Sebenarnya Mbah Ti sudah packing mau ke Jakarta, tapi vertigo-nya kambuh, jadi batal.
Pesan pendek dari Mama masuk dalam inbox smartphone-ku, mengabarkan kegagalan rencananya mengunjungi kami pada akhir tahun lalu. Aku menghela napas, sedih sekaligus prihatin karena kesehatan Mama yang semakin tidak stabil sejak pertama kali terserang vertigo sekitar empat tahun yang lalu.
Mama yang sejak usia 34 tahun menyandang status janda memang sudah terlalu lama bekerja membanting tulang. Ia terbiasa mandiri, bahkan tetap produktif menjelang usia kepala enam. Tapi, semenjak vertigo mendera, kondisi Mama seperti naik-turun. Pagi masih fit beraktivitas, tiba-tiba sore harinya bisa saja langsung drop. Kepala pusing berputar-putar, mual, lemas diikuti keringat dingin di sekujur badan.
Kalau diingat-ingat, Mama memang tidak terlalu memerhatikan kondisi fisik dan asupannya. Sejak papa meninggal pada tahun 1990, sejak itu pula ia harus melakukan peran ganda mengasuh dan mencari nafkah untuk kami berempat anak-anaknya. Tak hanya fisik yang kelelahan, kondisi emosinya pun sekarang menjadi lebih sensitif karena merasa tak bisa se-produktif saat-saat masih lebih muda.
Berlibur Sambil Menunaikan Bakti pada Orangtua
Mendengar kondisi mama yang sedang kurang baik, tiba-tiba saja suamiku memutuskan untuk menghabiskan liburan Natal di Yogyakarta, sembari mengunjungi Mama yang sedang berada di rumah kakak. Tentu ini sedikit mengejutkan, karena menjelang tahun baru nanti kami harus berada di Bandung untuk suatu urusan. Itu artinya waktu kami sangat terbatas untuk perjalanan Jakarta-Yogyakarta-Jakarta. Kemudian Jakarta-Bandung-Jakarta, karena tiket ke Bandung dari Jakarta terlanjur kami beli sejak sebulan sebelumnya.
Selain itu, aku juga telah merencanakan untuk menyelesaikan seluruh deadline pekerjaan selama liburan Natal. Selain 2 artikel review, 1 artikel untuk lomba Anugrah Pewarta Astra 2018 juga masih berstatus draft. Apa jadinya tanggungan-tanggungan itu nantinya jika tiba-tiba harus berlibur tanpa rencana?
Tapi suami terus mendesak untuk sejenak meninggalkan pekerjaan yang tak penah ada habisnya. Selain itu, ia juga mengingatkan selagi ada waktu dan rezeki, wajib hukumnya untuk mengunjungi orangtua sebagai wujud bakti anak. Toh, nggak ada ruginya karena bisa sekalian berlibur.
Suami sih gampang saja ngomong kayak gitu karena jatah libur dari kantornya memang ada sekitar seminggu. Sedangkan sebagai freelancer, hari libur hanya akan tejadi ketika tak ada memo dalam kalender yang berarti deadline telah tuntas.
Namun, akhirnya kami tetap berangkat ke Yogya. Ya, tentu saja aku berangkat berlibur dengan membawa satu backpack khusus yang berisi laptop dan segala tetek-bengeknya. Awalnya suami sempat protes mengenai barang bawaan yang bertambah karena satu backpack khusus yang hanya berisi laptop. Tapi kemudian ia menyerah juga setelah mengetahui semua pekerjaanku memang sudah setengah jalan. Istilahnya kepalang tanggung kalau nggak dituntaskan.
Unpredictable Holiday di Yogyakarta
Akhirnya kami pun sampai di Yogyakarta. Dan seperti yang kami duga, Mama terlihat sangat senang dengan kedatangan kami yang bisa dibilang surprise untuknya. Entah kenapa wajahnya pun berubah menjadi cerah-ceria seolah penyakit telah meninggalkannya begitu saja.
Selanjutnya, kami pun menghabiskan liburan dadakan yang lumayan singkat ini dengan mencoba beberapa destinasi wisata di dekat rumah kakak di Kaliurang. Selain melihat secara langsung landmark yang menjadi ajang swa-foto pengunjung dari berbagai kalangan. Kami pun menyempatkan untuk mencoba Jeep Lava Tour pada sore harinya, kemudian mampir sebentar ke Borobudur di Magelang.
