Tubuhku masih saja merinding, setiap kali DuoNaj memutar rekaman Ratoh Jaroe dari smartphone-ku. Dari sekian banyak video yang kuabadikan pada Opening Ceremony Asian Games 2018 yang lalu, pertunjukan tari Ratoh Jaroe memang paling mampu mencuri perhatian mereka. Menurut keduanya pertunjukkan itu paling menarik, kompak, dan membuat merinding setiap kali menyaksikannya.
Jangankan kalian, Naj, yang hanya menontonnya melalui rekaman smartphone-ku. Ibumu ini yang kadang-kadang cuma ingat suasananya saja bisa merinding. Bahkan, tak jarang air mata Ibu masih menetes kalau teringat suasana bangga yang kami rasakan di Gelora Bung Karno pada malam itu. Rasanya campur aduk. Bahagia sudah pasti, tapi ada haru setiap melihat teman-teman Ibu yang tak mampu membendung air matanya karena kebanggaan yang meluap-luap atas kesempatan sekali seumur hidup itu, begitu batinku.
Harus kuakui, memenangkan Writingthon Asian Games 2018 merupakan satu momen terbaik sepanjang tahun 2018. Karena diam-diam, sebenarnya aku sudah menyimpan keinginan yang kuat untuk menjadi saksi sejarah dalam ajang Asian Games yang untuk kedua kalinya digelar di Bumi Pertiwi ini.
Aku pun sempat menyampaikan keinginanku ini pada suami. Itu sebabnya, kami pun mulai menyisihkan dana untuk membeli tiket pembukaannya. Meskipun sangat disayangkan, ternyata untuk mendapatkannya tak semudah yang kami perkirakan.
View this post on Instagram
Tapi rezeki memang tak pernah salah alamat. Sejak membaca pengumuman kompetisi menulis yang diselenggarakan Bitread dan Kemenkominfo, sejak itu pula aku menyusun rencana untuk ikut memperebutkan tiket juara. Dan, syukur alhamdulillah, setelah melalui prosesnya, Allah pun mengganjarku dengan hadiah yang luar biasa.
Pengalaman bercengkerama langsung dengan 34 blogger dari seluruh penjuru Indonesia merupakan salah satu bagian terbaik dari event ini. Dari mereka aku belajar banyak hal tentang kehidupan, semangat, keberanian bercita-cita dan juga pengharapan untuk masa depan yang lebih baik.
Mereka—yang rata-rata berusia jauh di bawahku, telah mengajarkan bagaimana menggali potensi semenjak masih sangat belia. Di samping itu, mendengarkan cerita perjuangan mereka hingga sampai di bangku VIP di depan panggung utama Opening Ceremony Asian Games 2018 merupakan pelajaran hidup terbaik yang terus kuceritakan pada Najwa dan Najib. Bahwa impian itu sangat dekat dengan usaha untuk mencapainya.
Tapi, tentu saja Writingthon bukan satu-satunya momen terbaik selama 2018. Karenanya aku sangat bersyukur dengan kesempatan yang satu per satu kulalui selama 365 hari terakhir ini. Memang tidak selalu lancar, tapi rintangan demi rintangan selama setahun penuh membuatku semakin bersyukur terlahir menjadi perempuan yang tidak sempurna. Entah itu sebagai ibu atau istri dari seorang laki-laki yang lumayan idealis untuk beberapa urusan.
Untuk itu aku membagi momen terbaik selama 2018 dalam dua hal. Yang pertama yang berkaitan dengan kehidupan pribadiku sebagai perempuan berumah tangga. Sedangkan yang kedua sebagai sisi lainku sebagai bperempuan yang tak pernah lelah untuk berdaya.
Momen Terbaik sebagai Perempuan Berumah Tangga
Ada masa-masa ketika aku merasa kurang bersyukur sebagai perempuan berumah tangga. Masa-masa itu menurutku sangat berat, bahkan sempat mengganggu kondisi psikologisku. Masa-masa di mana aku masih susah menyesuaikan diri dengan kondisi sebagai perempuan rumahan. Hingga ujungnya aku merasa inferior dan kurang berguna.
