Setiap melihat bayi rewel akibat gatal karena ruam popok pada kulitnya, ingatan saya seolah kembali pada peristiwa sepuluh tahun silam. Ya, Najwa, anak perempuan saya memang sering mengalami gangguan kesehatan kulit saat bayi. Ia sangat sering mendapatkan bentol-bentol di kulitnya hanya karena saya mengganti merek deterjen pakaian, salah makan atau gatal akibat kain seprai yang telat diganti. Tetapi, seingat saya, ia paling sering mengalami ruam popok pada pantat dan pahanya.
Apakah Ruam Popok Umum dialami Bayi?
Masalah ruam popok pada bayi memang salah satu permasalahan kulit yang umum dialami para bayi. Berdasarkan sebuah artikel pada laman Mayo Clinic, ruam popok adalah iritasi yang berupa ruam dan terlihat kemerahan yang mengilap, dan muncul di area kulit bayi yang tertutup popok.
Menurut artikel lain pada laman Family Doctor, ruam popok pada bayi merupakan masalah kesehatan kulit yang umum dialami bayi dan memiliki prosentase hingga 50% dialami bayi dari usia 6 hingga 90 bulan.
Ruam popok pada bayi disebut juga dermatitis popok atau diaper rush. Meskipun gangguan kesehatan kulit ini tidak berbahaya, namun tidak boleh dibiarkan begitu saja terutama jika terjadi pada newborn baby.
Gejala Ruam Popok pada Bayi
Pada umumnya ruam popok pada bayi ditandai dengan kemerahan dan iritasi di bagian bokong atau pantat serta paha dan selangkangan. Biasanya, tanda kemerahan ini disertai dengan bintik-bintik yang berwarna merah muda dan bertekstur menonjol.
Pada beberapa kasus, jika gejala ruam popok tidak segera diobati maka bintik-bintik ini akan semakin membesar dan menutupi area yang tertutup popok bayi.
Jika kondisi ini terus memburuk, kulit bayi akan terlihat semakin merah, mengalami pengelupasan dan jika disentuh terasa kasar sehingga sangat tidak nyaman untuk bayi.
Jadi enggak heran ya, biasanya bayi cenderung rewel dan menangis khususnya setelah buang air kecil atau besar, atau ketika kita ganti popoknya. Karena mereka pasti merasakan kesakitan pada area-are yang terkena ruam tersebut.
Penyebab Ruam Popok pada Bayi
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab ruam popok pada bayi, Salah satunya iritasi atau gesekan dengan popok bayi, seperti pada penjelasan berikut ini:
1. Memakai popok terlalu lama
Pemakaian popok yang terlalu lama berpotensi menyebabkan iritasi yang diakibatkan kotoran atau urine pada popok bayi. Popok yang lembab dan kotor sangat berpotensi menimbulkan kemerahan dan gatal pada kulit bayi. Kondisi ini akan semakin parah jika si Kecil tidak diceboki hingga bersih.
2. Gesekan
Gesekan yang terjadi pada kulit bayi yang sudah bermasalah dapat mengakibatkan infeksi jamur atau bakteri yang terperangkap pada popok bayi. Infeksi ini juga disebut candida, yaitu infeksi jamur yang tumbuh pada area lembab dan hangat. Saat kondisi kulit sudah terinfeksi candida, maka ruam akan timbul dengan warna merah terang dengan bintik-bintik kecil pada bagian pinggirannya.
3. Alergi
Tidak cocok sabun mandi, deterjen, pelembut pakaian, tisu hingga popok bayi dapat menimbulkan reaksi alergi dan berpotensi menimbulkan iritasi kemerahan. Segera hentikan pemakaian produk jika tanda-tanda iritasi kulit mulai terlihat agar tidak semakin parah dan menjadi ruam pada kulit bayi.
Cara Merawat Ruam Popok pada Bayi
Meskipun bukan masalah serius dan umum terjadi, namun orangtua perlu mengetahui cara merawat ruam popok yang tepat, agar masalah kulit ini tidak menjadi semakin buruk dan dapat memicu infeksi yang lebih serius.
Nah, agar si Kecil tidak rewel lagi karena gatal dan perih akibat ruam di kulitnya, berikut beberapa cara merawat ruam popok pada bayi yang perlu dilakukan:
1. Rutin memeriksa dan mengganti popok bayi
Usahakan mengecek popok bayi secara berkala hingga beberapa kali dalam sehari. Cek apakah popoknya sudah mulai penuh dan terasa berat, apakah area pantat dan pahanya lembab, dan apakah popoknya terlihat kotor.
Idealnya popok bayi diganti setiap 2 hingga 3 jam sekali. Namun jika popok sudah terlihat penuh dan terasa berat, maka tidak ada salahnya untuk segera mengganti dengan yang baru.