Sayangnya kedatangan kami yang bertepatan dengan libur akhir semester dan Natal merupakan jadwal padat untuk daerah-daerah wisata. Tak terkecuali di beberapa destinasi yang kami kunjungi, hampir semuanya penuh sesak, sehingga susah untuk menikmati suasananya atau sekedar mengabadikannya dalam foto sebagai pengantar cerita.
Tapi, selebihnya kami tetap bersyukur karena telah membuat keputusan yang tepat untuk liburan akhir tahun kali ini. Karena selain pengalaman berlibur dadakan yang sensasinya sangat berbeda dari biasanya, Mama pun kelihatan lebih sehat, bahkan memutuskan untuk ikut bersama kami pulang ke Jakarta.
Liburan Anti Galau Berteman Gadget yang Mendukung Pekerjaan Freelancer
Di tengah segala rasa syukur dan bahagia atas kesempatan berlibur sekaligus mengunjungi orangtua, sebagai freelancer aku masih menyimpan sedikit kegalauan terkait tanggung jawab yang belum kutuntaskan. Hari berganti hari, menit pun terus berganti jam hingga mendekati deadline yang telah kusepakati. Tapi aku terus saja membuang waktu karena tak mungkin membawa laptop sembari mengunjungi tempat-tempat wisata ini.
Dalam situasi seperti ini, aku membayangkan alangkah senangnya jika memiliki satu unit laptop berdimensi kecil dan tipis sehingga ringkas untuk kubawa ke mana-mana. Sebuah laptop yang mungkin seukuran kertas A4 saja. Berbobot ringan dan bisa kumasukkan dalam tote bag sehingga tak perlu menambah backpack untuk membawanya.
Untuk saat ini, laptop yang kugunakan memang sudah lumayan ringan dibanding yang sebelumnya. VivoBook A407U yang kupakai hanya berbobot 1,5 kilogram. Termasuk portable, hanya saja dimensinya masih lebar dan kurang tipis, sehingga tidak bisa kuselipkan bersama barang lain di dalam tote bag yang biasa kubawa.
Di samping itu, laptop berukuran kecil merupakan satu kebutuhan penting untuk menunjang pekerjaanku sebagai freelancer. Karena seringkali pekerjaan datang justru saat aku sedang tidak berada di tempat. Itu artinya aku butuh piranti untuk bekerja di mana saja dan kapan saja.
Selain itu aku butuh laptop yang punya kapasitas baterai besar. Tahu sendiri, kan, traveling dengan anak menuntut fleksibilitas waktu dan tempat. Kapasitas baterai yang besar sangat membantu pekerjaan menjadi lebih lancar karena aku tak khawatir harus membawa adaptor dan bolak-balik mengisi daya.
ZenBook UX391UA Teman Liburan Freelancer
Sepertinya kegalauan saat berlibur seperti ini tak hanya aku saja yang mengalaminya. Itu juga yang mungkin menjadi alasan ASUS merilis ZenBook S UX391UA, laptop dengan seri ‘S’ yang merepresentasikan slim, supreme dan stunning yang menjadi keunggulan utamanya. Tiga hal yang langsung memenuhi kebutuhanku akan laptop berdimensi ringkas, tipis dan tentu saja ringan.
Tapi bukan itu saja, karena ZenBook S UX391UA juga telah dirancang dengan berbagai kelebihan lainnya yang siap memanjakan pemuja laptop portable. Beberapa di antaranya ada di bawah ini.
ZenBook UX391 UA Thin and Light
Satu masalah yang langsung terpecahkan ketika mengetahui laptop yang hanya berbobot 1 kilogram dengan ketebalan 12,9 milimeter adalah tak perlu membawa backpack khusus untuk laptop. Dengan dimensi sedemikian ringkas, ZenBook UX391UA bisa kuselipkan ke dalam tote bag persis seperti yang selama ini kuimpikan.Selain itu kenyamanan saat mengetik yang merupakan satu kesenangan kecil yang sering kali terlupakan. Tapi dengan ZenBook UX391UA hal itu tak luput dari perhatian. Dengan engsel ErgoLift yang dimiliki ZenBook S ini, kita bisa memiringkan keyboard pada posisi mengetik paling nyaman.
Bekerja Lebih Lama tapi Tak Perlu Lama Saat Mengisi Daya
Masalah kedua yang kemudian juga terpecahkan adalah daya tahan baterai. ZenBook S UX391UA menggunakan baterai berkapasitas tinggi yang membuatnya bekerja lebih lama, dengan durasi pengisian daya yang lebih cepat.Memiliki kapasitas baterai 50 Wh, laptop ini mampu diajak kerja rodi selama 13,5 jam. Untuk me-recharge pun tak perlu lama, karena dengan 49 menit saja laptop ini telah terisi daya hingga 60%.
