Paling geregetan kalau sudah capek-capek masak, belanja tak kurang lima lembar sepuluh ribuan. Eeee … DuoNaj malah kompakan menolak piring dan kawan-kawannya. Ditambah suami yang paling cuma sekali makan di rumah. Apa iya saya harus bersihin semua yang ada di meja makan? Lha pantesan sudah program apa saja timbangan nggak juga bergeser ke kiri. Rupanya satu program yang terlewat saya lakukan. Menolak menjadi ibu penyayang yang selalu sayang jika makanan tak dihabiskan. Duh …
Kadang saya merasa dilema. Katanya ibu rumah tangga, tapi yang namanya masak itu super malesnya. Kalau sesekali lagi mood masak, koq ya pas anak-anak lagi beraksi GTM sama ibunya. Sampai akhirnya saya akali, Senin, Selasa, Rabu, saya usahakan masak lengkap mulai sarapan sampai makan malam. Kamis, Jumat biasanya sarapan beli, masak agak siangan, menjelang jam makan siang. Sabtu sama Minggu, saya tanya dulu acara suami. Kalau sudah rencana main keluar, so pasti saya nggak masak. Tapi kalau di rumah saja, saya akan ajak suami masak barengan. Ciee .. sok-sok an romantis, hehehe… Maksud saya sih, biar sesuai selera yang bersangkutan. Jadi makanan pasti ludes tanpa perlu saya bertugas menghabiskan.
Nah, khusus menghadapi DuoNaj yang selera makannya ajaib (maksudnya kalau pas doyan bisa bikin saya kewalahan nyetok logistik, kalau lagi nggak selera dijamin dompet saya nggak berkurang isinya). Saya punya trik tersendiri untuk menyiasatinya. Salah satunya dengan menu andalan yang biasanya sukses dilahap saat selera makan hampir mendekati aksi GTM.
Makaroni/ pasta sebagai pengganti karbohidrat (pixabay)
Selain menyediakan stock sereal sama Pisang Ambon yang belakangan jadi kudapan favorit mereka. Makaroni telah menjadi pengganti bahan makanan utama untuk anak-anak. Mau diolah apa saja, DuoNaj ini selalu lahap memakannya. Awalnya, mereka cuma doyan kalau saya campurkan dengan Sup. Tapi sekarang, dibikin Makaroni Keju atau Schotel pun mereka lahap.
Nah, salah satu olahan makaroni yang paling mereka suka, dan menurut saya sudah mencukupi kebutuhan pengganti makanan utama adalah olahan Makaroni Sayur. Awalnya karena saya nggak mau ribet dan butuh memasak cepat, akhirnya jadi kecanduan bikin sayur ini. Caranya sangat gampang, bahan yang dibutuhkan pun sangat sedikit.
Sayur kesukaan najib mulai bayi (pixabay)
Bahan-bahannya:1. Makaroni 2 ons2. Wortel 2 biji3. Brokoli 1 bonggol4. Jagung manis 1 bonggolBumbu :1. Bawang merah1 siung2. Bawang putih 1 siung3. Bawang bombay 1/2 siung 4. Merica, gula, garam secukupnya. Cara memasak:1. Didihkan air, rebus makaroni sampai setengah empuk. Angkat tiriskan2. Panaskan minyak di wajan, tumis bawang bombay disusul duo bawang yang telah diiris tipis. Tunggu agak layu.3. Masukkan wortel dalam tumisan bawang, aduk, tunggu layu kembali. Masukkan air secukupnya untuk membantu merebus wortel.4. Masukkan brokoli dan jagung, aduk sebentar lalu tutup wajan.5. Setelah semua sayuran setengah empuk, masukkan makaroni rebus. Bumbui dan didihkan kembali hingga matang. Jika ingin sedikit berkuah, teman-teman bisa tambahkan air.6. Setelah matang, angkat dan siap disantap para balita. Menu ini sebenarnya seperti Sup, sih. Tapi saya sengaja tidak menggunakan kaldu. Terlebih kaldu sapi atau ayam. Tujuannya untuk memberikan rasa segar dan ringan. Sehingga cocok untuk kondisi mulut anak yang sedang tidak berselera.
Terkadang, Makaroni Sayur saya jadikan menu bekal sekolah Najwa.
Di samping itu, anak-anak saya memang tidak terlalu suka makanan berkuah kaldu. Dalam satu minggu, paling hanya sekali saja membuat sayur dengan kaldu ayam atau daging. Selebihnya mereka lebih suka sayuran bening yang cuma dibumbui duo bawang.Nah, simple kan? Buat saya yang nggak pinter masak, menu simple seperti ini sudah jadi andalan. Selain cepat, anak-anak pun doyan. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lainnya, kita bisa siasati di kudapan atau menu pada jam makan lain. Jangan lupa, kita sedang menghadapi anak GTM kambuhan. Nggak perlu terlalu memaksa agar jam makan nggak semakin menakutkan buat mereka.Selamat memasak! ^_^