Kursus untuk Anak, Yay or Nay?

“Mendaftarkan anak untuk mengikuti sebuah kursus bukan sekedar keren-kerenan. Tapi tentang minat dan manfaat yang akan mereka dapatkan”
Minggu yang lumayan melelahkan untuk Najwa. Setelah Sabtu pagi kemarin berenang sampai kurang lebih 4 jam. Minggu pagi ini dia minta masuk kursus lagi. Katanya masih penasaran sama latihan yang terakhir.
Saya sebenarnya kurang sependapat kalau seminggu harus masuk dua kali. Mengingat semalam kami pergi dan sampai di rumah sudah kemalaman. Dan, pada hari Senin Najwa harus mengikuti tambahan materi calistung di sekolah. Saya sedikit khawatir kalau-kalau kelelahan. Tapi, karena suami meng-aminkan permintaan Najwa. Ya, saya nggak bisa nolak lagi. Dan, pagi ini pun kami pergi ke kolam untuk yang kedua kali di pekan ini.
Seperti biasa, satu sesi latihan renang yang berdurasi antara 1 hingga 1,5 jam selalu diisi dengan teori singkat dan praktik dengan dua kali istirahat. Rupanya minggu ini hanya ada satu anak lain di kelas Kak Wahyu, pelatih renang Najwa. Otomatis durasi untuk praktik semakin panjang, karena hanya dua anak yang harus dibimbing.
Najwa adalah murid paling junior di kelas Kak Wahyu. Selain usianya yang paling muda ( 6 tahun akhir bulan ini), Najwa juga baru mempelajari satu jenis gaya. Yaitu gaya Katak. Alhamdulillah, so far, dia nggak merasa minder dengan teman-temannya.

Sampai hari ini, satu-satunya kursus yang diikuti Najwa hanya renang. Proses sampai akhirnya dia memilih kursus ini pun bisa dibilang panjang. Karena awalnya Najwa sangat takut untuk berenang. Jangankan masuk ke kolam dewasa, kiddie pool aja dia masih minta dipegangi ibu bapaknya. Jadi, sebenarnya kami sangat surprise waktu Najwa minta didaftarkan. Ya, salah satunya berkat nonton Moana juga sih. Sampai akhirnya dia tertarik dan minta dikursuskan.

