Dua hari saat akhir pekan merupakan jadwal “sekolah alam” bagi anak-anak. Alih-alih cuci mata di puluhan pusat perbelanjaan yang memadati Ibukota. Kami memilih berolahraga di taman kota, belajar ke museum, berkunjung ke rumah saudara dan teman, atau mendatangi destinasi wisata dan budaya lokal yang lokasinya terjangkau dari rumah.
Acara seperti ini telah rutin kami agendakan sejak masih memiliki satu orang anak. Karena terlanjur menjadi tradisi keluarga, kami pun terus melanjutkannya hingga lahir anak kedua, yang nyatanya jauh lebih antusias untuk urusan seperti ini.
Jalan-jalan saat akhir pekan sebenarnya tidak sekedar menjadi acara “melarikan diri dari aktivitas yang statis”. Aku dan suami yang memiliki konsep “belajar di mana saja” menganggap kegiatan seperti ini adalah salah satu cara untuk memaparkan anak pada banyak hal baru yang tak sempat dicicipi di bangku sekolah.
Misalnya untuk mengenalkan aneka bahan pangan dan transaksi keuangan. Maka pasar tradisional adalah sekolah yang tepat untuk melatih life skill yang berkaitan dengan perekonomian.
Sedangkan untuk memelajari aneka keterampilan rumah tangga dan kecakapan bertahan hidup. Maka tak ada tempat yang paling kompleks selain rumah. Tak ada satu sekolah pun yang dapat menyamai komplitnya pelajaran dari dalam rumah.
Bagi kami penguasaan life skill jauh lebih penting ketimbang angka-angka di raport yang seringkali menjadi patokan kecerdasan seseorang. Di samping itu, mengajarkan anak tentang cara bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan merupakan modal terbesar bagi mereka untuk terjun di dunia nyata yang jauh lebih “ganas” dibanding teori-teori dalam buku pelajaran.
Oleh sebab itu, kami menganggap pendidikan di luar sekolah sangat penting, bahkan sebanding manfaatnya dengan ilmu pengetahuan yang anak-anak peroleh di bangku kelas. Hal itu juga yang menjadi alasan bagi kami untuk tidak memasukkan mereka ke sekolah berjenis full day school. Karena menganggap keterampilan dan ilmu pengetahuan bisa didapat di mana saja. Entah itu rumah, lingkungan, atau lembaga pendidikan nonformal seperti kursus bakat dan minat yang menawarkan aneka program keahlian.
Manfaat Pendidikan di Luar Sekolah
Selain penguasaan life skill, harus kuakui pendidikan di luar sekolah sangat memengaruhi karakter dan kepribadian anak. Sebagai orangtua, hal ini telah terlebih dahulu kami rasakan. Karena kenyataannya sebagian besar karakter kami sangat dipengaruhi oleh “dunia di luar bangku sekolah”.
Adapun beberapa manfaat lain dari pendidikan di luar sekolah adalah sebagai berikut ini:
Membuka Wawasan dan Cara Memandang Kehidupan
Memaparkan anak pada ilmu pengetahuan baru melalui pendidikan di luar sekolah melatih mereka meluaskan cara pandang terhadap permasalahan hidup. Misalnya tentang toleransi yang tak sesederhana soal-soal di buku Pendidikan Moral. Anak perlu melihat kondisi di masyarakat, kemudian mengaplikasikan langsung bagaimana mereka seharusnya bersikap.
Pengalaman seperti ini mungkin bisa dipelajari di bangku sekolah. Tapi tak sedikit yang gagap ketika harus mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Untuk itu anak butuh dipaparkan. Agar wawasan mereka bertambah. Dan melihat hidup ini lebih berwarna dengan segala kompleksitasnya.
Memompa Kepercayaan dan Penilaian Diri
Pengetahuan baru yang anak peroleh dari pengalaman-pengalaman di luar bangku sekolah membantu mereka lebih percaya diri, sehingga membentuk penilaian diri yang positif.
Misalnya ketika seorang anak mendapatkan pengetahuan baru selepas kunjungan ke suatu tempat. Memori dalam otak mereka akan menyimpan banyak pengetahuan, cerita, pengalaman dan nilai-nilai hidup yang akan memengaruhi tingkat kepercayaan diri mereka.
Begitu pula ketika anak menguasai satu keterampilan khusus. Secara tidak langsung akan muncul penilaian positif terhadap kemampuan diri.
Penting untuk kita tanamkan pada anak bahwa cara mereka menilai diri secara positif, dan memiliki kepercayaan diri yang kuat merupakan modal dasar untuk bertahan di masa depan yang penuh persaingan.
Mengembangkan Minat dan Bakat
Pendidikan di bangku sekolah kerap kali tak memberikan keleluasaan bagi bakat dan minat untuk berkembang. Banyaknya materi yang harus diselesaikan, ditambah tingginya target ketuntasan membuat seorang anak harus berhadapan dengan teori demi teori dalam berlembar-lembar buku pelajaran. Tanpa ada kesempatan untuk sekedar mengembangkan passion-nya.
