka. Padahal, anak-anak perlu membiasakan diri dengan teknologi yang lekat dalam kehidupan mereka di masa depan.
Dalam hal ini, ada baiknya memanfaatkan periode ketika anak masih bergantung pada orangtua untuk membimbing mereka dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Bagaimana memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk menunjang bakat dan keahlian mereka. Bagaimana menggunakan teknologi dengan aman dan mengatur arus informasi yang semakin tak terbendung di masa depan. Karena kenyataannya keberadaan teknologi benar-benar tidak dapat dihindari lagi.
Bagaimana Menumbuhkan Literasi Digital pada Anak?
Kontribusi orangtua sangat besar dalam upaya menumbuhkan budaya literasi digital pada anak. Secara garis besar, berikut 5 cara yang bisa dicoba oleh para orangtua:
1. Berikan izin untuk bereksperiman dengan alat digital.
Teknologi memang bukan suatu hal yang mudah namun bukan alasan untuk tidak mengenalkannya pada anak. Sebagai orangtua sebaiknya kita memberikan izin agar anak dapat bereksperimen dengan berbagai piranti teknologi. Namun pastikan tetap dalam pengawasan.
Tidak realistis jika jika orangtua mengizinkan anak bermain media sosial ketika mereka telah dewasa, tanpa mengajarkan sebelumnya. Hal ini jauh lebih berbahaya karena anak tidak memiliki kesiapan secara khusus. Untuk itu, pastikan secara perlahan-lahan memperkenalkan anak pada teknologi khususnya yang berkaitan dengan dunia online.
2. Tunjukkan cara menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
Etika berinteraksi dalam dunia digital merupakan satu keterampilan penting yang perlu diajarkan pada anak. Mereka perlu memahami aturan berinterkasi di dunia maya dan pedoman keselamatan. Mereka juga perlu memikirkan setiap postingan, baik like atau komentar. Anak perlu tahu bahwa memberikan “like” pada postingan yang berisi bullying seolah-olah mewakili dukungan mereka terhadap bullying itu sendiri. Anak harus tahu bagaimana memperlakukan orang lain di dunia maya. Dan yang tidak kalah penting bahwa postingan video atau foto harus positif dan pantas.
3. Pastikan anak-anak mengetahui hak mereka dan menghormati hak orang lain secara online.
Anak-anak harus merasa aman saat berinteraksi di dunia digital. Jika mereka mengalami kekerasan dalam dunia maya, atau pelecehan dengan cara tertentu, maka anak wajib memberitahu orang dewasa yang terpercaya.
Selain itu, bekali anak mengenai bagaimana menghadapi pelecehan atau bullying di dunia maya. Sebaliknya, pastikan anak juga memiliki cukup pengetahuan tentang cara bersikap dan menghormati orang lain di dunia maya. Misalnya, anak harus tahu bahwa mereka tidak boleh membagikan foto atau video milik orang lain tanpa izin dari pemiliknya.
4. Ajarkan cara aman berinteraksi di dunia digital.
Sebelum memberikan fasilitas digital pada anak, pastikan orangtua sudah membicarakan pedoman keamanan online, termasuk mana yang boleh dan tidak boleh diakses. Batasi jenis tayangan dengan membuat pengaturan khusus untuk anak. Selain itu penting juga mengikuti pedoman usia untuk pembuatan akun pada media sosial.
5. Orangtua perlu menambah keterampilan digital parenting.
Parenting merupakan cabang keilmuan yang sangat dinamis dari masa ke masa. Sayangnya, tidak ada sekolah khusus untuk keilmuan yang satu ini. Itu artinya, orangtua harus aktif mencari tahu dan mau menambah wawasan dari mana saja.
Selain itu, orangtua adalah sebaik-baik contoh untuk anak. Sebelum mengajarkan literasi digital pada anak, maka perhatikan perilaku orangtua saat berinteraksi di dunia maya. Tanyakan pada diri sendiri apakah kita sudah menggunakan hak dan menghormati hak orang lain dalam interaksi digital? Apakah kita sudah menggunakan teknologi untuk manfaat yang lebih besar dalam kehidupan? Apakah kita sudah berkomentar dengan baik? Apakah konten foto dan video kita aman dan pantas dipertontonkan? Pahami bahwa cara orangtua menggunakan teknologi akan memengaruhi perilaku anak.