Kursus renang hari pertama
Najwa Tidak Tertarik Didaftarkan Kursus Apapun
Sekitar pertengahan Agustus tahun lalu, saat Najwa sudah duduk di TK B. Saya sempat menawarkan beberapa kursus padanya, tapi untuk calistung atau BIMBA memang saya skip sejak awal. Beberapa di antaranya seperti balet, tari kreasi tradisional dan menggambar, bahkan Najwa sudah saya ajak datang ke tempat kursus untuk melihat secara langsung pada jam-jam latihan. Najwa yang sepertinya sedari kecil sangat tertarik dengan balet, ternyata sama sekali tidak ingin mengikuti latihan pada sesi percobaan. Dia pun cenderung menolak, tidak mau masuk, malahan ngambek.
Setelah itu, saya coba mengajaknya ngobrol. Sayaingin tahu saja, sebenarnya dia pengen menambah kegiatan apa sih,  di luar jam belajar sekolah. Jawabannya pun enteng saja, karena ternyata Najwa memilih main di rumah, ketimbang capek-capek les di luar.
Wow banget kan? Kayaknya si Ibu yang terlalu bersemangat. hehehe…  Tapi saya nggak maksa koq, setelah itupun saya nggak pernah tanya lagi sama Najwa. Terlebih di sekolahnya mulai ada pelajaran tambahan khusus materi calistung. Ya, sudahlah. Saya pikir jangan sampai dia tertekan.
Najwa Menunjukkan Minat Berenang
Sampai akhirnya pada awal tahun 2017, setelah mengajaknya menonton Moana, ceritanya sudah pernah saya tulis di blog post yang lain. Najwa sepertinya sangat terinspirasi dengan Princes Disney yang satu ini, dan dia pun  langsung minta didaftarkan kursus berenang.
Tadinya saya sempat kurang yakin. Mengingat selama ini Najwa masih sangat takut dengan air. Beberapa kali saya tanya apakah Najwa serius ingin kursus berenang. Dia selalu jawab “IYA” dan menunjukkan minat yang begitu besar.
Seolah tak mau menunda lagi, saya pun mendaftarkannya ke sekolah renang yang ada di kolam renang PALEM. Yang berlokasi di Pondok Kelapa, sekitar 15 menit dari rumah. Saking antusiasnya, bahkan Najwa pun nggak mau melewatkan setiap prosesnya. Selain ikut langsung saat mendaftar, dia pun meminta baju renang baru yang lebih panjang. Juga kaca mata renang baru karena yang sebelumnya hanya mainan.
Perlukah Kursus untuk Anak?
Sebelum melanjutkan pada progress renang Najwa, saya ingin menyampaikan pendapat saya tentang kursus untuk anak. Ya, kalau saya ditanya perlu atau tidak? atau YAY or NAY? Jawaban saya pasti YAY atau perlu. Tentu saja selalu ada alasan tersendiri untuk jawaban tersebut. Di antaranya :
Manfaat Kursus untuk Anak
  1. Memasukkan anak ke salah satu jenis kursus keterampilan bisa menjadi media untuk memupuk  minat dan bakatnya.
  2. Membuka wawasannya tentang aneka jenis keahlian dan keterampilan lain.
  3. Menambah lingkungan pertemanan.
  4. Mengisi waktu luang terlebih untuk anak-anak yang aktif seperti kedua anak saya.
  5. Memberikan ruang untuk mengaktualisasi diri.
Tapi, di balik jawaban YAY saya, seperti biasa saya memiliki rambu-rambu biar nggak kebablasan. Beberapa di antaranya :
Point Penting Terkait Kursus Anak
  • Saat anak masih berada pada usia dini hingga duduk di bangku sekolah dasar level 3, sebisa mungkin saya menghindari memasukkan mereka ke kursus atau bimbingan mata pelajaran. Saya ingin lebih banyak menstimulus otak kanan anak pada awal kehidupannya. Kecuali kelas 4 ke atas mungkin saya akan menambah bimbingan belajar. Itu pun dengan catatan kalau perlu dan ada permasalahan yang benar-benar tidak dapat kami selesaikan di rumah.
  • Mendaftarkan anak ke kursus sesuai minatnya.
  • Tidak memaksa apalagi menuntut anak mencapai prestasi tertentu. Sebisa mungkin kami Ikuti prosesnya, hargai setiap usahanya dan berikan dukungan sekiranya hal tersebut memang benar-benar menjadi minatnya.
  • Sebisa mungkin tidak mengikuti terlalu banyak kursus atau les. Jika anak yang meminta, kami akan mengusahakan untuk mengajaknya berdiskusi, dan cari tahu apakah hanya ikut-ikutan temannya atau benar-benar minat.
  • Memastikan anak mendapatkan manfaat dari kursus yang diikuti, sekecil apapun itu.
Jadi, kalau bisa kegiatan anak di tempat kursus merupakan selingan atau refreshing di antara padatnya jam sekolah formal. Di samping untuk mengembangkan dan memupuk kecerdasannya yang lain. Yang mungkin tidak terstimulus atau tidak mendapatkan rangsangan selama di sekolah.
Efek Positif Jika Anak Mengikuti Kursus Sesuai Minatnya
Bagi kita orang dewasa, melakukan suatu hal yang sesuai dengan passion atau minat sudah pasti mendatangkan manfaat. Benar bukan? Begitu pun anak-anak. Sejauh ini, banyak hal positif yang dapat kami tangkap dari Najwa. Khususnya terkait dengan kegiatan barunya, yatu berenang. Bisa jadi karena Najwa sudah menemukan keasyikan dan tantangan dari kegiatan ini.
Tapi, menurut saya itu semua tidak terlepas dari minat Najwa secara pribadi. Sejak awal Najwa sudah memilih kegiatan apa yang ingin dipelajarinya dengan cara mengikuti kursus. Yang kemudian kami aminkan dan usahakan untuk memfasilitasinya.
Alhamdulillah, setelah 2 bulan belajar, Najwa sudah bisa berenang. Tentu saja kami ikut bangga dan gembira. Meskipun sebenarnya ekspektasi kami tidak secepat ini. Makanya kami lumayan surprise dengan cara Najwa membangun kepercayaan dirinya.
Untuk ukuran anak yang selama ini takut air, apalagi harus masuk ke kolam dewasa. Maka kami patut mengacungkan jempol dengan kemampuannya berenang hari ini. Mungkin begitulah jika sesuatu dilakukan sesuai passion. Semacam ada kekuatan tersendiri yang mampu menggerakkan. Bahkan mengalahkan rasa takut yang selama ini bersembunyi di dalam diri.
Oh ya, kali ini saya lampirkan 6 tips untuk teman-teman sebelum mendaftarkan putra atau putrinya ke tempat kursus.  Semoga bermanfaat, ya!
Nah, kalau teman-teman, bagaimana pendapatnya tentang kursus untuk anak? Boleh share, donk ^_^

Leave a Comment