Baca juga : Belajar Menerima Kebaikan Alami dalam Kehidupan.
Pertengahan 2018 yang lalu, sampailah aku pada satu titik yang membuatku berada pada posisi terbaik sebagai seorang perempuan berumah tangga. Kesadaran penuh akan konsekuensi dari pilihan hidup membuatku ikhlas melepaskan ganjalan yang selama ini menjadi tekanan.
Dan momen terbaik itu terjadi ketika aku mampu berdamai dengan kondisiku. Berdamai dengan kekurangan dan segala kesalahan. Hingga akhirnya aku mampu memaafkan dan mencintai diri ini dalam kondisi yang benar-benar apa adanya.
Aku pun lebih mudah menerima masukan dari orang lain. Lebih jernih melihat kondisi naik turun dalam keluarga. Lebih seimbang melihat fenomena di sekitarku. Hingga pada puncaknya aku justru terdorong untuk lebih banyak belajar warna-warni kehidupan dan menemukan kebahagiaan yang ternyata hanya sederhana saja.
View this post on Instagram
Mereka yang selalu menerimaku sebagai ibu dan istri yang jauh dari sempurna. Semoga tetap seperti ini di tahun-tahun berikutnya Welcome 2019 #DiaryBukNaj #momslife #bloggerslife #bloggerperempuan #welcome2019
Momen Terbaik sebagai Perempuan yang Tak Lelah Berdaya
Di samping sebagai seorang ibu dan istri, 2018 merupakan momen terbaikku sebagai perempuan yang tak lelah untuk berdaya. Melalui blog dan aktivitas menulis, aku seperti menemukan oase yang kembali menyegarkan kehidupanku.
Harapan-harapan baru pun mulai kususun melalui aktivitas ini. Selain sebagai penghiburan, aku mulai berani meletakkan mimpi-mimpi sebagai seorang perempuan.
Pada tahun 2018 ini juga untuk pertama kalinya hasratku sebagai si mantan extrovert mulai tersalurkan. Ada kalanya aku merindukan saat berkumpul dengan teman-teman, atau bertemu dengan orang-orang baru dalam sebuah komunitas. Hal yang seperti ini memang sudah lumayan lama kutinggalkan, tapi letupan-letupan semangat dan energinya masih sering kurindukan.
View this post on Instagram
Bagi blogger seperti saya (yang baru belajar ke luar dari rumah), datang ke event itu nggak sekedar seru-seruan dengan produk dari brand yang mengundang, tapi juga tentang belajar dari blogger lainnya yang sudah “kenyang” pengalaman, melatih kepercayaan diri dan membiasakan berinteraksi dalam dunia nyata Foto 1 milik @dearbloggernet yang memberikan kesempatan ikut nge-event, thanks banget foto 2 milik @tutysaca yang juga banyak menginspirasi #bloggerslife #bloggergathering #mombloggers
Beberapa event blogger yang tadinya sempat membuatku ragu untuk datang karena khawatir tidak menguasai situasi, akhirnya berhasil kutaklukkan dan berbuah pertemanan. Begitu pun perasaan gamang karena harus meninggalkan anak-anak untuk sementara, secara perlahan hal tersebut dapat kutepis dengan keyakinan mereka akan baik-baik saja.
Tahun 2018 juga menjadi tahun terbaik setelah dua tahun menyebut diri sebagai blogger. Selain mulai menikmati kegiatan ngeblog sebagai rutinitas sehari-hari, aku pun mulai tak khawatir mengurangi target yang sempat memberikan tekanan dalam diri. Dari segi produktivitas memang menurun dibanding tahun sebelumnya. Tapi aku mampu merasakan nikmat dan kepuasan saat mengeksekusi ide menjadi bahan tulisan.