Performa Tanpa Drama dengan Konektivitas Cepat
Selayaknya laptop portable yang menjadi kebutuhan utama pekerja freelancer, ZenBook S UX391UA dirancang dengan performa tanpa drama. Prosesor Intel Core dengan RAM hingga 16 GB disiapkan untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat dan efisien. Kinerjanya juga halus dan responsif sehingga tidak memakan waktu selama liburan.
Bagaimana dengan konektivitasnya? Tentu laptop ini telah dirancang dengan sedemikian rupa sehingga memiliki konektivitas tinggi dan tanpa kompromi yang mendukung transfer data dengan cepat dari mana saja.
Tahan Banting dan Terstandar Military Grade
Setelah ukuran yang ringkas dengan bobot ringan, baterai berkapasitas besar serta performa dan konektivitas yang cepat, laptop tahan banting merupakan satu kebutuhan lain yang kerap kali susah dipisahkan dari pekerja dari mana saja.
Ya, risiko jatuh merupakan satu drama lain yang harus dihadapi ketika membawa laptop saat traveling. Selain itu faktor cuaca, suhu, kelembaban dan lokasi traveling yang terkadang berada pada ketinggian tertentu kerap kali mengganggu kinerja piranti digital.
Tapi tak perlu khawatir, karena ZenBook S UX391UA lagi-lagi dirancang memang buat kalian dan juga aku yang kadang-kadang harus punya jadwal berlibur dan traveling di tempat-tempat anti-mainstream. Laptop ini telah melalui serangkaian uji yang mencakup suhu dan kelembaban, juga pengujian untuk pengoperasian di lingkungan yang ekstrim.
ZenBook S UX391UA telah memenuhi standart MIL-STD 810G yang mengutamakan keandalan dan daya tahan. Laptop ini juga telah melebihi standar uji yang ditetapkan oleh industri piranti digital.
Dengan empat kebutuhan utama akan sebuah piranti bekerja a la freelancer yang telah disediakan oleh ZenBook S UX391UA, rasanya aku tak perlu galau lagi ketika harus berlibur saat deadline masih menggunung. Dengan laptop seperti ini pula aku yakin setiap kesempatan akan menjadi lebih produktif, karena keterbatasan alat tak lagi menjadi alasan. Bahkan keberadaannya sebagai teman perjalanan akan mendukung setiap kesempatan menjadi momen mengabadikan karya.
Waaaah pasti mama seneng banget ya anak dan cucunya tiba-tiba surprise datang berkunjung ke rumah kakak dan ketemu Mama. Ini namanya sambil menyelam minum air . Silaturahimnya dapat, liburan dapat dan kerjaan juga beres karena bawa laptop. Lebih uasyik lagi kalau bawa laptop ASUS terbaru yang ringan, kecil dan gak makan tempat ya.
Salut, mamanya keren. Bundaku juga udah sendiri, tp tetap tangguh demi perjuangan anak-anaknya.
keren mbak,
mengunjungi/menghibur orang tua itu adalah cara terbaik agar urusan yang menghambat kita cepat selesai, itu yang saya percayai. beneran loh mbak, sering banget pas deadline atau artikel yang ribet banget penyelesaiannya malah bisa cepat selesai setelah saya menghabiskan waktu/bersenda gurau/jalanjalan bareng ortu. mungkin itu yang dinamakan restu orang tua ya (halah…) tapi itu beneran.
liburan sambil ditemani dengan laptop super macam ultrabook asus ini pasti bakal buat suasana makin seru dan memudahkan pekerjaan, semoga dalam waktu dekat kita bisa punya laptop seperti ini ya mbak. aamiin aamiin ya Rabb. nais artikel mbak
salam blogger dan salam hoki
Saya pengguna ASUS juga nih, tapi versi jadul hehe.. jadi pengen banget punya si Zenbook ini. Stylish , tipis tapi ternyata uji ketahanannya mantaap.
Sayang ya Lava Tour Jeep pas penuh sesak gitu. Ayo mbak dicoba lagi kesana, coba yang sunrise lebih ngesss. Trus foto-fotonya diedit di lappy Zenbook. Yess!
Saya pengguna ASUS juga mbak, tapi model jadul gitu. Jadi pengen nih memiliki yang Zenbook ini. Tampilannya stylish ramping tapi ternyata uji ketahanannya mantaaap.
Laptopnya mumpuni banget. Bentuknya slim. Naksir yg merah uy. Udah ringan batere awet, kerja jadi semangat dong.