Benar kata orang bahwasanya “anak adalah cerminan orangtuanya”. Termasuk dalam membangun budaya literasi digital pada anak, orang pertama yang semestinya mengenalkan keterampilan ini adalah orangtua sebagai orang yang paling dekat dengan mereka.
Berikan dukungan dan pengalaman nyata bahwa menguasai teknologi digital merupakan sebuah langkah untuk bisa survive di masa depan. Namun, tetap lakukan pengawasan dan edukasi sejak dini dengan pengetahuan mengenai literasi digital.
Selamat mencoba, semoga anak-anak tumbuh menjadi generasi digital yang bijak.
Referensi:
- Pengalaman parenting penulis
- https://www.verywellfamily.com/why-digital-literacy-skills-are-important-4106612
Jatah waktu bermain gadget bagi anak emang perlu banget. Mesti jaga2 juga postingan orang tua soalnya jejak digital bisa diakses anak saat tiba amsa dia bebas pegang gadget.
Setuju banget, kak. Literasi digital buat anak itu buatku wajib. Soalnya, kadang mereka kan belum tahu ya, mengenai data pribadi baiknya gimana. Dan banyak hal yang masih belum mereka pahami mengenai do’s and don’ts dalam berselancar
Aku baca pelan-pelan artikel ini. Bergizi sekali. Secara di situasi seperti ini justru nggak mungkin rasanya menjauhkan anak dengan gawai. Selama penggunanya aman, benar, dan tepat, justru gawai itu bisa menjadi teman belajar yang menyenangkan bagi anak. Dan betcull orang tua sendiri harus melek digital untuk bisa membimbing anak2 cara bijak pakai gawai.
Thanks for sharing this Mba Damar!
Sepakat mb, kemajuan teknologi tidak bisa dihindari. Kitalah yang musti adaptasi. Membekali anak dengan literasi digital yang memadai agar mereka tidak gagap teknologi…
Pandemi ini memang anak banyak dilibatkan dalam memegang ponsel. Alasannya tentu saja karena #dirumahsaja. Selain sekolah, komunikasi dengan teman-temannya juga pakai video-call. Namun karena aksesnya lebih sering, mereka malah membuka hal-hal yang kita batasi.
Makanya bener ya peran orang tua dalam mendukung perkembangan literasi digital anak itu penting banget. Soalnya sekarang ya apa-apa digital.
Plot twistnya, ketika kita sebagai orang tua yang sudah kenyang “nakal”. harusnya bisa lebih membentengi anak yak, dari konten2 yang negatif.
Keren banget mbak ini, aku baca pelan-pelan dan bookmark sebagai catatanku mengasah keterampilan literasi digital buat anak-anakku. Harus banyak belajar juga emaknya ini mah hehe, sekalian jadinya. Semangat selalu
Setuju mba, saya pribadi tidak bisa lepas dari literasi digital. Anak juga sudah mulai dikenalkan dan diatur pemakaian gadget. Banyak materi pembelajaran yang justru dikemas secara digital lebih menarik dan mudah dipahami anak, bahkan untuk membangun karakter tertentu. Tentu saja dengan tetap menjaga rules supaya tidak terjadi hal buruk.
Terkadang kita kuatir dengan kemajuan teknologi namun seiring pengetahuan kita tentang penggunaan teknologi secara bijak akhirnya kita juga bisa mengatur dan mengawasi serta mengarahkan anak dalam berteknologi
Setuju mbak, saat ini orang tua perlu beradaptasi atas perubahan teknologi, makin nyata kebenaran kata-kata “Ibu adalah sekolah pertama anak”. Saatnya orang tua beradaptasi dengan belajar.
Peran orangtua dalam membantu anak terutama literasi digital sangat penting ya mbak. Sehingga anak akan lebih merasakan manfaat serta terarah. Artikel yang sangat membantu untuk para orangtua yang terpaksa menjadi guru juga di rumah.
Setuju sekali, Mbak. Peran orangtua adalah kunci utama agar perkembangan anak-anak berjalan dengan baik. Apalagi untuk literasi digital ini, butuh perhatian dan bimbingan khusus dari orangtua.
