Play is The Highest Form of Research – A. Eistein.
Bermain sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang si kecil? Ya, siapapun tak meragukannya. Bahkan dalam berbagai pelatihan dan bahan bacaan parenting, bermain merupakan salah satu cara belajar yang paling efektif. Bahkan mereka mampu melakukan research dan menemukan hal baru yang menjadi maha karya terhebat bagi diri anak.
Pada suatu ketika, kami mengajak DuoNaj ke area bermain terbuka di sekitar rumah kami. Meskipun sederhana, beberapa mainan seperti perosotan, ayunan dan jugkat-jungkit disediakan untuk meng-entertain anak-anak yang diajak orangtuanya ke sana. Tak terkecuali DuoNaj.
Bagi kami, ketersediaan area terbuka umum merupakan sebuah berkah tersendiri. Karena sehari-hari kami harus hidup dengan pemandangan pagar dan tembok di kanan dan kiri. Sehingga kami pun merasa sayang jika tak memanfaatkan fasilitas dari pemerintah. Sederhana dan kurang menarik sih, tapi sepertinya tidak begitu bagi anak-anak. Karena mereka sangat betah berlama-lama di sana.
Hari itupun kami merencanakan berolahraga sambil menunggui DuoNaj bermain ayunan atau perosotan. Dan benar saja, sampai beberapa kali putaran saya dan suami berlari kecil di jogging track. Entah sudah berapa kali Najwa menikmati guncangan ayunan. Begitu pun halnya dengan Najib, mungkin sudah tak terhitung berapa puluh kali dia naik turun tangga perosotan. Hm, anak-anak memang enggak ada capeknya.
Tak cukup sampai di situ. Ketika kami berdua memutuskan untuk beristirahat di sekitar area bermain. Kami justru menemukan DuoNaj bermain pasir dan daun-daunan kering yang mereka temukan di sekitarnya. Najwa membuat gundukan pasir dan menancapkan beberapa helai daun kering diistana pasirnya Sedangkan Najib meremas-remas pasir, menaburkan di kepalanya, kemudian mengusapkannya di bagian wajah dan kakinya. Oke fix, BukNaj mulai produksi stok sabar, hehehe.
Bermain Sebagai Salah Satu Cara Anak dalam Melakukan Reserach
Di mata anak-anak kita, area bermain tidak sebatas sesuatu yang menurut orang tua alat untuk bermain. Entah itu ayunan, perosotan atau jungkat-jungkit. Bagi mereka, segala hal adalah permainan. Anak-anak dengan mudah menemukan permainan baru sesuai imajinasinya. Istana pasir hanyalah awalnya, selanjutnya mereka akan membangun benteng, menjadi raja dan ratu di istananya.
Pasir hanyalah pasir bagi orang tua. Tapi bagi anak pasir bisa saja menjadi salju, menjadi hujan, menjadi kasur dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kami terutama saya menahan diri untuk diam dan membiarkan keduanya asyik dengan penemuan barunya.
Baju kotor bisa dicuci, sepatu bisa kita bersihkan kembali, begitu pula dengan tangan, mulut dan wajah yang penuh pasir. Orang tua bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan sangat mudah. Tapi momen “menemukan” seperti ini tidak bisa terjadi setiap saat pada diri anak. Karena yang bagi orang tua bermain hanyalah bermain. Bagi anak dalam bermain mereka tidak sekedar bermain. Tapi mereka sedang melakukan penelitian, mencoba kemudia menemukan satu hal baru yang dinamakan fase perkembangan.
Manfaat Permainan yang Kerap Tak Dipahami Orang Tua
Saya sering tidak memahami, apa yang didapat anak dengan naik turun perosotan sampai berpuluh kali. Capek? Pasti. Tapi tidak begitu halnya dengan dunia anak-anak. Karena buktinya mereka mengulang lagi dan lagi.
Saya pun sering berpikir, membersihkan baju kotor itu enggak semudah yang diucapkan, loh. Apalagi kalau sudah terkena noda pasir atau lumpur. Beuh, semalem direndam juga belum rontok itu noda.
