Cara Membangkitkan Minat Baca Anak Jika Orangtua tidak Suka Membaca

“Wah, BBW Jakarta sudah mulai lagi. Saatnya hunting buku murah, nih!”

“Halah, bukuku yang tahun lalu saja masih banyak yang belum dibuka dari plastiknya. Masih rapi jali. Yang sudah dibuka pun masih anteng aja di rak buku. Sebagian malah nggak ketahuan ada di mana.”

“Walah, sayang banget. Emang nggak dibaca?”

“Awal-awal karena masih semangat ya dibaca. Biasa, euforia. Tapi memang dasar nggak suka baca, semangatnya cuma di awal aja. Jangankan anak-anak, aku sama suami juga nggak suka baca. Ya sudah. Bubar dah!”

Obrolan seperti ini terjadi sekitar awal bulan Maret kemarin, terkait event BBW yang digelar di Jakarta. Sebagai pecinta buku dan pemburu diskonan, sejak jauh-jauh hari aku sudah menabung demi ikut jastip BBW pada beberapa teman. Selain harga buku yang lumayan miring, event BBW merupakan kesempatan untuk berburu buku import dengan kualitas oke namun ramah di kantong.

Memfasilitasi Anak dengan Bahan Bacaan, Benarkah Bisa Menumbuhkan Minat Bacanya?

Membangkitkan minat baca anak jika orangtua tidak suka membaca

Aku pun memulai chit-chat dengan seorang teman yang kuketahui setiap tahun rutin mengunjungi event BBW bersama keluarga. Sebut saja Melati, tapi tentu saja bukan nama sebenarnya. Dari unggahan-unggahannya di sosial media, aku bisa mengetahui bahwa koleksi buku-bukunya lumayan banyak, dari berbagai genre yang berbeda, dan tentu saja hampir sebagian besarnya buku bagus yang selama ini kuidamkan.

Jujur, pernah juga aku merasa iri dengan Melati. Iyalah, sebagai penikmat buku, mungkin koleksiku lebih banyak darinya, tapi untuk buku genre anak harus kuakui kualitas buku yang ia punya sangat menggiurkan. Dalam bayanganku, anak-anaknya pasti terfasilitasi dengan pojok baca di rumah. Keluarga ini pun pastilah keluarga pecinta membaca.

Namun dari obrolan bertema event BBW Jakarta, aku jadi tahu bahwa sebenarnya Melati melakukan ini semua demi menumbuhkan minat baca bagi anak-anaknya. Sedangkan Melati dan sang suami ternyata bukanlah penghobi aktivitas membaca. Sebagai orangtua mereka merasa perlu untuk memutus rantai kemalasan pada anak-anaknya. Mereka berpikir dengan mengajak anak-anak mengunjungi event buku kemudian membelikan aneka bahan bacaan—yang dari segi visual saja bagiku menarik setengah mati. Maka anak-anaknya akan tumbuh dengan minat baca berlebih.

Ternyata, hal tersebut tidak atau tepatnya belum terjadi pada anak-anak Melati. Dalam hitungan hari, euforia mengunjungi event bazar buku dan membawa pulang berbagai macam koleksinya menguap begitu saja. Tak ada ketertarikan dari cerita-ceritanya. Tak ada rasa penasaran, bahkan tak peduli dengan keberadaan buku-buku tersebut. Sungguh sayang, jikalau pantas, rasanya aku ingin mengadopsi buku-buku preloved tersebut.

Baca juga: Manfaat Pendidikan di Luar Sekolah

Orangtua Memaksakan Diri Ikut Membaca, Apakah Cara Ini Efektif untuk Membangkitkan Minat Baca Anak?

Membangkitkan minat baca anak jika orangtua tidak suka membaca

Lain Melati lain pula dengan Mawar. Sekali lagi, Mawar juga bukan nama sebenarnya. Mawar adalah seorang teman yang kuketahui juga tidak suka membaca. “Mending buat nonton, dong! Seharian udah capek kerja, ngapain otak harus diperas lagi buat mikir?” begitu ucapnya saat kami masih sama-sama bekerja.

