Paracetamol: Manfaat, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Paracetamol menjadi salah satu obat paling familiar di masyarakat di antara obat pereda demam. Obat ini banyak digunakan sebagai bahan aktif pada obat golongan analgesik dan antipiretik.

Meski termasuk golongan obat bebas yang bisa dikonsumsi tanpa resep dokter, namun penggunaan pada kondisi tertentu masih diperhatikan. Untuk itu konsultasikanlah kepada dokter mengenai riwayat penyakit dan penggunaan obat-obatan lainnya. Konsultasi mudah via online bisa  dilakukan melalui aplikasi KlikDokter, unduh di sini.

Manfaat Paracetamol

Paracetamol merupakan obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri ringan hingga sedang seperti sakit kepala, menstruasi, sakit gigi, sakit punggung, osteoartritis, atau sakit dan nyeri seperti pilek atau flu dan juga berguna untuk menurunkan demam.

Beberapa merek dagang paracetamol yaitu Hufagesic, Mixagrip Flu, Naprex, Panadol, Paramex SK, Paramol, Poro, Sanmol, Tempra, Termorex, Oskadon.

Parasetamol memiliki beberapa sediaan bentuk, di antaranya:

  • Tablet atau kapsul
  • Sirup yang cocok untuk diberikan kepada anak-anak
  • Tablet yang dilarutkan dalam air untuk dijadikan minuman
  • Supositoria, merupakan kapsul yang dimasukkan ke bagian belakang suntikan untuk di transfer ke pembuluh daerah dan biasanya hanya digunakan di rumah sakit

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Paracetamol

Dalam penggunaan parasetamol tidak boleh sembarangan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum meminum parasetamol.

  1. Jangan gunakan obat lebih dari yang diresepkan dokter atau yang tercantum pada petunjuk penggunaan. Karena akan menyebabkan overdosis yang membuat kerusakan serius pada organ-organ tubuh. Untuk penggunaan dosis dewasa maksimal adalah 4000 mg per hari.
  2. Jangan sembarangan dalam memberikan obat parasetamol untuk anak dibawah usia 2 tahun. Sebaiknya penggunaan paracetamol untuk  anak dibawah usia 2 tahun harus berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu agar tidak memiliki efek samping terhadap organ tubuh anak.
  3. Jika Anda memiliki alergi, masalah hati atau ginjal, sedang menggunakan obat epilepsi, tuberkulosis, obat-obatan yang berfungsi untuk mengencerkan darah. Alangkah lebih baiknya untuk mengkonsultasikan kepada dokter atau kepada apoteker terdekat.

Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol

Penggunaan paracetamol juga disesuaikan dengan usia, berat badan, dan kondisi kesehatan pasien. Namun, jangan menambah atau mengurangi dosis paracetamol yang telah ditentukan karena bisa membahayakan kesehatan.

Secara umum dosis dan aturan pakainya adalah sebagai berikut:

  • Untuk orang dewasa yang terkena demam, bisa menggunakan paracetamol dengan dosis 325-650 mg setiap 4 hingga 6 jam atau 1000 mg setiap 6 hingga 8 jam.
  • Untuk orang dewasa yang sedang mengalami nyeri, bisa menggunakan paracetamol dengan dosis 325-650 mg setiap 4 hingga 6 jam atau 1000 mg setiap 6 hingga 8 jam.
  • Untuk anak yang terkena demam, bisa menggunakan paracetamol dengan dosis 10-15 mg setiap 6 hingga 8 jam bagi anak yang berumur kurang dari 1 bulan.
  • Untuk anak umur > 1 bulan hingga 12 tahun bisa menggunakan paracetamol dengan dosis 10-15 mg setiap 4 hingga 6 jam.
  • Sedangkan untuk anak yang berumur > 12 tahun dapat menggunakan parasetamol dengan dosis 325-650 mg setiap 4 hingga 6 jam atau 1000 mg setiap 6 hingga 8 jam
  • Untuk anak yang sedang mengalami nyeri, bisa menggunakan parasetamol dengan dosis 10-15 mg setiap 6 hingga 8 jam bagi anak yang berumur kurang dari 1 bulan.

Cara Menggunakan Paracetamol

Parasetamol sendiri dapat diminum sebelum ataupun sesudah makan. Alangkah lebih baiknya untuk membaca keterangan yang ada pada obat ataupun konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau apoteker. Setelah kalian meminum parasetamol, beri jarak untuk dosis yang kedua minimal 4 jam.

Parasetamol bekerja paling efektif jika digunakan saat gejala pertama nyeri terjadi. Jika Anda menunggu sampai gejalanya memburuk, obat mungkin tidak bekerja dengan baik karena rasa sakitnya akan semakin besar dan obat paracetamol tidak mampu mengurangi rasa sakit tersebut.

Ketika minum paracetamol, hindari untuk mengonsumsi produk yang juga mengandung paracetamol lainnya seperti carbamazepine, cholestyramine, imatinib, busulfan, ketoconazole, lixisenatide, metoclopramide, fenobarbital, fenitoin, primidone, dan warfarin. Hal ini bisa termasuk overdosis paracetamol bahkan menimbulkan keracunan.

Penggunaan Paracetamol pada Ibu Hamil dan Menyusui

Paracetamol dapat diminum oleh ibu hamil dan menyusui, dengan syarat penggunaannya harus sesuai dengan dosis yang paling rendah. Dalam penggunaannya, parasetamol jarang mengakibatkan efek samping.

Efek Samping Paracetamol

Beberapa efek samping berikut mungkin akan muncul selama Anda mengonsumsi paracetamol, yaitu:

  • Alergi yang dapat menyebabkan ruam dan pembengkakan
  • Tekanan darah rendah dan detak jantung yang cepat, hal ini terjadi ketika parasetamol diberikan di rumah sakit yang disuntikan ke dalam pembuluh darah
  • Kelainan darah, seperti trombositopenia atau rendahnya jumlah sel trombosit dan leukopenia atau rendahnya jumlah sel darah putih
  • Kerusakan hati dan ginjal, jika mengonsumsi paracetamol terlalu banyak akan mengakibatkan overdosis dan dapat berakibat fatal pada kasus yang parah.

Kapan Harus ke Dokter?

Hentikan penggunaan paracetamol jika demam dalam 3 hari belum juga reda setelah dan pergilah ke dokter untuk mendapat resep yang lebih tepat.

Untuk orang dewasa, jangan mengonsumsi paracetamol untuk mengatasi nyeri selama lebih dari 10 hari. Sedangkan untuk anak-anak jangan mengonsumsi obat ini lebih dari 5 hari kecuali diarahkan oleh dokter.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping lebih parah seperti sakit tenggorokan dengan demam tinggi, sakit kepala, mual, dan muntah. Hal ini untuk menghindari terjadi komplikasi obat atau overdosis. Sehingga Anda bisa mendapatkan pertolongan medis secara langsung dengan tepat.

Leave a Comment