Ketahui, Waktu yang Tepat untuk Melakukan Pemeriksaan Ginekologi

Organ reproduksi perempuan merupakan salah satu bagian tubuh yang perlu mendapatkan perhatian. Terdapat banyak cara untuk merawat organ reproduksi perempuan, seperti merawat kebersihan organ intim, menjaga keseimbangan hormon, memantau siklus menstruasi, juga melalui pemeriksaan ginekologi yang dapat dilakukan secara berkala.

Nah, apa itu pemeriksaan ginekologi, apa saja jenis-jenisnya, dan kapan boleh dilakukan? Semuanya dapat kamu ketahui dapat ulasan berikut ini.

Apa itu pemeriksaan ginekologi?

Pemeriksaan ginekologi merupakan pemeriksaan medis yang dilakukan oleh ahli ginekologi untuk memeriksaan kondisi organ reproduksi wanita, yang meliputi rahim, vagina, dan ovarium. Pemeriksaan ginekologi dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan dan mencegah risiko penyakit pada organ reproduksi wanita, seperti kanker serviks dan kanker rahim. Juga mengatasi berbagai keluhan organ intim seperti keputihan, haid tidak lancar, dan gangguan kesuburan.

Pada umumnya, pemeriksaan ginekologi dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau sering juga disebut dokter spesialis kandungan. Dokter yang memiliki gelar SpOG atau biasa disebut dokter obgyn tidak hanya melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan, namun juga dapat melakukan pemeriksaan seputar kesehatan organ reproduksi perempuan.

Siapa yang dapat melakukan pemeriksaan ginekologi?

Pemeriksaan ginekologi dapat dilakukan oleh perempuan yang telah mengalami menstruasi, terutama perempuan yang sudah berusia 21 tahun atau lebih. Pemeriksaannya pun dapat dilakukan secara rutin minimal 1 kali dalam setahun.

Kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan ginekologi?

Dikutip dari American College of Obstetricians and Gynecologists, terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan seorang perempuan untuk segera melakukan pemeriksaan ginekologi. Di antaranya:

1. Terjadi nyeri panggul

Munclnya rasa sakit pada perut bagian bawah, atau lebih tepatnya panggul sering kali menjadi pertanda adanya masalah organ reproduksi. Penyebabnya bisa karena kram menstruasi, kista ovarium, juga kehamilan etopik.

2. Haid bermasalah

Jika haid tidak teratur dan diikuti rasa nyeri serta pendarahan tidak biasa, maka jangan menunda lagi untuk melakukan pemeriksaan pada spesialis kandungan atau dokter obgyn. Bagi perempuan usia 40 hingga 50-an, hal tersebut bisa menjadi penanda menopause. Namun bisa juga dikarenakan risiko kanker serviks.

3. Keputihan yang tidak biasa

Tanda-tanda keputihan yang tidak biasa berupa cairan kekuningan atau kehijauan, tekstur seperti bubur, dan bau tidak sedap. Jika mengalami salah satu tanda tersebut sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ginekologi untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.

Jenis-jenis pemeriksaan ginekologi

Mengutip dari laman EMC Healtcare, terdapat beberapa jenis pemeriksaan ginekologi berdasarkan kondisi kesehatan dan usia pasien. Berikut ini 6 jenis pemeriksaan ginekologi yang umum dilakukan.

1. Pemeriksaan panggul

Pemeriksaan organ area panggul yang meliputi vagina, serviks, rahim, dan ovarium. Pada saat melakukan pemeriksaan di area ini dokter spesialis kandungan akan menggunakan alat khusus seperti spekulum. Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya peradangan, infeksi, benjolan, juga tanda penyakit lain pada organ reproduksi.

2. Pap smear

Pap smear merupakan salah satu pemeriksaan ginekologi yang umum dilakukan oleh perempuan. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel sel (cairan) dari serviks yang bertujuan untuk mengevaluasi tanda awal kanker servis dan potensi perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker.

3. Pemeriksaan dengan USG

Pemeriksaan dengan USG juga umum dilakukan meskipun hasilnya kurang akurat untuk mengetahui adanya masalah pada organ reproduksi. Hal ini dikarenakan pemeriksaan terhalang oleh adanya lemak perut.

4 Pemeriksaan Histeroskopi

Dalam pemeriksaan ini digunakan alat yang bernama histeroskop. Histeroskop adalah alat yang berbentuk selang tipis dngan kamera di bagian ujungnya. Penggunaan histeroskop dengan cara dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Melalui histeroskop maka dapat dilihat kondisi rahim bagian dalam, sehingga dapat mendeteksi ganguuan pada rahim, seperti adanya miom, penyumbatan tuba falopi, pertumbuhan abnormal, juga kanker endometrium.

5.  Tes infeksi menular (IMS)

Tes infeksi menular dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi menular seksual yang berpotensi memengaruhi kesehatan organ reproduksi.

6.  Konsultasi kesehatan reproduksi

Pada saat melakukan pemeriksaan ginekologi, dokter akan memberikan kesempatan untuk melakukan sesi konsultasi menyangkut kesehatan reproduksi pasien. Misalnya pemberian saran kontrasepsi, pemantauan siklus menstruasi, perawatan kehamilan, juga perawatan menopause.

Pemeriksaan ginekologi dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik kebidanan. Salah satu rumah sakit yang memiliki layanan pemeriksaan ginekologi yang lengkap adalah RS EMC atau EMC Healthcare yang memiliki beberapa cabang di Jakarta dan sekitarnya. Untuk membuat janji dengan dokter di RS EMC kamu dapat melakukannya secara daring melalui aplikasi WhatsApp atau melalui website www.emc.id.

Setelah membaca manfaat dan berbagai jenis pemeriksaan ginekologi seperti di atas, semoga kita tidak ragu lagi untuk memantau kesehatan organ reproduksi bersama ahlinya.

 

 

 

Leave a Comment