Bersyukur kenikmatan seperti ini justru menjadi bahan bakar untuk terus meng-upgrade kemampuan. Hingga akhirnya aku menyadari bahwa kondisiku yang sekarang ini adalah yang terbaik. Bukan karena lebih baik jika dibandingkan dengan yang lain. Tapi terbaik dalam versiku sendiri.
Kalau boleh memilih, ingin rasanya aku mengulang perjalanan di tahun 2018 ini. Tapi apa daya, life must go on, . Dan pastinya waktu tak dapat diulang kembali. Itu sebabnya aku pastikan siap menghadapi kejutan di tahun 2019 ini. Setidaknya segala hal yang pernah terlewati selama 2018 bisa menjadi bekal untuk mewujudkan harapan terbaik untuk kehidupan di masa mendatang.
…berdamai dengan kondisiku…
Sukaaa. Dengan sikap spt itu malah bisa menggali potensi diri lhoh.
Selamat menyongsong hari² ke depan bersama keluarga yah. Trus…tau² Duo Naj udh kuliah ajah…Haha…
Ikut seneng deh, waktu dengar Mbak Damar menang Writhingthon Asean Games. Pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah bisa dilupakan ya.. Dan semua itu berawal dari menulis, kereeen!!
Apapun aktivitas kita, menjadi ibu adalah peran yang paling utama, ya, Mbak. Jadi wajar aja kadang merasa galau kalau harus meninggalkan anak untuk bisa pergi menghadiri event. Yang penting, anak-anak sudah dititipkan pada orang yang paling terpercaya, ya, kan ^~^
BukNaj, aku turut mengamini doamu. Semoga tahun ini lebih banyak lagi kejutan yang membahagiakan ya, tambaha baby misalnya 😀
Wah bahagia ya, bisa lihat langsung. Moment terbaik itu adalah setiap hari. Do the best at ur moment itu yang kuingat dari bosku orang Australia waktu kerja di dunia kesehatan mbak yeaaa
Saya blogger baru lahir, masih sangat banyak yang perlu dipelajari dan dicoba supaya bisa. Trima kasih tulisan ini seperti “diktat” untuk saya, wajib disimak dan dicatat
Wah mba Damar aku tahu seperti apa itu rasanya saat merasa tidak berguna dan belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Itu yang ku rasakan waktu awal menjadi ibu rumah tangga. Sungguh itu tak mudah bagiku seorang perempuan yang memiliki banyak mimpi besar di luar sana. Tapi rela menanggalkan itu semua demi bisa fokus anak. Tapi ternyata itu nggak mudah, saat itulah konsep diri negatif bermunculan. Sejak jadi blogger juga aku merasa memiliki ruang untuk aktualisasi diri dari rumah dan aku butuh itu. Allhamdulillah masa galau dulu sudah dengan segera terlewati
Bun, begitu banyak momen ya yang dilewati di tahun lalu, semoga tahun ini lebih banyak hal baik lagi. Aamiin. Aku galfok sama instagramnya, pake WP bisa kek gitu yes? Kok kereen sih, tapi aku belum berani migrasi ke WP heu wkwk.
Berdamai dengan diri ah..aku pernah ada di masa itu dan yang kuingat karena internet saat itu belum menghebat rasanya jadi seperti bingung mau apa dan bagaimana.
Membaca ini aku merasa bangga berteman dengan orang yang berpikir positif dengan segala naik turunnya. Karena paling tidak di saat kita melemah melihat orang tetap mantap berjalan kita pun akan semangat lagi untuk menapakkan kaki.