Tetapi sungguh mengejutkan karena Mawar yang sekarang adalah seorang ibu yang sangat rajin membacakan buku untuk kedua anaknya. Dari chit-chat ringan yang kami lakukan di akhir tahun lalu, Mawar mulai rutin membacakan nyaring atau read-aloud sejak kehamilan anak pertama. Kesenangan itu pun kemudian berlanjut hingga kelahiran anak kedua. Bahkan karena terbiasa mendengarkan seni membaca nyaring a la ibunya, anak pertama Mawar kini mulai menggantikan tugas Sang Ibu untuk membacakan adiknya.

Wow!! Aku terkejut dong dan segera saja menanyakan perihal hobi barunya. Apakah ia pun kini mulai menggilai buku bacaan?

Ternyata jawabannya “Tidak!” Mawar memaksakan diri untuk melakukan itu semua hanya demi anak-anaknya. Ia hanya membaca buku anak-anak. Namun harus kuakui ia sangat total saat membaca untuk kedua anaknya. Anak-anak itu pun mulai tertarik dengan buku bacaan. Dan tentu saja koleksi buku bergenre anak di rumahnya melimpah dan lagi-lagi sangat menggiurkan.

Children See, Children Do! Pembaca Pemula Butuh Role Model untuk Menumbuhkan Kesenangan Terhadap Hal Baru

Membangkitkan minat baca anak jika orangtua tidak suka membaca

Berdasarkan pengalaman Melati dan Mawar, ternyata perkara menumbuhkan minat baca pada anak bukanlah hal yang mudah. Lebih-lebih jika mereka dibesarkan dalam keluarga yang tidak menaruh minat pada hal serupa.

Dari pengalaman keduanya juga bisa kita ketahui, bahwa memfasilitasi anak dengan beragam bahan bacaan tidak menjamin si anak tertarik dengan buku-buku tersebut. Bisa jadi karena ia belum menemukan ketertarikan dari cerita dalam buku tersebut. Atau, sangat mungkin karena mereka belum mengetahui kesenangan dari aktivitas membaca.

Children see, children do!

Menurutku pribadi, ketika orangtua ingin memperkenalkan suatu hal baru kepada anak—dalam hal ini membaca, maka diperlukan role model yang bisa ditiru anak.

Oleh karena itu, wajar jika cara-cara yang dilakukan Mawar lebih efektif diterapkan pada anak. Karena pada tahapan pembaca pemula, anak-anak selalu membutuhkan orang yang ditiru. Mereka butuh melihat dan merasakan langsung kesenangan dari aktivitas yang ingin dikenalkan.

Sharing ringan seputar menumbuhkan minat baca pada anak ini masih sering kulakukan dengan beberapa orang yang mengaku bahwa dirinya tidak suka membaca namun butuh menumbuhkan minat baca pada anak-anaknya.

Selain metode yang dilakukan Melati dan Mawar, ada juga sebagian orangtua yang rela berpura-pura membaca saat jadwal “reading time” tiba. Mereka sejatinya juga tidak menikmati, namun dengan melihat anak-anak betah berlama-lama dengan buku bacaan ternyata cukup membuat mereka puas. Bosan sedikit tak masalah, asalkan semua terbayar dengan melihat anak-anak menggilai buku bacaan.

Baca juga: Keterampilan Kecakapan Hidup untuk Anak Usia SD

6 Cara Membangkitkan Minat Baca Anak Jika Orangtua Tidak Suka Membaca

Membangkitkan minat baca anak jika orangtua tidak suka membaca

Sungguh mengharukan melihat berbagai upaya yang dilakukan orangtua untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Setiap orangtua pasti punya cara masing-masing dan tentu saja menyesuaikan dengan kondisi setiap keluarga. Namun dari berbagai upaya tersebut, sepertinya enam cara menumbuhkan minat baca anak yang dikutip dari laman “Keluarga Kita” berikut ini perlu juga untuk dicoba:

  • Orangtua mulai menjadi book advocate.

