Sebuah penelitian menyatakan, 69% orang di Indonesia mencari informasi di internet. 48% wanita Indonesia mengakses internet lebih dari sekali dalam sehari. 61% wanita pengguna internet ingin bekerja. Namun, hanya 56% pria yang mengizinkan istrinya full bekerja. (Google UKM).
Internet, teknologi yang memungkinkan terwujudnya dunia baru bagi peradaban umat manusia. Sebuah dunia yang pada awalnya dirasa sangat tidak masuk akal, tapi kini telah merajai, merasuki setiap sendi kehidupan manusia.
Dunia maya adalah produk dari teknologi digital. Dunia yang diciptakan dari perangkat komunikasi, penyimpan memori dan pengolah data. Dunia yang mempertemukan orang-orang dari berbagai belahan bumi yang berbeda melalui seperangkat teknologi berbasis internet.
Kini, dunia maya telah menjadi dunia kedua. Seperti halnya dalam dunia nyata, dunia maya menawarkan kesempatan untuk bersosialisasi, berpenghasilan, menuntut ilmu, bertetangga, bahkan berselisih paham. Kehadiran dunia maya berkontribusi besar bagi kemajuan peradaban manusia. Begitu banyak kesempatan dan peluang-peluang baru terbuka dengan hanya mengoperasikan seperangkat mesin atau bahkan semudah dalam genggaman.
Bagi saya, dunia maya ibarat angin segar. Banyak sekali kesempatan yang saya dapatkan setelah mengikrarkan diri menjadi salah satu penghuni di dunia maya ini. Kesempatan memperluas pertemanan melalui jejaring media sosial merupakan titik awalnya. Bermula dari jejaring sosial yang terus menggurita, dati situlah saya banyak mendapatkan peluang pekerjaan, berpenghasilan, berilmu dan kemudian saling menebar manfaat.
Blogger Muslimah Indonesia, salah satu komunitas yang mewadahi aktivitas perempuan digital (Foto : Dokumentasi Blogger Muslimah Indonesia)
Mungkin, Teman-teman pun pernah mendengar istilah Perempuan Digital. Mereka adalah kaum perempuan yang berkecimpung di dunia digital. Memberdayakan diri melalui seperangkat alat berbasis teknologi.
Dalam komunitas dunia maya, tentu tidak susah menemukan sosok-sosok perempuan seperti ini. Karena kenyataannya hampir 50% dari perempuan di Indonesia telah mengakses internet, bahkan lebih dari satu kali dalam sehari. Saya dan mungkin juga Teman-teman yang membaca artikel ini adalah salah satu di antaranya. Meskipun ada yang menjadi pembeda, karena tidak semuanya
memberdayakan diri sebagai perempuan digital. Mungkin hanya user biasa atau sekedar mengikuti arus perubahan saja.
Bersyukurlah kita yang memiliki kesempatan, dibarengi kemauan dan kemampuan untuk mengambil peluang dalam dunia maya yang terus menggeliat. Meskipun dibatasi dengan kodrat, perempuan di masa kini tetap dapat “bergerak” dengan lincah, mengaktualisasi diri bahkan berkarya dalam ruang dan waktu yang tak terbatas.
Muslimah, Blog dan Dunia Maya
Blog sebagai rumah digital.
Selain media sosial, blogging adalah salah satu media yang paling diminati kaum hawa. Kedua media ini sangat tepat dan cocok untuk mengaktualisasi diri, meng-upgrade keterampilan, membranding diri dan sarana promosi digital yang lain. Selain mudah dan dapat diaplikasikan di mana saja, media seperti blog dapat menjadi sarana menuangkan uneg-uneg. Mengeluarkan gagasan atau ide dan kreatifitas yang selama ini hanya ada di kepala.
Blog dan aktivitas menulis merupakan terapi yang tepat untuk kaum perempuan yang cenderung memainkan hati ketimbang akal, sehingga terkesan lebih sensitif dibanding pria. Selain itu, aktivitas menulis juga dapat mewadahi jatah 20 ribu kata per hari yang dimiliki perempuan. Seperti yang kita tahu, jika jatah ini tidak disalurkan atau dibiarkan terbungkam, biasanya akan membawa efek yang kurang menyenangkan. Hehehe, itu murni pengalaman saya, sih.