Btw…senangnya Mama bisa piknik bareng…
MasyaAllah … Mama pasti tak terkirakan bahagianya saat tiba-tiba malah kedatangan anak cucu. Tentu juga nggak kalah bahagia melihat putri tercintanya bisa tetap mengerjakan hobi yang dibayar saat dalam perjalanan.
Alhamdulillah Mama jadi hepi..semoga selalu sehat Mamanya ya Mbak Damar
Liburannya meski dadakan lumayan juga ya bisa sempat jalan..meski DL di kepala berseliweran kwkwk
Aku juga mimpi punya laptop ASUS ringkes begini..jadi kemanapun diajak pergi sambil kerja pun ayo aja.
Semoga harapan kita nanti terwujud ya..#2019gantiZenbook 🙂
Wah Mba Damar aku ikut terbawa oleh ceritanya terutama tentang mamanya. MasyAllah jadi perempuan itu memang harus kuat ya. Jika pasangan udah nggak ada kita harus mencari nafkah sambil mengurus anak. Luar biasa sekali itu. Sehat terus ya Mba Damar untuk mamanya .
Ngomongin soal laptop Asus ya, aku mah nggak ragu lagi ama merek ASUS. Soalnya netbook aku kemarin mereknya juga asus. Awet. Doakan semoga tahun ini aku bisa nabung buat beli asus ini. Maklum selama ini aku klo ngeblog lewat hape wkwkwk
Ikut terharu baca cerita Mamanya Mbak Damar yang sehat seketika karena kunjungan anaknya. Hiks…
Btw, itu ZenBook S UX391UA juga keren banget ya mbak. Terharu juga saat membayangkan jari2 saya sedang menari lincah di atasnya. Semogaaa
Wah, jadi begitu ya Mbak. Laptopnya sangat mendukung traveling ya, karena bentuknya yg ringan utk dibawa ke mana2. Tapi sy jadi pengen jalanin liburan looh. Hiks.
Saya pernah ngerasain jauh dari Ibuk selama 10 tahun. Saat bisa mudik, rasanya memang luar biasa. Ada sedih juga karena beliau semakin menua, rasanya belum membalas segala kebaikannya 🙁
Alhamdulillah, sekarang diizinkan Allah tuk dampingi beliau.
Untuk Eyang Utinya Duo Naj, semoga dilimpahi kesehatan dan kebahagiaan, ya. Ikut seneng ngeliat bisa kumpul seperti itu. Ya itu tadi, karena saya pernah ngerasain 🙂
Trus liat si Asus jadi mupeng, nih. Kece ini mah. Iyes, pas buat dibawa liburan. Setelah baca spesifikasinya, cuzz liat harganya 🙂
Wah, pantesan harganya segitu, yak.
*Ngitung celengan duluk
Semoga selalu berkah mbak rezekinya. Insya Allah tidak akan pernah kekurangan rezeki, jika digunakan salah satunya untuk membahagiakan keluarga, apalagi orang tua. 🙂 Mumpung ibu masih ada dan sehat. Iya, kan?
Btw, ASUS ZenBook ini memang support untuk semua kalangan ya. Cocok untuk orang-orang yang dinamis dan pekerjaan On the Go seperti blogger and freelancer. Sukses mbak …
Wah mantab mba liburan tetep asyik kerja tetep nyaman sambil bawa asus zenbook ini. Kebetulan emang lagi pengen ganti. Dan baca ini aku dapat pencerahan #2019gantilaptopasus ni. Keren fiturnya fastcharging dan tahan banting. Cocok banget jadi aku ga perlu bawa casan kemana2
Problemku juga sering kayak gini, dikejar-kejar deadline sementara urusan lain juga harus dikerjakan. Sebenarnya bisa aja nyambi, tapi berhubung laptoku sekarang ini lumayan berat, jadinya sering bingung bawanya gimana. Mudah2an ada rezeki buat beli laptop ini…
Kebayang betap bahagianya Mama saat mendapat kunjungan kejutan dari anak cucu
Kami juga sering kayak gitu, pulang gak bilang-bilang, nongol aja gitu di depan rumah hehe
Tapi memang bener mbak, liburan bawa laptop itu menambah satu beban gendongan, makanya butuh yang kuat dan ringan. Liburan dapat, kerjaan jalan terus
Sukses ya mbak
Saya salah satu pengemar Asus meski demikian belum memiliki ZenBook. Semoga suatu saat bisa mendapatkan produk terbaik dari Asus ya salah satu seri ZenBook-nya
pengennya sih kalo liburan bawa laptop, tapi males karena berat.
andai punya asus zenbook… ringan dan keren ditenteng kemana2 🙂