Anak-anak perlu memiliki teman diskusi tentang buku bacaan yang mereka baca. Mereka butuh partner untuk membandingkan isi buku yang satu dengan yang lain. Nah, jika memang orangtua tidak suka membaca maka usahakan seminimal mungkin tahu garis besar bacaan anak. Di samping itu, selalu luangkan waktu untuk memeriksa konten di dalamnya apakah aman dan sesuai untuk usia anak.

  • Buat jadwal “reading time” bersama

Banyak keluarga yang sudah menerapkan jadwal “reading time” di rumah mereka. Hasilnya sungguh menggembirakan karena jadwal membaca bisa menjadi momen quality time antar anggota keluarga. Matikan TV dan letakkan gawai untuk sesaat. Biarkan anak-anak melakukan kebiasaan baru yang kelak akan menjadi rutinitas baik bagi mereka.

  • Memberi keleluasaan pada anak untuk menentukan jenis bacaan yang disukai.

Sebagian anak menyukai satu tema bahkan diulang secara terus-menerus. Hal ini pernah terjadi pada anak laki-laki kami di rumah. Suatu ketika Najib sangat menyukai buku bertema ruang angkasa. Hampir sebulan, setiap hari hanya buku-buku bertema sejenis yang minta dibacakan. Lain kesempatan, ia mulai menyukai tema dinosaurus. Hingga akhirnya, kami pun harus mengoleksi lebih dari 5 buku dengan tema sejenis. Sebagai orangtua, tentu kami sempat merasa bosan untuk membacakannya. Tetapi tidak begitu halnya dengan anak.

Kesenangan anak terhadap satu jenis buku bacaan sangat unik. Maka dari itu sebaiknya orangtua memberikan keleluasaan bagi mereka untuk menentukan sendiri. Dengan begitu, anak tidak merasa diatur-atur dan dihargai pendapatnya.

  • Bebaskan anak membaca dengan gaya yang disukai.

Ada anak-anak yang suka membaca satu buku sampai tuntas. Ada yang belum selesai satu buku tapi sudah ganti yang lain. Ada yang sukanya mengulang buku yang sama secara terus-menerus. Pokoknya macam-macamlah. Jangankan anak, orang dewasa pun mungkin banyak yang seperti itu.

Jika kebetulan anak-anak memiliki kebiasaan seperti itu maka biarkan saja, karena gaya membaca setiap orang memang berbeda. Sekali lagi, yang utama adalah membuat mereka berminat dengan bahan bacaan. Tak peduli seperti apa gayanya yang penting mereka suka dengan aktivitas membaca.

  • Biasakan membaca nyaring kepada anak semenjak bayi.

Menurut para ahli, read aloud atau membaca nyaring sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak dan kemampuan berbahasa anak. Read aloud juga membantu mengembangkan daya imajinasi, membuat anak belajar mengenali ragam perasaan dan situasi. Namun lebih dari itu semua, read aloud memang merupakan cara paling menyenangkan bagi anak untuk mengenal buku bacaan.

  • Hargai dan dengarkan jika anak ingin menceritakan ulang.

Anak-anak yang menikmati aktivitas membaca, antusias dan mampu memahami jalan cerita dalam buku yang dibacanya biasanya cenderung ingin menceritakan kembali.

Dalam keluarga kami, baik Najib maupun Najwa selalu melakukannya. Selain karena memang sudah menjadi kebiasaan, re-telling story merupakan cara kami untuk memantik imajinasi mereka.

Maka, jangan heran ketika anak mengembangkan bahkan melebih-lebihkan ceritanya. Tetap dengarkan dan berikan apresiasi.

