Tepuk tangan penonton bergemuruh di depan panggung utama Festival Dongeng International Indonesia 2018. Digelar di Museum Nasional, atau biasa dikenal dengan sebutan Museum Gajah, sore itu aku pun berada di sana bersama Najwa dan Aira. Bergabung bersama puluhan orangtua dan anak-anak lainnya yang terkesima dengan permainan kata dan mimik wajah dari beberapa pendongeng yang tampil di panggung utama.
Satu per satu pendongeng lokal maupun internasional mendongengkan cerita sederhana, namun syarat nilai-nilai kebaikan, budaya dan cita-cita yang sering kali terdengar ajaib bagi orang dewasa. Cerita-cerita yang alurnya sangat ringan dan merepresentasikan kehidupan sehari-hari. Namun dikemas menarik karena ekspresi dan intonasi dari para pendongengnya.
Tahun ini adalah festival dongeng ketiga yang kami datangi. Tapi, kali ini aku hanya datang dengan Najwa dan Aira, karena Najib terlanjur tidur saat kami bersiap-siap untuk berangkat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, aku selalu mendorong diriku sendiri, juga anak-anak untuk datang dan mengikuti festival dongeng seperti ini. Kalau nggak salah, aku pun pernah menuliskan alasanku mengapa harus datang ke Festival Dongeng International Indonesia pada salah satu blog post setahun yang lalu.
Yang pasti, aku kembali menyaksikan festival ini karena manfaat yang telah aku rasakan dari aktivitas mendongeng itu sendiri, selain efek positifnya pada DuoNaj.
Ah, yang benar saja mendongeng bisa bermanfaat untuk orang dewasa. Teman-teman passsti nggak percaya!
Manfaat Mendongeng untuk Orangtua
Mendongeng untuk anak sudah kulakukan sejak resmi berstatus ibu. Sejak anak-anak bayi, baik Najwa maupun Najib sudah akrab dengan dongeng yang biasanya kulakukan sebagai pengantar tidur. Secara perlahan, aku melihat manfaat pengasuhan yang lumayan positif melalui media ini. Terutama berkaitan dengan keterampilan berbahasa dan kepekaan mereka terhadap lingkungan.
Aku pun tak memungkiri, bahwa manfaat mendongeng untuk orangtua sepertiku tak sekedar urusan parenting. Tapi, pada poin ke-3, 4 dan 5 nanti, teman-teman akan tahu mengapa aku suka sekali mendongeng untuk anak-anak. Dan tentu saja untuk diriku sendiri.
1. Menanamkan nilai-nilai kebaikan
Mendongeng memudahkan orangtua menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak. Tanpa perlu menimbulkan kesan menggurui, melalui dongeng kita bisa menyisipkan hal-hal baik yang kita harapkan bisa menjadi pedoman hidup mereka kelak. Hal ini sekaligus menjadi pengingat, bahwa nilai-nilai kebaikan itu tak akan pernah tergerus zaman. Asalkan, kita sebagai orang yang lebih tua mau terus menumbuhkan dan menularkannya pada generasi berikutnya.
2. Membangun rutinitas anak
Mendongeng juga bisa dimanfaatkan untuk membentuk rutinitas anak. Melalui penggambaran situasi yang dilakukan tokoh-tokoh dalam dongeng, orangtua bisa menyisipkan model rutinitas yang ingin diterapkan. Yang jika diulang-ulang bukan tidak mungkin akan ditiru anak.
Cara ini sudah kubuktikan pada DuoNaj. Sering kali mereka melakukan ini dan itu karena mengingat kebiasaan yang dilakukan tokoh-tokoh fiktif yang kuciptakan dalam dongengku. Sehingga terkesan bukan kita yang mengatur anak, tapi mereka yang terinspirasi oleh tokoh-tokoh yang diidolakannya.