Saat mengganti popok bayi usahakan untuk membersihkan serta mengeringkan area alat kelamin, pantat hingga paha dan selangkangan bayi sebelum memakaikan popok yang baru. Selain itu sebaiknya popok bayi tidak dipasang terlalu kencang sehingga udara bisa masuk dan kulit dapat bernapas.
2. Memilih pakaian bayi yang dapat menyerap keringat
Untuk mengurangi risiko ruam popok pada bayi dapat dilakukan dengan memilih pakaian bayi yang berbahan dingin dan menyerap keringat. Hindari memakaian pakaian yang sempit karena dapat memperbesar risiko gesekan pada kulit yang mengalami iritasi. Selain itu, pakaian yang terlalu sempit membuat bayi lebih mudah berkeringat sehingga kulit di area patat juga menajdi lebih lembab.
3. Beri kesempatan pada kulit bayi untuk bernapas.
Berikan jeda antara 10 hingga 15 menit pada kulit bayi untuk terbebas dari popok. Cara ini bisa dilakukan pada saat bayi sedang tertidur pada siang hari, atau saat popoknya sedang diganti. Dengan begitu kulit dapat bernapas dan mengurangi risiko lembab.
4. Penggunaan produk yang ramah bayi
Kulit bayi memang cenderung sensitif sehingga mudah mengalami iritasi. Untuk itu, orangtua perlu memperhatikan bahan-bahan tertentu yang berpotensi memperburuk gangguan kesehatan pada kulit bayi. Menurut salah satu artikel dalam Mayo Clinic, beberapa zat uritan seperti fenol, benzokain, diphenhydramine, salisilat dan hydrogen borat sebaiknya mulai dihindari.
5. Menggunakan salep popok bayi
Penggunaan salep popok bayi dipercaya dapat membantu mengatasi gangguan kulit tak terkecuali ruam popok pada bayi. Misalnya penggunaan salep Bepanthen yang dikeluarkan oleh Bayer yang terbukti efektif mengatasi gangguan kulit pada bayi seperti ruam popok, iritasi, kulit kering dan pecah-pecah, luka ringan pada kulit, ulkus (borok) serta peradangan kulit.
Bepanthen juga memiliki triple action formula yang mampu melembutkan serta melindungi kulit bayi dari gesekan popok.
Kandungan dalam Salep Bepanthen
Dalam setiap kemasan salep Bepanthen 20 g terkandung dekspanthenol (provitamin B5), lanolin, water, panthenol, prunus amygdalus dulcis oil, petrolatum, paraffinum liquideum, lanolin alcohol, stearyl alcohol, cetyl alcohol, beeswax, ozokerite dan glyceryl oleate.
Semua bahan aktif dalan salep Bepanthen aman dan sudah teruji klinis dapat merawat kulit bayi yang tertutup penggunaan popok.
Selain itu kandungan dalam salep Bepanthen juga bermanfaat untuk:
- Melembutkan kulit bayi.
- Melindungi dari gesekan dengan cara memberikan lapisan pori untuk merawat kulit bayi dari gesekan saat pemakaian popok.
- Merawat kulit bayi dengan kandungan provitamin B5 di dalamnya.
Cara Pakai Salep Bepanthen untuk Merawat Ruam Popok
Untuk cara pemakaiannya sendiri sebagai berikut:
- Bersihkan area kulit yang akan dioleskan salep dengan air kemudian keringkan.
- Aplikasikan salep Bepanthen tipis-tipis namun merata pada area yang tertutup popok, seperti selangkangan, pantat dan lipatan paha.
- Gunakan secara rutin sebanyak 2 kali sehari hingga ruam atau iritasi hilang.
- Salep Bepanthen tidak dianjurkan digunakan di bawah kulit yang mengalami luka terbuka atau berdarah, dan tidak direkomendasikan bagi penderita hipersensitif.
Cara Pemakaian Salep Bepanthen untuk Merawat Puting Lecet
Selain untuk merawat ruam popok pada bayi, Bepanthen juga dapat digunakan untuk merawat putting lecet. Untuk cara penggunaanya sendiri, bersihkan area puting dengan air hangat setelah menyusui, kemudian keringkan dan oleskan Bepanthen tipis-tipis.
Bepanthen bisa didapatkan di apotik, toko obat, juga dapat dibeli secara online. Seluruh informasi mengenai kandungan, cara penggunaan dan penyimpanan produk juga bisa dipelajari melalui website resmi Bepanthen.
Nah, setelah mengetahui penyebab, gejala dan cara merawat ruam popok pada bayi tentunya kita tidak khawatir lagi jika si Kecil mengalami gangguan kesehatan kulit serupa. Pastikan salep Bepanthen ada dalam kotak P3K kita agar bayi tetap nyaman.
Referensi:
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/kulit-anak/cara-mengatasi-ruam-popok/