Ternyata bukan hal yang mustahil untuk menumbuhkan kegemaran membaca pada anak, meskipun mereka tidak dilahirkan dalam keluarga penggemar aktivitas membaca. Namun, harus diakui bahwa untuk kenumbuhkannya diperlukan keterlibatan dan pengorbanan dari orangtua. Jadi, jangan menyerah, ya!

 

 

 

 

 

 

 

15 thoughts on “Cara Membangkitkan Minat Baca Anak Jika Orangtua tidak Suka Membaca”

  1. Kok sama sih, anakku cewe lho padahal tapi suka tema dinosaurus dan luar angkasa.

    So, intinya bagaimanapun orangtua harus memaksakan diri sendiri ya setidaknya untuk membaca apa yang anak baca.

    Reply
  2. wah, kalua closingnya ‘jangan menyerah, ya” berarti menumbuhkan minat baca anak itu memang PR berat ya untuk orang tua. dan ini harus dilakukan, supaya anak-anak suka paling tidak mau membaca dan ada minat terhadap buku bacaan. kalua dulu waktu anak-anak saya masih usia TK setiap akhir pekan saya mendongeng untuk mereka menjelang tidur malam. sampai sekarang anak-anak masih ingat alur cerita dan tokoh dalam cerita tersebut. soal minat baca anak-anak, alhamdulilah cukup baik, meskipun belum pada tingkat bookaholic (eh, ada istilah ini nggak sih?) 😀

    Reply
  3. Iya sih bener. Tapi role model membaca dari orang tua atau kakaknya, gimana mungkin anak akan menyukai membaca. Meski dikasih seabrek buku sekali pun.

    Adik Yuni tu meski dibelikan buku, tetap aja hanya di awal punya suka dibaca. Setelah waktu berjalan, dia pun mulai meninggalkan buku itu.

    Orang tua Yuni nggak suka baca buku. Emak yuni nggak suka baca. Bapak lebih prefer baca Al-Qur’an dan kitab kuning.

    Jadi deh, si adik bungsu sukanya ngaji. Sekali pun ke pesantren yang agak jauh dr rumah mah didatengin. Demi untuk ikut ngaji di sana.

    Walhasil abangnya lah yang suka antar-jemput. Hehehe

    Reply
  4. Anak sulungku ini juga baca bukunya itu-itu aja. Apalagi klo udah bahas soal bukunya, semangat ceritanya itu lhooo. Apalagi klo udah selasai baca 1 buku,pamernya itu hahaha

    Tapi bener banget children see children do

    Lagi2 sulungku ini ngopi banget aku terutama bagian kebiasaan baca buku. Mojok dikamar trus lupa diri sama keadaan sekitar
    Klo yang kecil, meski banyak yang nyontohin dan dibacain buku dari kecil tetep belum tertarik sama buku masih ditahap sekedar suka

    Reply
  5. Kalau anak saya yang laki-laki sudah tidak lagi menyukai buku bacaan anak-anak, mereka lebih suka baca novel dan cerita inspiratif, seperti Muhammad Al Fatih. Tetapi ya gitu deh, kalau sudah selesai sudah, belum tertarik untuk membaca lagi. Paling mereka baca buku antologi yang ada tulisan saya di dalamnya.

    Itupun hanya tulisan saya yang dibaca. Tetapi anak yang pertama kelas 8 sudah bisa memberi masukan tentang tulisan saya hehe. Nah kalau anak yang kecil, umur 6 tahun, kadang masih saya bacakan nyaring untuk buku cerita. Kadang dia juga bergaya melakukan story telking sendiri. Kalau saya sama suami sih hobi membaca Mbak. Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku.

    Reply
  6. yap bener banget emang ini mba, kadang orang tua itu harus jadi role model anak-anak. karena apa yang kita kerjakan anak-anak pasti ngikut. minimal anak-anak diajarkan untuk gemar membaca, ya. terima kasih sharingnya.