Inilah salah satu manfaat penting pendidikan di luar sekolah. Entah itu rumah, komunitas hobi atau lembaga pendidikan nonformal, ketiganya merupakan “ruang” untuk mewadahi bakat dan minat yang siap dikembangkan.
Menguasai Keterampilan Khusus yang Berujung Keahlian
Seperti yang disebutkan di awal tadi, life skill merupakan salah satu modal untuk bertahan dalam belantara kehidupan. Life skill tidak terbatas pada keterampilan hidup sehari-hari. Tapi di tahun 2019 ini, perlu rasanya bagi seseorang untuk menguasai satu keterampilan khusus yang berujung pada keahlian.
Untuk hal yang satu ini, jujur saja aku dan suami memilih lembaga kursus nonformal untuk membantu membekali anak dengan keterampilan yang mereka sukai. Misalnya, karena anak sulung kami terlihat suka bermain dengan aplikasi photo editing dan desain sederhana yang terinstal di PC. Maka kami berencana mencari lembaga yang dapat memfasilitasi keteratarikannya tersebut.
Dumet School Menunjang Pendidikan di Luar Sekolah
Untuk bidang keterampilan seperti ini, kami pun mulai menaruh perhatian pada Dumet School sekolah pemrograman Komputer yang memiliki program Fun Design for Kids, yang diperuntukkan khusus untuk anak usia 6 hingga 12 tahun. Kebetulan, Dumet School memiliki cabang di Tebet dan Kelapa Gading. Di mana lokasinya yang sangat terjangkau dari tempat tinggal kami.
Selain berbekal review dari lulusan Dumet School yang rata-rata antusias dan positif. Kami pun telah berusaha mencari kelebihan lembaga kursus yang satu ini di antara puluhan lembaga sejenis. Beberapa di antaranya dan yang menjadi alasan utama kami merasa Dumet School layak untuk dipilih ada dalam penjelasan singkat berikut ini.
Kelebihan Dumet School
JADWAL FLEKSIBEL
Calon peserta didik dapat memilih jam kursus yang diinginkan
SEMI PRIVAT
Tidak ada kuota minimal kelas, dengan satu murid pun kelas tetap akan dimulai.
SAMPAI BISA
Periode kursus tidak dibatasi waktu, sehingga calon peserta bisa belajar sampai bisa
FREE KONSULTASI
Lulusan Dumet School bebas berkonsultasi dan akan terus di-support oleh lembaga
Di samping kelebihan-kelebihan di atas, untuk peserta dari setiap program kursus juga mendapatkan fasilitas khusus yang berbeda satu dan yang lainnya.
Misalnya untuk program “Fun Design for Kids”. Selain mendapatkan materi design grafis khusus untuk anak usia 6 hingga 12 tahun. Calon peserta kursus juga akan mendapatkan akses dan dukungan penuh dari lembaga.
Fasilitas untuk Peserta Kursus di Dumet School
Materi sesuai dengan kursus keahlian yang diambil.
Akses belajar sepuasnya. Sampai peserta benar-benar bisa dan memiliki karya
Setiap peserta mendapatkan akses iLab yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun
Bisa mengulang kelas sepuasnya (reset)
Dukungan penuh dan bebas konsultasi seumur hidup
Peserta mendapatkan sertifikat dengan nomor izin dari Dinas Pendidikan
Setelah merasakan manfaat pendidikan di luar sekolah pada perkembangan anak-anak, kami pun terus mencari pola dan lingkungan yang tepat untuk memaparkan mereka pada pengalaman-pengalaman nyata.
Terlebih, setelah menemukan tempat yang tepat untuk mengasah minat anak pada suatu bidang keterampilan khusus. Sejak saat itu pula kami tak pernah mengecilkan arti penting pendidikan dari lingkungan dan lembaga di luar sekolah. Kami pun semakin yakin bahwa belajar memang bisa di mana saja. Dan ilmu pengetahuan bisa berasal dari mana saja.
Setuju, Mbak. Belajar bukan hanya di antara empat sisi dinding di sekitar anak-anak kita. Belajar di luar ruangan juga nggak kalah penting. Anak keduaku suka banget tampil meskipun cuma di atas kasur. Dia selalu meminta untuk direkam dalam bentuk video. Sebelum mulai tampil pun nggak pernah lupa untuk bilang, “like, follow, and subscribe ya, guys!” Hahaha …
Kalau Dumet School ini punya program Creating Video for Kids gitu nggak sih, Mbak?
Pas banget, Mbak, barusan aku bahas tentang pendidikan luar sekolah dengan sesama guru sambil nunggu anak2 lomba OSN. Aku sepakat, nyatanya, aku juga begitu. Justru pola pikirku saat ini kudapat dari apa yang kucari di luar.
Aku baru pertama kali dengar tentang dumet school ini. Sebenernya si abang sangat tertarik dengan komputer sih, apa sekalian tak daftarin ginian ya daripada dia nge-game. Tapi kok jauh banget, coba di BSD juga buka ya, huhuhu