Pixabay.com |
Kalau ditanya apa pekerjaan utamasaya, tentu saja profesi ibu rumah tangga yang selalu menjadi jawaban. Karenasegala yang saya lakukan di luar kesibukan sebagai full stay at home momsifatnya hanya sampingan saja., yang biasa saya kerjakan di sela-sela menguruskeperluan suami dan anak-anak.
Freelancer, begitu biasanya sayamenggelari diri sendiri. Baik sebagai blogger, content writer atau crafter wanna be ,saya belum memutuskan untuk mengerjakannya sepenuh waktu. Meskipun selalu berusaha total untuk menyelesaikanpekerjaan yang dipercayakan kepada saya.
Menyandang status ibu rumahtangga tanpa menggunakan jasa ART menuntut saya untuk lebih dinamis dan cermatmengatur waktu demi produktifitas kerja. Belum lagi dua anak saya yang memilikikecenderungan kinestetik sangat susah diajak diam berlama-lama. Di luarpekerjaan rumah, hampir sebagian besar waktu saya gunakan untuk bermain bersamamereka.
Jangan ditanya seberapa banyak waktu yang saya alokasikan untuk menuntaskanpekerjaan freelancer Namanya juga free, jadi suka-suka saya mau dikerjakankapan dan di mana. Meskipun kerap kali harus berkejaran dengan deadline yang bikin nyut-nyutan kepala.
Ritme pekerjaan yang mengharuskansaya dinamis, tidak membuang-buang waktudan bisa bekerja di mana saja mau tak mau membuat saya memerlukan ‘alat tempur‘yang siap di bawa kemana-mana. Sayangnya kesempatan itu belum juga sayadapatkan hingga sekarang. Karena kondisi laptop yang sekarang saya ajak bekerjasangat tidak memungkinkan.
Selain ukurannya yang besar danberat, kondisi keyboard bawaan yang tidak berfungsi akibat dimuntahi si kecilmau tak mau membuat saya harus menggunakan external keyboard yang, alamaksemakin tak praktis untuk dibawa-bawa.
Sejauh ini , smartphone memang takpernah lepas dari tangan ketika saya harus beraktivitas di luar. Jika kebetulansaya mendapat job sebagai buzzer, atau harus mengikuti training online berbasissocial media, gadget yang satu ini cukup mumpuni untuk diajak bekerja sama.
Anak-anak yang masih kecil, mau tak mau membuat aktivitas saya lebih banyak dengan mereka. |
Masalahnya, smartphonesatu-satunya yang sekarang menjadi andalan ini sering kali menjadi barangrebutan dengan anak. Biasanya saya memang tegas terkait penggunaan gadgetbagi mereka. Tapi ada kalanya saya harus melakukan mediasi, sampai akhirnyamenyerahkan barang tersebut dengan berbagai persyaratan.
Pada saat gadget berpindah tanganseperti itu, rasanya saya seperti sedang membuang-buang waktu. Misalnya saatmenunggu si kakak extra kurikuler di sekolah, saya merasa mendapatkan cukupwaktu untuk menyelesaikan beberapa draft atau meng-edit calon postingan.
Tapi apalah daya, satu-satunyagadget yang movable sudah beralih fungsi menjadi pemutar video favorit si adikyang mulai bosan menunggu kakaknya. Saya pun tak enak hati jika berebut paksa di lingkungan anak-anakyang sedang belajar.
Kadang kala saya pun merasa tidakproduktif ketika akhir pekan tiba. Ya, weekend yang sedianya memberikan lebihbanyak kebebasan waktu, kadang-kadang harus saya lewati untuk traveling ke luar kotabersama keluarga. Sedangkan yang palingsering terjadi adalah menghabiskannya selama seharian dengan meng-exploresegala hal yang ada di Jakarta.
Saya sadar tidak dapat menolakkebiasaan ini dalam keluarga kecil yang sedang kami bangun. Karena jalan-jalanmerupakan salah satu quality time yang banyak me-refresh hubungan suami istridan bounding dengan anak. Tapi sebagaifreelancer, saya merasa terlalu sering melewatkan waktu luang karena kendalaalat yang tidak menunjang. Maka saat seperti itu saya sering merasa butuhgadget kedua, yang tentu saja harus dinamis dan bringable untuk menunjang keahlian saya sebagai multitasker.
Pixabay.com |
Sempat berpikir untuk membelitablet sebagai cadangan jikalau harus bekerja di luar. Saya pun masih bimbang, karenakondisi laptop yang sekarang juga sudah saatnya dipensiunkan. Dan tidak bisasaya pungkiri, sebagian besar pekerjaan lebih maksimal jika dikerjakan denganlaptop atau notebook biasa. Misalnyauntuk mendesain atau meng-edit foto, maka fungsi dari keyboard dan mouse takbisa digantikan oleh layar sentuh yang biasa ada pada tablet.
Tapi begitu berniat untuk membeli laptop biasa, bayangan membawa seperangkat alat dengan bobot yang bisa membuat pundak semakin pegal selalu menjadi kendala. Ya kali harus bawa tas segede gaban cuma buat laptop doang, sudah berat nggak simple pula. Pupus sudah cita-cita ibu rumah tangga tampil trendi saat jadwal traveling tiba.