Bagi saya pribadi, aktivitas blogging memang berawal dari kebutuhan untuk mengaktualisasi diri. Tapi dalam perjalanan yang hampir satu tahun ini, saya mendapatkan kebahagiaan lain dalam bentuk memberi manfaat kepada pembaca. Memang ada banyak blog post yang mengangkat tema pengalaman pribadi sebagai bahan tulisan. Tapi di situlah saya menemukan kebahagiaan, ketika apa yang kita alami dan bagikan memberi manfaat untuk Teman-teman yang berada dalam kondisi serupa.
Keberadaan manusia di bumi ini memang diperintahkan untuk sebaik-baiknya memberi manfaat. Maka sekecil apapun yang bisa kita lakukan, ada baiknya dapat diambil manfaatnya bagi orang-orang di sekitar kita. Begitu setidaknya yang saya pelajari sebagai muslimah.
Menyadari ruang gerak sebagai perempuan yang begitu terbatas. Saya pun membulatkan tekat untuk memasuki dunia lain yang tak mengenal batasan. Maka dunia maya adalah dunia lain saya. Sedangkan blog adalah rumah kedua yang berada di dunia maya.
Keputusan semacam ini nampaknya juga diminati sebagian besar perempuan yang bersinggungan langsung dengan dunia digital. Terlebih peluang berpenghasilan dari blog atau media sosial sudah mulai dapat diperhitungkan. Maka bergaul di dunia maya tak lagi sebatas untuk bersosialisasi atau berkomunitas saja.
Blog mulai beralih fungsi menjadi media penyimpan portofolio dan karya. Blog juga menjadi alat branding diri selain media sosial. Dan yang paling penting, blog pada akhirnya memberikan manfaat baik secara materi maupun non materi bagi pemiliknya. Harapannya juga bagi siapapun yang membacanya.
Berdaya tanpa Perlu terjerumus Arus Perubahan
Gambar : Pexel.com
Ibarat dua mata pisau, dibalik semua sisi positif selalu ada hal-hal negatif di tengah derasnya arus perubahan. Pergeseran hidup yang terus mengarah pada segala hal yang berbau digital dan teknologi, tentu saja membawa dampak negatif yang perlu diwaspadai. Dunia maya dengan teknologi digital yang memungkinkan segala hal dapat dilihat orang, mau tak mau menuntut kita untuk cerdas dalam pergaulan.
Bagaimana memilah dan memilih hal yang dirasa perlu dan tidak untuk diunggah di dunia maya. Menentukan jenis dan batasan-batasan dalam pertemanan. Bahkan selektif dan dapat membedakan kerja sama yang menguntungkan atau justru sebaliknya.
Berbagai kasus dan masalah yang timbul akibat penyalahgunaan internet sepertinya tak hanya isapan jempol belaka. Pertumbuhan teknologi digital di negara ini dan mungkin juga di negara-negara lainnya selalu dibarengi dengan pertumbuhan oknum-oknum tak bertanggung jawab. Bermacam-macam kasus di negeri ini berawal dari penyalahgunaan fungsi teknologi. Begitu pun bergesernya budaya masyarakat yang semakin konsumtif dan hedonisme, saya yakin dunia maya turut menyumbang besar di dalamnya.
Itulah sebabnya, budaya literasi mulai merambah dunia digital. Pengguna atau user dianggap harus melek digital. Mampu memaksimalkan manfaatnya tanpa perlu terjerumus dalam arus perubahan zaman. Khususnya bagi kita kaum muslimah, karena godaan di dunia maya sangat besar dan sangat berpeluang memicu konflik jika tidak ditanggapi dengan arif.
Untuk itu, perlu rasanya bagi saya dan Teman-teman sesama muslimah lebih “cerdas” dan selektif dalam bergaul di dunia maya. Mampu memanfaatkan setiap peluang yang ditawarkan untuk melakukan hal-hal yang positif dan produktif. Tegas dan berani menolak untuk setiap hal yang mengarah pada kerusakan.