    Reply
  7. Alhamdulillah, saya dan suami hobi membaca. Di rumah banyak banget buku, jadi anak-anak sejak lahir udah gak asing dengan buku. Alhamdulillah, anak-anak juga suka sekali membaca. Makanya, hampir tiap hari Sabtu, kami sekeluarga “rekreasi” ke perpustakaan negeri. Anak-anak juga udah jadi member sehingga mereka bisa meminjam buku apa saja yang mereka mau demi menuntaskan kesukaan membaca mereka.

    Reply
  8. Dulu sih zaman anak-anak kecil suka ta bacain, atau beliin buku anak-anak. Malah seringnya beli komik tuh. Mulai SMP-SMA engga tahu ya, mereka malah bacanya yang berat-berat. Aku aja engga sanggup. Kuliah, kulihat yg cowo mulai jarang baca. Yg perempuan masih sih novel. Nah, aku malah jarang baca nih sekarang…PR-nya buat aku…

    Reply
  9. Aku juga mungkin termasuk ortu yang sedikit terobsesi bikin anak suka baca. Tapi kesininya udah berkurang, malah sibuk dg baca buku sendiri. Yg heran malah anakku jadi ikutan baca buku tanpa disuruh. Emang ya children see children do

    Reply
  10. Mungkin karena di rumah kami teve tudak menyala dengan sempurna, alias lebih banyak matinya, maka Dani dan Dika jadi tertarik membaca. Awalnya mereka membaca bobo dan donal bebek, kemudian lanjut ke serial Lima Sekawan. Nah, sekarang Dani malah udah melirik koleksi John Grisham bundanya. Walopun setelahnya dia bilang, nggak mgerti, ah. Ngomongin hukum mulu.

    Reply
  11. Setuju banget mbak Damar, saat kita mau meluangkan waktu bersama dengan anak, ia akan meniru, Suka deh kisah Melati dan Mawar, dengan demikian orang tua semakin paham bagaimana membuat anak menjadi suka membaca:)

    Reply
  12. Waaaa sama mba kayak aku. Emaknya tukang nulis eh anak-anak nya kagak suka buku hahahhaa. Kalo masi kecil gini sih masih mayan mau diajak baca. Ha sek gede lebih suka audio visual ketimbang mbaca. Duh milenial banget dia tu hobinya.

    Kalo yang kecil, si Kevin masih iso tak iming-imingi gambar bagus-bagus gitu. Entah bsk kalo mulai gede heheh.. PR banget ya ternyata bikin bocah suka baca tuh.

    Reply
  13. Judulnya cukup mencubit ya mba…Hehe, kalau dipikir ada benernya sih, apa yg anak lihat ya apa yg bakal dilakukannya. Tentang kegemaran atau minat baca anak, biasanya tergantung dari orang tuanya. Tapi klu ortunya gak suka baca tp ingin anaknya minat baca ya ortunya harus paling tidak punya waktu untuk membaca bareng anak ya mba? Seperti dipaksa untuk kebsikan anak. Tips agar ortu bs meningkatkn minat baca anak yg mba sebutkan keren. Thx ya sharingnya

    Reply
  14. Menumbuhkan minat baca pada anak itu memang bueeeraat, MBaaak. Apalagi di tengah gempuran godaan youtube, games, dan animasi-animasi saat ini. Daripada membaca mereka pilihnya itu. Hiks..hiks.
    Tapi aku bersyukur Aira termasuk suka membaca dari kecil. Benar yang Mbak Damar tulis nih, aku sering membaca buku cerita dengan suara nyaring saat Aira kecil. Alhamdulillah, sampai sekarang dia masih suka membaca.

    Reply
  15. Dulu waktu anak-anak masih kecil, saya selalu memaksakan diri untuk membacakan buku sebelum mereka tidur. Anak-anak senang dengan kegiatan tersebut dan akhirnya selalu nagih minta dibacakan buku kalau hendak tidur. Meskipun kadang emaknya duluan yang ngantuk dan wkwkwk

    Reply

Leave a Comment