“A Woman of Strength, they know how to survive, how to be happy among their sadness, how to accept herself, and how to face reality.”
Sepuluh tahun yang lalu, sebuah pesona bagiku adalah wujud kesempurnaan. Perempuan dengan kondisi fisik menarik meskipun tidak dianugerahi kecantikan dengan persepsi ideal menurut publik, namun berupaya untuk dapat disebut menarik.
Bagiku juga, yang kala itu masih menikmati hidup sebagai aku dan bukan kita. Pesona tercermin dalam kemandirian utuh dari seorang perempuan. Bebas mengekspresikan diri, mampu melalui hari dengan berani, kuat menghadapi segala rintangan yang tak jarang menjadi penghalang.
Itulah aku, dan sebuah pesona yang kuupayakan menjadi bagian dari penciptaanku. Menjadi anak manusia yang dilahirkan dengan segala keterbatasan sebagai kaumnya Hawa, namun mampu mendeskripsikan dirinya sebagai Perempuan yang kuat, Strong Woman.
Hingga suatu ketika, sampailah masa ketika kegundahan datang melanda. Tak mampu lagi mengkategorikan diri dalam definisi pesona yang telah saya buat. Setelah berulang kali “jatuh”, ketika menghadapi pergolakan batin pasca menikah dan menjadi ibu, saya menyadari sepenuhnya bahwa I am not a strong woman.
Kenyataan yang sempat membuat diri menjadi rapuh, dan sulit untuk melihat segala kelebihan yang dimiliki. Membuat langkah menjadi berat, tertatih untuk melalui dunia yang terasa semakin fana. Sedangkan masalah dan keterbatasan diri adalah dua hal yang tidak dapat dihindari.
Namun, begitulah awalnya hingga muncul pemahaman baru tentang pesona bagi seorang perempuan. Ya, bukan menjadi Strong Woman, tapi, #MemesonaItu Being A Woman of Strength, menjadi Perempuan Berkekuatan.
Lahir sebagai perempuan, kita ditakdirkan sebagai makhluk yang lemah. Berasal dari rusuk sang Adam. Tapi, tak pernah terbayangkan, betapa kompetensi yang dimiliki perempuan tak sekedar luar biasa, namun kerap kali tak masuk di akal.
Bagi perempuan, hidup bukanlah kehidupannya saja. Tapi ada kehidupan anak, partner dalam pernikahan, orangtua, saudara, bahkan teman dan lingkungan yang sering kali menjadikannya sebagai tempat berbagi permasalahan.
A Woman of Strength, mereka memahami betul kelemahan dan kekurangan dalam dirinya. Ada kalanya dia menangis. Takut karena merasa tak mampu, tapi di situlah dia menemukan keberanian untuk melangkah. Karena yakin, kasih sayang mengiringi setiap langkah.
Perempuan Berkekuatan, mereka menyadari bahwa kecantikannya tak mungkin abadi bak bidadari surga, tapi mereka memiliki keyakinan. Bahwa menundukkan hati dalam sujud panjangnya memberikan kecantikan abadi yang tercermin dalam jiwa.
A Woman of Strength, mereka tahu adakalanya salah dalam bertindak bahkan berucap, namun dia menemukan kesadaran. Bahwa ada hikmah dalam setiap kesalahan yang pada akhirnya bernama guru kehidupan.
Perempuan Berkekuatan, mereka tahu bagaimana berdamai dengan diri sendiri. Maka tak jarang keanggunan yang terpancar dari dirinya. Pesona yang berasal dari hati dan kepribadiannya.
A Woman of Strength, they know how to survive, how to be happy among their sadness. Mereka yakin, ada kekuatan Tuhan yang akan mendukungnya. Memberikan kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan.
For Women of Strength, pesona adalah sebuah penerimaan diri secara alamiah, tanpa perlu mengingkari segala keterbatasan. Tapi tak lelah berproses menuju kebanggaan.