Hal ini tidak hanya yang berkaitan dengan penawaran kerja sama. Tapi dalam pertemanan, penyebaran berita, pembuatan konten baik di blog maupun media sosial. Bahkan dalam mengikuti majelis ilmu secara online, atau melalui parangkat digital pun ada rambu-rambunya. Bersosialisai dan memilih komunitas pun tak bisa sembarangan.
Bagi blogger seperti saya pun, ada begitu banyak grup yang menawarkan berbagai peluang ilmu dan pekerjaan. Tapi sekali lagi, pastikan kita selektif dan memilih yang cocok dengan personality kita. Sehingga tidak hanya dalam kehidupan nyata, dalam dunia maya pun kita mendapatkan manfaat, ketenangan dan ilmu yang membawa keselamatan.Mari menjadi muslimah yang berdaya. Muslimah digital yang melek literasi dan kokoh di tengah terjangan arus perubahan.
29 thoughts on “Muslimah Digital – Berdaya tanpa Terjerumus Arus Perubahan”
iya bener banget, rasanya dunia maya udah jadi dunia kedua. tapi karena ga bisa lihat secara langsung, emang harus selektif dari mulai cari teman, baca post, berita, dll takutnya terjerumus ke dunia yang bener-bener "lain". btw, nice post mbak 🙂
Masya Allah mbak, suka sama pilihan kata-katanya, cakeep tulisannya. Saya setuju sekali, sebagai muslimah kita juga harus memanfaatkan teknologi tanpa perlu terjerumus hal negatif dan benar, semoga kita selalu dilindungi oleh Allah..Amiin
Sama! Ngeblog bagi saya juga sebagai aktialisasi diri. Sebab saha termasuk yg dilarang suami bekerja di luar rumah. Jadi dengan ngeblog, saya ngerasa lagi kerja kantoran…haha
Ketika berselancar di dunia maya memang kita harus lebih waspada dan pandai dalam menyelektif ya mbak, termasuk dalam menulis postingan di blog, sebagai blogger muslimah atau perempuan digital istilahnya kita memang dituntut untuk bisa mengisi blog kita dengab konten2 yang positif dan tidak asal membagi postingan yang sumbernya gaje dan marak beredar luas di dunia maya.
Bagaimana memilah dan memilih hal yang dirasa perlu dan tidak untuk diunggah di dunia maya.–> NotedTidak semuanya harus dituliskan dan dibagikan. Harus cerdas digital ya, Mbak.
Bismillah. Semoga preedikat muslimah yang indah ini bisa terus mengingatkan kita untuk menulis dan beraktivitas digital lainnya sesuai koridor yang baik.
Tulisannya berisi, blognya rapi sekali, jadi betah lama-lama disini. Hihi.Kalo saya dulu awalnya ngeblog biar kelihatan keren aja gitu punya blog, eh enggak taunya malahan ketagihan supaya ngeblog bukan cuma gaya-gayaan, tapi juga menghasilkan Rupiah. Alhamdulillah, sudah merasakan sisi baik dunia digital, semoga sisi buruknya gak perlu saya rasakan. hehe
Alhamdulillah ya kita bisa menjadi perempuan digital..tapi ememang benar kalau kita juga harus pintar dalama berselancar di dunia maya…semoga kita bisa mendapatkan faedahnya tanpa terbawa arus yang kurang baik atau berita berita penebar kebencian ya ukhti :)Salam kenal,Meykke Santoso
Iya di jaman sekarang ini, kemajuan tekhnologi pun bisa digunakan oleh kita2 untuk berkarya dan berpenghasilan tanpa harus keluar rumah ya. Tentunya kita pun juga harus bijak menggunakan segala tekhnologi dan juga internet untuk hal yang bermanfaat.
iya bener banget, rasanya dunia maya udah jadi dunia kedua. tapi karena ga bisa lihat secara langsung, emang harus selektif dari mulai cari teman, baca post, berita, dll takutnya terjerumus ke dunia yang bener-bener "lain". btw, nice post mbak 🙂
Setuju Mba. Semoga kita menjadi muslimah yang berdaya guna.
Setuju Mba. Semoga kita menjadi muslimah yang berdaya guna.