Laptop 2 in 1 Hadir sebagai Solusi
Intel.co.id |
Untungnya teknologi terusberkembang hingga tak terbendung lajunya. Laptop hybrid hadir menjadi solusibagi gaya hidup freelancer seperti saya. Laptop hybrid atau biasa disebut 2 in1 merupakan inovasi terbaru laptop yang menggabungkan 2 fungsi dalam 1 perangkat, yaitu notebook dantablet yang disatukan. Perangkat ini sangat fleksibel, karena bisa digunakanuntuk bekerja sekaligus meng-entertain saya, bahkan anak-anak.
Sedangkan laptop 2 in 1 yangmemiliki fungsi konvertibel, sekilas nampak seperti notebook biasa, tapi jikalayarnya dibalik atau diputar, maka tampilannya berubah seperti tablet dansangat mengesankan jika harus digunakan untuk keperluan meeting atau presentasidi depan klien.
Tapi tak perlu khawatir denganperforma 2 in 1 sebagai laptop ataunotebook biasa. Karena bagi sebagian orang, penggunaan laptop dengan keyboard beserta touchpad atau mouse memang sepertinyatak bisa ditinggalkan. Laptop 2 in 1 hadir tetap dengan kenyamanan yang biasa user gunakan. So, kalaukata saya, sih, laptop 2in1 yang benar-benar saya butuhkan.
Hal-hal yang PatutDipertimbangkan sebelum Membeli Laptop 2in1
Intel.co.id |
Sebagai freelancer yang memiliki penghasilan tidakmenentu, pembelian perangkat baru untuk menunjang pekerjaan saya benar-benarharus melalui pertimbangan yang matang. Terlebih jika perangkat tersebut bisadibilang juga masih baru di pasaran. Jangan sampai membeli suatu perangkat hanyakarena tergiur dengan segala kemudahan yang ditawarkan. Tapi sudah semestinyaperangkat tersebut memberikan manfaat maksimal.
Begitu pun halnya ketikamemutuskan memilih laptop 2in1 sebagai calon pendukung pekerjaan saya. Sayaharus tahu betul, tipe seperti apa yang tepat dan memang dibutuhan. Beberapatips berikut sangat membantu, untuk saya dan juga Teman-teman yang berniatmembeli perangkat serupa.
1. Pilih mana, konvertibel ataubisa dilepas?
Dengan profesi yang saya gelutisekarang ini, pilihan 2in1 dengan layar yang bisa dilepas tentu saja palingtepat. Saya belum butuh untuk presentasi atau meeting, tapi kebutuhan sayahanya gadget yang travel friendly.
2. Prosesor
Prosesor ibarat jantung untukperangkat seperti PC atau laptop.Terlebih untuk perangkat model 2in1, performa prosesor tidak bisa di kesampingkanbegitu saja. Memilih laptop atau dengan prosesor yang mutakhir harusdiutamakan. Maka memilih laptop intel 2in1 adalah sebuah keputusan yangbrilliant, mengingat kredibilitas Intel Pentium yang tak perlu diragukan lagi.
3. Ukuran layar
Seperti yang kita ketahui, baiklaptop atau notebook maupun tablet memiliki ukuran layar yang beragam.Pemilihannya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing user.
Untuk saya, layar berukuran 14inchi sudah sangat mencukupi kebutuhan. Karena laptop atau tablet bukanlahperangkat vital sebagai pemutar video atau menonton film, maka saya tak butuhyang terlalu besar. Ukuran 14 inchi bisa dibilang sedang. Tak terlalu besar sehinggamasih relevan untuk dibawa traveling, namun tak terlalu kecil sehingga ramah denganpenglihatan.
Selain itu, ukuran layar yanglebih besar juga lebih berat dan lebih cepat memakan baterai. Maka dari itutentukan dulu kebutuhannya untuk apa, barulah buat keputusan yang tepat.
4. Storage
Masalah penyimpanan juga harusmendapatkan perhatian. Laptop 2in1 dilengkapi dengan hard drive atau HDD yang cukupaman untuk menyimpan file dokumen, foto, video dan film. Beberapa laptop 2in1bahkan dilengkapi solid state drive (SSD) yang memungkinkan mengambil filelebih cepat dan tahan banting tentunya. Tapi seperti biasa, ada harga selaluada rupa. Paham, kan?
Laptop 2in1 yang menjadi wishlist saya. (asus.com) |
5. Daya tahan baterai
Karena kebutuhan utama saya untukdigunakan di luar rumah atau sebagai perangkat yang movable. Maka laptop dengandaya tahan baterai yang lebih lama yang saya butuhkan. Nggak mau, kan, ribet bawa colokan saat sedangjalan-jalan?
Hem, sepertinya saya sudahmembuat keputusan yang tepat dengan menjatuhkan pilihan pada laptop 2in1sebagai penunjang gaya hidup saya sebagai freelancer yang dituntut serbamultitasking. Dengan mengadopsi perangkat yang tepat, saya berharap lebihproduktif dalam aktivitas yang serba fleksibel .
Teman-teman tertarik dengan laptop 2in1 juga, kan?
Keren ulasannya, keren laptopnya..:)