Semoga sukses makin menyertai Mbak Damar di tahun 2019 ini:)
Aamiin mabak Damar, semoga apa yang dicita citakan du tahun ink, biaa tercapai semua ya mbak, semiga kejutan kejutan indah datang kembali menyapa dengan hangat
pencapaian yang luar biasa.
aku juga pernah merasa galau. bismillah berkarya dari rumah.
setuju banget pesannya, Kak Damar. (aku panggik Kakak aja, ah) bahwa impian itu dekat dengan usaha untuk mencapainya. jadi reminder buat diri saya sendiri sebagai pemula dalam dunia menulis terutama dunia blogging, untuk bisa mencapai sukses perlu usaha yang sepadan. Sukses selalu, Kak. Doakan aju juuga, 🙂
Tulisannya bikin terharu, Mbak Damar. Betapa keinginan akan sangat mudah andai kita mau berjuang keras. Catatan besar untukku juga sebagai perempuan dan seorang ibu. Terkadang melihat teman-teman blogger yang sudah melesat membuat aku termotivasi, tapi di sisi lain nggak jarang juga membuat putus asa. Tapi termotivasinya harus diperjuangkan supaya lebih mendominasi, ya kan?
Setiap tahun selalu punya cerita. Baca tulisan mba Damar yang ini membawa ingatanku melayang kepada momen pertemuan kita di event erlangga waktu itu, mba. Seneng banget bisa ketemu langsung dan banyak belajar dari mba Damar. Semoga di tahun 2019 ini kita bisa nge-event bareng lagi, ya, mbak. bersama dengan blogger-blogger lain juga. Semoga semakin bersinar, semakin sukses ya, mbak Damar. Miss U….
Ikut mengaminkan doa Mba Damar. Semoga pencapaian di 2019 lebih banyak lagi dan tetaplah menginspirasi para blogger tanah air bahkan sedunia…. Semangat selalu,mba…
Mbak damar kok sama yah sama yang aku rasain, April 2018 aku memutuskan untuk resign dan fokus program kehamilan. Ahamdulillah Allah beri jawaban aku hamil di 2taun pernikahan..namun sayang janinku terpaksa dikuret krna tidak berkembang. Akhirnya sama aku merasakan dititik gak berguna, diam meratapi nasib dan sempat nyesel kenapa sih mesti resign.. mungkin aku masih bisa bercanda dengan teman2.. sampai akhirnya september mulai bangkit dan mencoba dunia blogging. Meskipun sampai sekrang masih belajar, aku ingin hidup yang berbeda meskipun drumah tapi tetap bermanfaat.. Semangat untuk kita
Mba Damar… speechless aku. Buat aku mba Damar sangat inspiratif. Semoga semakin sukses ya di dunia tulis-menulis dan blogging.
Bagiku mbak Damar itu kereeen banget, pengen bisa seperti mbak Damar. Semoga semangatnya nular ke aku dan blogku. Semoga di tahun 2019 memcapai tingkatan lebih lagi dibandingkam 2018. Aamiin
Saya koq jadi galfok dg harga tiker nonton Asian Games-nya ya mbak.
Wuiihh mahal, ya?
Btw setuju banget mbakkuh … sejatinya kesuksesan yg kita dapat bukan hanya krn kita mampu menaklukkan semua lawan, tapi semua berawal krn kita mampu menaklukkan diri kita sendiri.
Dan semua berawal dari berdamai dengan diri sendiri.
Senang bs berteman dg Mbak Damar.
Sukses terus ya mbakkuh.
You are my inspiration.
Berdamai dengan diri sendiri … Penerimaan ikhlas atas takdir ternyata kunci keberhasilan. Semoga makin sukses di 2019 mbak Damar
Mba Damar prestasinya oke lho bisa ikut meliput langsung Asian Games. Jadi pengalaman yang bersejarah ya mba. Moga bisa menular ke saya. Ikut semangat juga ahhh… Smg kita sm2 sukses ya
..
Dua tahun dan prestatif sekali Mbak Damar, luar biasa!! :). Semoga 2019 lebih banyak kejutan lagi ya Mbak. 🙂
Tenang mba setiap tahun akan selalu ada moment penting tak terlupakan biarkan 2018 mengukir kenangan manis dan pembelajaran asik duh komen aku cem dangdutan hahhaah
Tahun lalu sudah berlalu dan prestasi yang di dapatkan sudah keren. Tahun ini semoga bisa lebih baik ya bun. Keren banget deh pencapaiannya, bikin mupeng heheh. Semoga sehat-sehat selalu juga sekeluarga ya bun. Aamiin.