Cakep mba… Makasih sharingnya
Masya Allah mbak, suka sama pilihan kata-katanya, cakeep tulisannya. Saya setuju sekali, sebagai muslimah kita juga harus memanfaatkan teknologi tanpa perlu terjerumus hal negatif dan benar, semoga kita selalu dilindungi oleh Allah..Amiin
Nge blog. Mengaktualisasi diri sembari memberi manfaat kepada orang lain.. ^^
Nice ending statement..!Semoga kita bisa menjadi muslimah digital yang berdaya dan kokoh dalam menghadapi perubahan jaman…Aamiin:)Ulasan yang menarik!
Ini bener banget, Mbak… Selektif itu memang harus, ya. Godaan memang ada saja, semoga kita semua senantiasa diberi kekuatan yaa.
Sama! Ngeblog bagi saya juga sebagai aktialisasi diri. Sebab saha termasuk yg dilarang suami bekerja di luar rumah. Jadi dengan ngeblog, saya ngerasa lagi kerja kantoran…haha
Tulisan kece neh, makasih sharingnya mba
Bener mba, kita hrus lebih bijak di zaman yang serba digital inibtw, tulisan nya kece banget mba ^_^ suka banget
Memang sudah saatnya kita semua melek dunia digital. Tapi dunia digital juga seperti 2 mata pisau. Memang harus bijaksana memanfaatkannya
Setuju banget tentang aktualisasi diri namun sharingnya yang bermanfaat 😀
Ketika berselancar di dunia maya memang kita harus lebih waspada dan pandai dalam menyelektif ya mbak, termasuk dalam menulis postingan di blog, sebagai blogger muslimah atau perempuan digital istilahnya kita memang dituntut untuk bisa mengisi blog kita dengab konten2 yang positif dan tidak asal membagi postingan yang sumbernya gaje dan marak beredar luas di dunia maya.
Memang harus selektif ya mba memilih informasi. Biar ga pusing kebanyakan informasi
siappp mbak..jadi muslimah yang berdaya dan melek literasi
Bagaimana memilah dan memilih hal yang dirasa perlu dan tidak untuk diunggah di dunia maya.–> NotedTidak semuanya harus dituliskan dan dibagikan. Harus cerdas digital ya, Mbak.
Bismillah. Semoga preedikat muslimah yang indah ini bisa terus mengingatkan kita untuk menulis dan beraktivitas digital lainnya sesuai koridor yang baik.
Berselancar didunia maya memang banyak godaannya..mesti kuat hati. Apalagi kalau sudah nyinyiran aib orang lain..
Blog nya keren,,kok malah fokus ke dsign blognya,,hehe
Semangat menebar manfaat! Salam kenal mba 🙂
Keren..Tulisannya berisiBlog nya juga kece
48% wanita Indonesia mengakses internet lebih dari sekali dalam sehari << bener banget! hehe… nice post mba. salam kenal ya! 🙂
Betul, harus kuat pegang prinsip apalagi kaitannya sama duit 🙂
Dalam dunia maya, juga perlu selektif dalam pergaulan. Jangan sampai salah gaul hehe.. makasih artikelnya mbak
Tulisannya berisi, blognya rapi sekali, jadi betah lama-lama disini. Hihi.Kalo saya dulu awalnya ngeblog biar kelihatan keren aja gitu punya blog, eh enggak taunya malahan ketagihan supaya ngeblog bukan cuma gaya-gayaan, tapi juga menghasilkan Rupiah. Alhamdulillah, sudah merasakan sisi baik dunia digital, semoga sisi buruknya gak perlu saya rasakan. hehe
Kece mbak tulisannya.. makasih sudah berbagi yaa
Alhamdulillah ya kita bisa menjadi perempuan digital..tapi ememang benar kalau kita juga harus pintar dalama berselancar di dunia maya…semoga kita bisa mendapatkan faedahnya tanpa terbawa arus yang kurang baik atau berita berita penebar kebencian ya ukhti :)Salam kenal,Meykke Santoso
Iya di jaman sekarang ini, kemajuan tekhnologi pun bisa digunakan oleh kita2 untuk berkarya dan berpenghasilan tanpa harus keluar rumah ya. Tentunya kita pun juga harus bijak menggunakan segala tekhnologi dan juga internet untuk hal yang bermanfaat.