Anak-anakku sudah akrab dengan dunia digital dari kecil. Si tengah sudah ngeyoutube dari kelas 4 SD. Sekarang udah SMP kelas 2. Tapi anak-anak ngerti mana yang boleh dan tidak boleh diekspose.
Si sulung memanfaatkan dunia digital untik pamer karyanya digital photo imaging. Sejak daring lebih punya banyak waktu untuk mengembangkan diri. Sudah ada satu dua klien yg pesen dan dapat uang jajan. Seneng banget dia.
Bedanya anak-anak sekarang ama kita dulu…mereka tuh sejak lahir udah ada internet. Langsung faham gitu, klak-klik cuma dari tanda-tanda di gadget. Penting deh buat orang tua engga kalah gaptek, jadi kudu faham literasi digital supaya bisa mengarahkan anak-anak, kan…
Mbak Damar terima kasih artikelnya. Ini sungguh ngasih pencerahan. Lengkap, jelas, bikin melek
Keterampilan Literasi Digital beneran penting buat anak.
Gak cuma anak tentunya, orang dewasa, bapak ibuknya juga harus paham duluan biar jadi teladan baik ya
Bagaimanapun emang zamannya udah serba digital.
Dan sepakat sama Mbak Damar teknologi akan terus berkembang, jadi ya mau gak mau kita harus bisa ngimbangin.
Semoga literasi digital dapat dipahami dan jadi budaya buat setiap kita
Generasi anak-anak kita memanglah generasi digital native. Mereka lahir ketika dunia sudah berubah menjadi digital jadi alih-alih melarang mereka menggunakan gawai memang lebih baik diarahkan untuk menggunakan gawai dengan bijaksana. Terima kasih tipsnya, Mbak Damar.
Ketertarikan anak-anak kepada dunia digital, aku yakin 99.99% itu adalah hal pasti. Hanya saja, kita sebagai orang tua nih yang bakalan sering pusing ketika meluruskan hal mana yang hoax mana yang nggak.
Setuju jika orang tua mesti melek dan update keterampilan digital yang dimiliki. Jadi selain memberi teladan nanti juga bisa mengawasi aktivitas digital anak.
Ulasan yang menarik!
Tulisannya bergizi sekali, Mbak Damar.
Menanamkan literasi digital pada anak-anak zaman sekarang ini memang sudah tidak bisa ditawar lagi menurutku. Itu sudah menjadi kewajiban orang tua dan keluarga, apa lagi teknologi digital juga bisa menjadi pisau bermata dua jika penggunaannya tidak diarahkan dan diawasi sejak dini.
Thanks for the article, Mbak. Sangat bermanfaat.
Sebenarnya dunia digital untuk anak penting juga ya. Tinggal bagaimana orangtua mengarahkannya supaya anak juga gak kebablasan ketika sedang bermain gadget. Makasih ya mba sharingnya. Bagus tulisannya membuka wawasan banget.
Setuju banget mba, orang tua juga perlu menambah keterampilan terkait dunia digital jadi bisa mendampingi anak saat mereka menggunakan berbagai fasilitas teknologi terkait dunia digital
Setuju Mba damar. Sekarang itu udah jamannya teknologi dan kita sebagai orang tua perlu mengikuti perkembangan zaman dan mendidik anak-anak kita sesuai zamannya.
Makanya sebagai orang tua kita kudu melek teknologi biar bisa juga mengedukasi anak kita tentang literasi digital ini
Setuju banget, zaman sekarang anak perlu belajar keterampilan secara digital agar dapat menggunakannya secara baik dan bertanggung jawab ya mbak…
Bener nih. Membatasi penggunaan gawai pada anak penting, tapi mendampingi penggunaan teknologi pada anak jauh lebih penting. Misalnya buat anak-anak yang suka berkreasi membuat video bisa difasilitasi dengan membuat video bersama dan biarkan anak belajar ngedit sendiri videonya ya mba. Begitu pun dengan foto. Anak juga bisa belajar edit foto atau desain …
Wah detil banget mba ulasannya. Setuju kalau anak boleh dan kudu menguasai teknologi yg serba digital. Sebagai ortu tentu saja harus bisa mengimbanginya agar bisa mengarahkan yang terbaik buat anak kita. Makasih mba artikelnya sangat membantu…
Jamannya udah beda. Menurutku ga bisa anak-anak sekarang dipisahkan dari gadget. Saya setuju banget bahwa justru orang tualah yang musti beradaptasi dengan perkembangan jaman, agar bisa mendampingi anak-anak. Sehingga tumbuh kembang anak-anak bisa sesuai yang diharapkan.