3. Mendongeng untuk melekatkan kenangan.
Melalui aktivitas mendongeng, sebenarnya aku sedang melekatkan kenangan tentangku pada anak-anak. Ya, setiap orangtua pasti ingin dikenang oleh anak-anaknya. Begitu juga denganku. Aku ingin anak-anak mengenang sisi lain dari diriku. Bukan sebagai ibu yang cerewet dan banyak aturan. Tapi aku ingin dikenang sebagai pendongeng pertama mereka. Seorang ibu yang menjalin cerita untuk anak-anaknya.
4. Menyelami dunia anak-anak.
Mendongeng merupakan cara yang kupilih untuk menyelami dunia anak-anak. Dunia yang penuh imajinasi dan kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga. Dunia yang mengajarkan orang dewasa tentang kelembutan, keceriaan dan kesederhanaan dalam berpikir maupun bertindak.
5. Mendongeng untuk menyalakan satu sisi kekanakan dalam diriku
Yang terakhir, mendongeng kulakukan untuk menyalakan kembali dunia kanak-kanak yang penuh optimisme dari dalam diriku. Ya, seperti halnya cerita-cerita dalam dongeng, setiap masalah selalu terdengar ringan dan ada solusinya. Sikap optimis yang dibangun pendongeng pada setiap karakternya pun sering kali terdengar masuk akal ketika kita masih kanak-kanak, tapi tidak lagi saat dewasa.
Dengan mendongeng aku ingin menyalakan kembali dunia kanak-kanak itu. Dunia yang tak mengenal dendam atau ambisi berlebihan. Dunia yang berani mengambil risiko salah namun tak segan meminta maaf. Dunia di mana cita-cita boleh sangat tinggi, tanpa perlu berkompetisi dengan pencapaian orang lain.
Ini baru lima lho, kalau digali lagi, aku yakin akan ada lebih banyak manfaat mendongeng untuk orangtua. Apalagi pengalaman setiap orangtua dalam mendongeng pasti berbeda. Maka manfaatnya pun sudah pasti berbeda. Benar, kan?
Nah, bagaimana dengan teman-teman? Adakah manfaat mendongeng yang telah teman-teman rasakan?
Mendongeng bikin anak-anak senang. Dan anak akan merasa jadi dekat dengan orang tua 🙂
Betul. Meskipun habis berantem gitu, saya langsung mencair kalau anak-anak minta didongengin. Hehe
Betul, mendongeng yang dilakukan menjelang tidur itu berkesan banget di hati anak-anak dan juga saya. Sekarang mereka sudah besar, giliran mereka yang mendongeng kisah kegiatan mereka seharian. Dan saya pun…tertidur pulas, wkwkwkwk
Nah, memang ada waktunya situasi berbalik. Itu justru bagus karena komunikasi sudah 2 arah
Aahh tetiba aku jadi pengen juga menyalakan sisi kekanakanku untuk hal positif tentunya. Seru ya berani tampil, punya impian besar, tidak mendendam. Aku juga dulu pas si solihah masih 3 tahunan sering ku dongengin, ngarang aja spontanitas gt, sekarang kok yo gt aja. Naik kasur, baca doa, ngaji, tidur.
Mungkin fokusnya lagi lain Mbak. Ngaji dan hafalan doa juga bisa jadi pengantar tidur. Coba tambahin arti dari surat-surat. Itu bagus juga.
Setuju banget dengan poin manfaat mendongeng.
Hiks, pengin datang, apa daya tetangga sebelah mantu, Sabtu pengajian, Minggu siang resepsinya…
Tapi beneran, dulu waktu anak kecil suka dongeng, kini mereka jadi punya kenangan.
Sayang sekarang tinggal si Adik yang mau didongengin ..kalau si Mas diajak curhat-curhatan bukan dongeng lagi
Ya, aku pun si Najwa udah sering curhat. Tapi kalau Najib ya masih seneng banget. Sehari bisa 2 kali minta didongengi
Sejak kecil aku pun selalu didongengin menjelang tidur. Memang mendengar cerita lewat dongeng ini bisa melekat kuat di ingatan sampai aku setua ini juga masih terus ingat cerita-cerita yang pernah kudengar menjelang tidur itu.