Ketika mampu memaknai sebuah pesona baru dalam diri, perempuan seolah terlahir kembali. Menemukan dirinya sebagai makhluk yang lebih berarti. Lepas dari himpitan keterbatasan yang acap kali melabeli. Perempuan terlahir dalam wujud lemah raganya, tapi kekuatannya untuk bertahan tak perlu diragukan lagi. Sedangkan intuisinya? Siapa yang berani mengingkari bahwa tak jarang menjadi petunjuk atas sebuah kebenaran?.
Memang tidak mudah mendeskripsikan sebuah pesona. Karena memesona kerap kali dikaitkan dengan segala kelebihan, unggul bahkan tak menyisakan cela. Tapi, jangan sebut dirimu perempuan jika tak mampu mengupayakan arti memesona menurut versimu. Karena kita tahu, sudah menjadi kehendakNya bahwa perempuan dilahirkan dengan berjuta kemampuan.Perempuan selalu punya cara untuk mengupayakan perbaikan pada dirinya. Tentu saja melalui serangkaian proses yang memperkaya batin dan jiwa. Namun, memang begitulah seharusnya manusia bermetamorfosa sempurna. Agar kupu-kupu tak hanya indah warna sayapnya, tapi juga mengepak dengan kencang sehingga mampu menerbangkan harapan.
Keyakinan pada TuhanKehidupan religi dan keyakinan yang utuh terhadap Tuhan menjadi sebuah pembeda. Bagaimana seorang perempuan menjalin komunikasi dengan penciptaNya, mau tak mau memberikan efek yang sangat besar terhadap penerimaan dirinya sebagai manusia.Menyadari bahwa diri diciptakan sebagai salah satu “masterpiece”, tentu saja Tuhan memberikan segala keunggulan, kebaikan dalam diri kita. Segala kekurangan atau halangan yang kerap menjadi teman dalam kehidupan hanyalah sebuah “pelajaran’.Bahwa Tuhan sedang menunjukkan ciptaanNya selalu memesona. Mampu menghadapi dan mencari solusi, karena mereka percaya ada Tuhan yang selalu mendampingi.Merawat diri sebagai bentuk syukurMerawat diri bukan hanya tentang keindahan atau kecantikan. Merawat diri merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan.Merawat diri juga tidak sekedar bersolek atau menjaga bentuk tubuh selalu ideal. Tapi menjaga pola hidup seimbang, mengontrol kesehatan jiwa dan raga, sehingga memiliki kehidupan yang berkualitas.Positif ThinkingHanya dengan menjaga pikiran selalu positif, maka segala upaya dapat menemukan jalannya. Berpikiran positif tidak hanya menghindarkan diri dari penyakit hati dan kegelisahan, namun memungkinkan menjadi pribadi yang lebih peka.Dengan pikiran positif maka energi tak terbuang untuk prasangka tanpa sebab. Hidup pun jadi lebih tentram, dan aura kedamaian terpancar baik dari wajah maupun perilaku keseharian.Open mindedBerpikiran terbuka, memperluas wawasan dan cara pandang memungkinkan perempuan melihat sebuah masalah dari beberapa sudut pandang. Sehingga lebih mudah untuk bangkit dan mencari problem solving.Terkadang kita tidak perlu terlalu cerdas atau pintar untuk dapat memesona. Namun keluasan cara pandang dan pola pikir membuat kita selangkah lebih maju. Mampu melihat suatu keadaan dari perspektif yang tidak biasa.
BahagiaApapun upayanya, pastikan selalu bahagia. Karena bahagia selalu kita pinta, tapi acap kali lupa memaknainya.Bahagia tidak sebatas tentang pencapaian seseorang. Bukan sekedar kebebasan dan keberlimpahan materi. Namun bahagia tentang menerima diri sebagai pribadi yang unik dan tak mudah dilemahkan, tentang memberi tanpa menunggu imbal balik, tentang mencintai sebagai kebutuhan dari hati.Percayalah, menjadi perempuan dengan sejuta pesona bukan sekedar harapan untuk dikabulkan Ibu Peri yang baik hatinya. Namun mampu diupayakan oleh oleh setiap Perempuan Berkekuatan. Karena #MemesonaItu Being A Woman of Strength.