Saya akui, memang lebih mudah mengajak anak bermain yang bersih-bersih saja. Membaca buku misalnya, bermain puzzle, main boneka atau nonton video dengan gawai. Ups, ketahuan BukNaj sukanya yang beginian.
Ya, benar. Pengalaman mengasuh anak pertama lebih banyak kami habiskan dengan “bermain aman dan bersih” di awal-awal kehidupannya. Hingga akhirnya saya menyadari banyak hal baru yang sangat mendukung perkembangan anak dalam permainan yang cenderung kotor dan sedikit memicu adrenalin orang tua.
” When a human sits longer then about 20 minutes, the phsicology of the brain and body getting changes. Gravity begins to pool blood into the hamstring, robbing the brain of needed oxygen and glucose., or brain fuel. The brain essentially just falls asleep when we sit for too long. Moving and being active stimulates the neurons that fire in the brain. When you are sitting, those neurons don’t fire.” (edweek.org)
4. Manfaat Bermain untuk Anak
Saya kemudian berkaca pada pengalaman masa kecil. Banyak hal menakjubkan dapat saya temukan dalam permainan bebas, permainan di luar ruang dan permainan yang cenderung minim alat dan peraturan.
Bermain di sawah misalnya. Selain melihat langsung proses pertumbuhan padi dan aneka tanaman lainnya. Saya menemukan banyak hal baru seperti melihat kehidupan petani. Hal-hal seperti ini secara tidak langsung saya rekam dan terus membekas hingga saya beranjak dewasa. Pengalaman seperti ini ternyata sangat bagus untuk daya imajinasi dan cara berpikir bagi anak.
Hal serupa akan terjadi pada anak-anak kita. Mungkin orang tua tidak mampu memahami manfaat lebih dalam dari menikmati ayunan selama 20 menit, atau naik turun perosotan sampai puluhan kali. Padahal, beberapa manfaat berikut bisa didapat anak dari aktivitas yang menurut orang tua membosankan karena terus berulang tersebut. Berikut adalah empat di antaranya.
1. Character Building
Bahwa bermain dapat menigkatkan kepercayaan diri anak, tentu Teman-temaan sudah mengetahuinya. Terlebih jika permainan tersebut terus diulang dan dilakukan berulang-ulang. Anak akan berusaha menyelesaikan masalah, kemudian menemukan mana yang terbaik utnuknya. Hingga akhirnya kepercayaan dirinya pun meningkat.
Misalnya saat bermain perosotan. Anak akan menemukan cara bahwa bermain perosotan dengan cara duduk jauh lebih nyaman dan cepat. Ketimbang dalam posisi tengkurap dengan menggunakan perut sebagai tumpuan. Memang terdengar sederhana bagi ornag tua. Tapi bagi anak penemuan ini sangat hebat dan mampu memompa kepercayaan dirinya.
Teman-teman pasti setuju juga, kan. Bahwa kepercayaan diri adalah salah satu karakter penting yang harus dimiliki seseorang?
2. Mengembangkan kesabaran
Teman-teman pasti pernah menemani anak-anak bermain di playgorund atau area bermain outdoor? 10, 20 hingga 30 menit mungkin masih betah. Tapi lebih dari itu, saya yakin kita akan mencari kesibukan lain seperti memainkan atau menelepon dengan gawai. Jujur, itu yang sering saya lakukan.