Iya, Mbak. Saya juga banyak mengulang dongeng masa kecil untuk anak-anak
Senangnya bisa hadir di acara keren ini ya, Mbak. Saya dan si sulung cuma pernah nonton pendongeng di panggung IBF saja. Waktu itu yg tampil Kak Bagus, pendongeng lokal-nya Griya Tilawah Malang. Sebelumnya, pernah beberapa kali ngikut acaranya Ust. Wuntat Wawan Sembodo, dai yg jago mendongeng dari Jogja. Intinya, saya juga suka mendongeng dan terkagum2 dg cara para pendongeng itu menyampaikan kisah. Saya praktikkan di rumah dan itu membuat saya agak pinter dikit lah mengubah2 suara, dari suara anak kecil sampai nenek2, hehe. Seru… Tapi skrg si sulung udah besar, gantian nanti si adek yg dengerin dongeng2 saya. Alhamdulillah, lanjuut…
kerasa banget setelah jadi ibu, otomatis harus bisa jadi pendongeng. belum kesampaian dateng ke acara festival dongeng…huhu. semoga lain kali ada kesempatan..
Iya, saya salut sama pendongeng itu. Selain kreatifitas, mereka juga percaya diri. Kerenlah
Keren mbaak! Aku masih belum konsisten nih mendongeng buat bocah2, Insya Allah mau dirutinin ah sebelum tidur..
Mumoung anak2 masih kecil, MBak. Gedean dikit udah gak mau mereka itu.
Wah bener sih mba, ponakan saya kalo udah pegang buku cerita pasti dibacain, terus minta terus sampe dia puas atau ketiduran hihi. Tapi jadinya anak doyan banget sama baca dan buku. Seneng sih liatnya. Mendongeng itu hal sederhana tapi bermanfaat banget ya. Makasih mba sharingnya.
Iya. Sederhana dan kadang dianggap sebelah mata. Padahal banyak manfaatnya untuk stimulus otak.
Duh aku belum konsisten nih mendongeng setiap hari ke bocah-bocah. Abis ini Insya Allah mau lebih konsisten ah mendongeng yaa.. Thanks for the reminder ya mbaak
Siap, good luck ya
Memang mendoneng itu kegiatan yang seru.
Saat kita mendongeng, si anak akan bisa dengan senang hati terlepas dari gadget, itu sih pengalaman saya. Tapi kalo harus mendongeng di depan anak anak lain, duuh saya masih ga pede..hehe
Hehehe, kalau anak tetangga dan ponakan saya udah biasa, Mbak. Pengin ikut kelas mendongeng, tapi belum ada waktunya. Hehe
Aku sih jarang banget mendongeng, Mbak. Ada juga membacakan cerita untuk anak-anak. Eh, mendongeng itu text book nggak, sih? Wkwkwk …
Tapi mereka lebih suka baca buku sendiri, sih. Kalau melatih kemampuan berbahasa, sepertinya anak-anak lebih suka diajak ngobrol. Apalagi kalau aku cerita tentang masa kecilku dan mereka, wuih … Kamar jadi seru banget.
Mendongeng bisa based on book bisa juga imajinasi kita. Nah, cerita masa kecil juga bisa dijadikan bahan dongeng.
Seneng ya, kalau anak-anak dengerin cerita ibunya. Heheh
Hahaha, paling dikau melakukannya dengan cara lain, Mbak. Ajak ngobrol atau curhat sama yang gede
Mendongeng, selalu jadi saat yg paling kutunggu setiap kali privat mengaji di rumah. Dongeng tentang cerita nabi yang diulang2, sampai skrg masih inget detailnya persis seperti saat ustadzahku mendongeng.