Semoga tahun 2019 ini memberikan banyak kejutan indah. Mbak Damar keren.
2018 pun saya banyak hadir di berbagai kegiatan, sayangnya aktivitas bikin kontennya yang menurun, hehehe. Sepertinya harus belajar mengimbangi keduanya. Sukses terus tuk mba Damar. Saya pun banyak berdamai dengan kekurangan, bahagia malah dengannya
Berdamai dengan diri sendiri bahwa ya hanya segini kemampuan diri dan menyerahkan semuanya kepada Allah, Allah lagi,,, bahwa Allah lah satu-satunya yang bisa memaniskan hidup kita.
Aku suka caramu mengatur ritme dalam dunia blog. Karena jujur, aku suka khawatir melihat blogger terutama blogger-blogger baru terlihat sangat ngegas. Pengin ngingetin khawatir dibilang nyinyir. Tapi bukankah blogging adalah pekerjaan bak marathon? Bukan lari jarak pendek. Sekali napas habis, maka habislah. Turut bahagia dengan semua pencapaianmu Mbak.
Keren sangat prestasiny sebagai blogger
Dapat kesempatan emas
Selamat y mb
Moga2 2019 bisa lebih baik lagi aamiin
Untuk yg masalah pencapaian sebagai ibu dann istri itu setuju banget. Berdanau dg keadaan harus dilakukan kalau g mau stres sendiri. 🙂
Awalnya saya kira itu tari saman loh. Wkwkwk. Saya juga terpana. Dan baru sadar berbulan2 setelah itu.
Tosss perempuan rumah tangga! Semangat! Kita kece kok 🙂
wah this is so inspiring, Mbak. Keep writing and let’s rock every inch of your dreams 🙂
Sala kenal yaaaa
Mbak Damaarrr! Bacanya teh meuni bikin cirambay.
Luar biasa, kadang kalau lagi males ngeblog, lihat semangat temen-temen langsung semangat lagi deh.
Ahihihi
Tari Ratoh Jaroe itu emang KEREN BANGET!BANGET!BANGET! Aku pun suka nangis tiap nonton siaran pemukaan asian games di yucub, terharu dan bangga. You’re so blessed and inspiring mbaak!
Aamiin.
Setiap momen terbaik kapanpun itu akan selalu menjadi kenangan terindah.
Semoga tahun 2019, Mbak Damar bisa mendapatkan lagi momen terbaik dan lebih banyak dari tahun 2018.
Ahhhh… Mba Damar memang luar biasaaa. Sukses selalu ya, mbaaaa…
waaa selamat mbaaaa! kenyataan itu memang selaras dengan impian ya mbaaaa, dan ketika kita kuat bikin afirmasinya, biasanya entah gimana datanglah apa yang kita harapkan dengan jalan yang bisa jadi tidak kita duga
Mbak, daku tak menyangka jika tahun 2018 adalah tahun yang berat untukmu. Hiks, aku bangga bisa SKSD denganmu. Love Youuu, semoga 2019 semakin berkah untukmu dan keluarga. Berkah segalanya.
Wah… Memang ya mbak… Rezeki itu enggak akan tertukar. Akhirnya bisa tetap datang je opening ceremony meskipun dengan cara yg berbeda dari yg direncanakan,hehe. Saya tuh sering juga mengalami kayak gitu dan merasa MasyaAllah… Allah tuh amazing banget, beyond amazing malah. Kayaknya enggak ada yg bisa dilakukan dalam hidup ini kecuali bersyukur, bersyukur dan bersyukur. Thanks for sharing ya mbak 🙂
mbaaaaaa apa cuma aku disini yang mbrebes mili bacanya 🙁 so proud of mba! Terus menulis mbaaa blogger inspiratif
Keren, semua makin sukses di 2019 ya mbak
Keren mbak, semoga makin sukses di 2019