Tapi berbeda bagi DuoNaj. Bagi mereka satu jam terasa cepat ketika mereka sedang meng-explore hal baru. Memecahkan masalah yang dihadapi satu persatu hingga seluruh rasa ingin tahunya terpenuhi. Dan tanpa sadar, sebenarnya anak-anak sedang mengembangkan kesabaran bagi dirinya sendiri. Sehingga memfasilitasi hal tersebut sangat mendukung perkembangan anak.3. Melatih motorikBermain di area terbuka dengan pasir, tanah, rumput dan berbagai alat permainan membuat anak lebih leluasa mengembangkan kemampuan motoriknya. Misalnya ketika mereka harus memanjat tangga perosotan. Mereka akan mulai berpikir memilih kaki yang mana sebagai tumpuan. Kemudian mengembangkan kekuatan otot tangan dan kaki saat mulai memanjat. Melatih koordinasi mata dan kaki serta tangan agar mampu melalui seluruh tangg dengan aman.Hal ini terlihat sederhana bagi orang tua. Namun bagi anak, ini adalah suatu hal yang kompleks dan saling berhubungan antara koordinasi anggota tubuh yang satu dengan yang lainnya.4. HappinessBermain membuat anak bahagia. Itu sudah pasti. Tapi sebenarnya perasaan bahagia yang terlihat dari wajah anak bukan sekedar rasa senang karena kesempatan untuk bebas dengan dunianya sendiri. Tapi karena mereka menyadari bahwa dirinya mampau berpikir kreatif. Mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dan berhasil menciptakan segala hal yang selama ini ada dalam imajinasinya.Bukankah ini menjadi penemuan yang luar biasa bagi ajnak? Ya, bahkan bagi orang tua.
So, for a better world, for a better tomorrow and for a better generation. Let’s play!
(Referensi : www.themaven.net)
Artikel parenting lainnya:
Every Family has It’s Own Rules (1)
Every Family Has It’s Own Rules (2)
Dunia anak memang dunia bermain. Mereka bisa mengambil banyak manfaat dari bermain. Selain bisa belajar, bermain juga bisa meningkatkan sosialisasi.
Betul, bermain adalah sarana yang tepat untuk menumbuhkan karakter dalam diri anak.
Setuju banget..Sayangnya tempat bermain seperti ini belum menjangkau semua tempat. Jadilah anak-anak main bola atau sepedaan di jalan..Aah, semoga makin banyak ruang terbuka ramah anak yang bisa memfasilitasi mereka tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
Betul, Mbak. Di perumahan saya juga. Untungnya kami dekat BKT
Wah keren nih temanya. Bener, bermain bikin anak bahagia 🙂
Yup, bahagia dan cerdas
Saya setuju banget kalau bermain itu banyak banget manfaatnya, selain bikin anak happy banyak manfaat lain yang didapat saat anak bermain. Bermain sama temen aja dia bisa belajar sosial ya mbak yang mungkin di rumah ga didapat tapi ngaruh banget ke karakter anak nantinya
Iya betul,apalagi kalau belum punya kakak atau adik di rumah. Bermain jadi sangat penting
Bermain bersama anak bukan hanya membuat kita bahagia, tetapi akan lebih mendekatkan diri kepada anak-anak. Mereka akan merasa tidak sendirian.Tidak apa-apa kotor sedikit yang penting anak gembira dan efeknya emaknya juga akan bahagia.
Iya Bu Dawiah. Karena kotor itu baik 🙂
Setuju nih quotenya, dengan belajar sambil bermain, keponakanku akan lebih mudah mengingat. Dan lebih efektif secara waktu, krn dia senang makanya belajar dan bermain bisa lebih lama daripada duduk belajar.
Iya, gaya belajar anak macam-macam. Memang banyak anak yang lebih mudah belajar sambil bermain
Sekarang yang sulit mengatur gadget nya, saya kadang kewalahan. Mereka lebih asik di rumah dgn gadgetnya
Sepertinya itu tantangan semua orang tua ya, Mbak. Saya pun kalau nggak rajin ngajak mereka main ya gadget andalannya
Saya senang melihat anak yang bermain diluar ketimbang untuk bermain gadget di dalam rumah. tapi sekarang jarang banget melihat anak2 bermain di taman.padahal itu bagus banget untuk pertumbuhan mereka
Selagi anak2 masih kecil bebaskan mrk bereksplorasi. Kalau sdh besar dikit, susah bgt diminta main kotor2an he he
Dunia anak memang selalu menyenangkan meskipun melelahkan