Memang kita enggak bisa menjauhkan anak dari dunia digital sama sekali. Apalagi buat kita-kita yang kerjaannya online begini ya. Hahaha
Aku setuju, literasi enggak cuma buku. Literasi digital juga penting.
Bener sekali ini, literasi digital sudah menjadi hal yang wajib dikuasai orang tua agar mampu menyampaikan dan mengawasi anak dalam ketrampilan memahami literasi digital itu sendiri.
Memang penting sekali untuk menjatah waktu mereka menggunakan gadget. Namun apa yg dilakukan mereka adalah hal yang dapat memberikan informasi bagi mereka. Jangan lupa orangtua harus mendampingi anak mereka dalam hal gadget.
Nah iya, Mbak, orang tua itu contoh terdekat bagi anak-anaknya. Memang sebaiknya orang tua dulu yang melek literasi digital agar bisa mencontohkan hal yang baik untuk anak-anaknya.
Mencontohkan bagaimana menggunakan media digital dengan bijak agar anak tidak terpapar konten negatif.
Bagaimanapun orang tua tetap teladan yang utama ya. Bagaimana kita bersikap di dunia maya, bagaimana perilaku di dunia digital, pasti sedikit banyak akan dicontoh anak.
Nah ini dia, terkadang orang tua terlalu bebas memberikan perangkat digital kpd anak tanpa pngawasan yg baik sehingga jadi kebablasan. Semoga artikel ini bisa membantu memberikan pengertian orang tua dalam penting ya pengawasan perangkat digital
Hikmah dari pandemi ini sekarang banyak orang tua yang belajar lagi tentang literasi digital ya. Zaman sekarang serba digital, orang tua harus bisa mendampingi anak-anak di dalam penggunaannya
Memang literasi digital ini harus banget ditanamkan sedari dini, jadi biar balance semakin tau teknologi ya harus semakin bijak dalam memanfaatkannya ya Mba. Jadi harus ada pendampingan.
Wah bener banget nih mba, anak2 harus diberi keterampilan bagaimana ketika ada perundungan dalam dunia online. Jadi ingat kasus ospen online kakak kelas bully Maba, hiks. Sepertinya aku kudu mulai memasukkan kurikulum literasi digital nih buat anakku. Minimal dia tahu mana yang layak tonton dan tidak hehe. Makasih ulasannya, komplit banget mba Damar 🙂
Dalam hal literasi di jaman teknologi ini bagi anak memang seperti Pisau mata dua karena pisau 1 untuk memotong dalam arti mendapatkan ilmu dan informasi sekaligus jika tidak di bimbing dengan benar dan di awas dengan baik maka anak cenderung tidak bertahan dan hanya bermain game atau buka situs gak jelas unfaedah
Anakku yang 4 tahun ini juga mulai aku bekali mana tontonan di yutub yang boleh dilihat dan tidak boleh diakses mba, contohnya kalo ada adegan kekerasan aku nggak bolehin juga sih mba, misalnya perang2an karena takutnya ditiru. Hehe. Makasih ulasannya ini ya mba, super duper komplit:)
anak-anak sekarang setiap hari berselancar di dunia maya apalagi Youtube, penting banget memberi mereka pengetahuan sejak dini perihal literasi digital agar mereka paham ya gimana menggunakan media sosial yang baik dan benar.
Nah, saya setuju nih Mba. Karena sekarang zamannya sudah digitalisasi, orang tua tidak bisa menutup mata terhadap penggunaan internet oleh anak-anak. Melainkan orang tua dapat mendampingi cara berliterasi dalam dunia digital. Biar pas dewasa gak kaget.
Wah ada tips nya bagaimana menerapkan literasi digital. Dalam mendampingi bukan berarti orang tua buta2 amat, orang tua justru harus tau duluan dari anak