September 2019 kemarin usia Najib genap 5 tahun. Itu artinya, keluarga kami sudah terbebas dari kerempongan bersama balita, karena harus kuakui pada usianya yang kelima ini Najib terlihat lebih mandiri. Ya, tumbuh kembang anak usia 5 tahun memang sangat menakjubkan. Progress-nya sangat kentara dibandingkan usia-usia sebelumnya.
Tidak hanya dari segi fisik yang terlihat semakin kuat. Perkembangan sosial, motorik dan emosinya pun sangat menggembirakan. Hingga kadang-kadang aku masih lupa bahwa bagaimana pun juga, Najib masih tetap anak-anak. Masih di bawah usia kakaknya meskipun dari beberapa aspek tidak terlihat jauh berbeda.
Najib kecil yang sempat membuat khawatir orangtuanya karena keterlambatan berbicara kini sangat ceriwis bahkan sudah bisa protes dan mendebat. Iya, akulah yang paling sering menerima protes darinya. Biasanya, hal seperti ini terjadi ketika aku tidak konsisten dengan peraturan yang telah kubuat. Atau, sering juga terjadi ketika aku bertindak kurang adil menurut sudut pandangnya.
Benar kiranya bahwa anak-anak selalu mengamati, meniru kemudian meminta penjelasan jika melihat hal-hal yang menurut mereka melanggar batasan-batasan yang dikenalkan padanya. Entah kebetulan atau keturunan, kedua anakku ini memang tipenya begitu. Jika ada suatu hal yang menurut mereka tidak semestinya terjadi–entah itu dilakukan orang lain atau orangtuanya—maka mereka paling tidak tahan untuk diam. Mereka sangat senang bertanya, menuntut penjelasan, bahkan seringkali mendebat kalau di lain kesempatan orangtuanya kecolongan tidak memegang komitmen.
Seneng tapi juga senep!
Iya, siapa sih yang enggak seneng kalau melihat perkembangan anak-anaknya berjalan normal bahkan sangat menggembirakan? Tapi senep juga, karena anak-anak model begini biasanya sangat kritis dan tidak sabaran.
Kadang-kadang mereka enggak bisa menahan untuk mengomentari suatu hal yang menurut mereka tidak sesuai dengan “kode etik” yang diterapkan di rumah. Untuk situasi seperti ini, aku sangat sering harus menerima pandangan tidak senang dari orang-orang. Biasanya karena masalah antri, membuang sampah, atau tentang siapa yang berhak mendapatkan kursi prioritas di angkutan umum.
Empat Aspek Penting dalam tumbuh Kembang Anak Usia 5 Tahun, Selain Ukuran Fisik
Gambar oleh Виктория Бородинова dari Pixabay
Ukuran fisik yang meliputi tinggi dan berat badan seorang anak memang masih sering dijadikan tolok ukur dalam keberhasilan tahapan tumbuh kembangnya. Ini pun terjadi pada Najib yang sekarang memiliki tinggi 110 cm dengan berat hanya 16 kg.
Ya, Najib memang terihat kurus dibanding anak-anak sepantarannya. Meskipun dari ukuran tinggi badan normal, bahkan tergolong tinggi, seorang dokter tetap menganggapnya kurang, sehingga harus diresepkan multivutamin untuk menambah nafsu makannya.
We’ll. aku memang termasuk jarang memberikan multivitamin pada anak. Apalagi yang kaitannya dengan penambah nafsu makan, karena menurutku mereka makan dengan lahap.
Najib sendiri termasuk yang tidak pilih-pilih makanan. Ia bisa makan apa saja dan biasanya dalam porsi besar. Jauh lebih banyak dibanding porsi kakaknya. Meskipun pada akhirnya berat badan Najib tidak kunjung bertambah, kupikir karena keturunan saja karena ayahnya juga memiliki postur tubuh yang sama. Sedangkan aspek perkembangan lainnya—yang meliputi 3 hal—menurutku normal-normal saja.
Nah, mungkin teman-teman juga mengalami masalah tumbuh kembang anak usia 5 tahun sepertiku—yang secara bodi mungil tapi baik-baik saja. Berikut 4 aspek perkembangan yang perlu kita perhatikan untuk memastikan Si Kecil memang baik-baik saja.
Perkembangan Kognitif
Gambar oleh lisa runnels dari Pixabay
Aspek kognitif pada tumbuh kembang anak usia 5 tahun bisa dibilang berkembang dengan pesat. Anak-anak mulai merasa penasaran terhadap segala hal yang ada di sekitarnya. Itu sebabnya mereka pun jadi lebih sering bertanya dan ingin mengeksplorasi segala hal.
Adapun untuk kemampuan kognitifnya sendiri meliputi beberapa hal berikut ini:
Mulai mengenal warna dan bisa menyebutkan setidaknya 4 jenis warna
Mampu menghitung antara 1 -10
Mengetahui dan bisa mengingat nomor rumah, atau nomor telepon penting
Mulai mengembangkan keterampilan mencoret dengan teratur bahkan tidak sedikit yang sudah bisa menggambar
Mulai mengenal mata uang
Mulai tertarik dengan matematika sederhana. Misalnya penjumlahan dan pengurangan dalam skala 1-10
Bisa diajak berbincang
Mampu merangkai kata menjadi kalimat sederhana
Beberapa anak sudah bisa diajak diskusi bahkan memprotes seperti yang terjadi pada anakku
Mampu menceritakan kejadian yang dialami atau dilihatnya
Yang Bisa Dilakukan Orangtua
Selalu luangkan waktu untuk mengobrol dengan anak. Bahkan, buat jadwal rutin membaca. Hal ini bagus untuk perkembangan bahasa dan logika
Kenalkan huruf dan angka, tetapi jangan sekali-kali memaksa. Biarkan mereka belajar dari buku cerita yang orangtua bacakan. Atau dari obyek di sekitarnya
Perbanyak aktivitas outdoor agar mereka mengembangkan kemampuan eksplorasi dan menambah pengetahuan dari dunia nyata
Jangan kaget jika pada usia 5 tahun Si Kecil mulai memiliki best friend. Setidaknya hal ini sudah terjadi pada Najib.
Ya, salah satu aspek dalam tumbuh kembang anak 5 tahun yang menyangkut aspek emosi adalah kemampuannya dalam menjalin pertemanan. Selain lebih senang bermain dengan teman-teman sebayanya, anak-anak sudah mulai memiliki sahabat, dalam artian memiliki kecocokan dengan teman tertentu.
Meskipun begitu, kebutuhan anak terhadap kasih sayang orangtuanya masih sangat besar. Untuk itu orangtua harus mempertahankan bonding dengan anak.
Kemampuan Sosial Emosi Anak Usia 5 Tahun
Mulai bergabung dengan kelompok
Memiliki keinginan untuk diterima teman-temannya, meskipun tidak jarang berselisih paham
Ingin dianggap “ada” seperti orang lain
Kadang-kadang keinginannya selalu minta dituruti. Tetapi mereka bisa juga bersikap kooperatif asalkan diajak berbicara
Melanggar aturan atau membangkang merupakan tantangan bagi anak yang perlu diarahkan oleh orangtua
Mulai mengembangkan keterampilan menyanyi, menari bahkan bermain peran
Mulai membedakan mana yang yang merupakan kejadian nyata atau imajinasi, meskipun tidak dalam setiap hal
Mulai mengidentifikasi jenis mainan sesuai jenis kelamin
Menunjukkan kemandirian
Mampu bersimpati kepada orang lain
Tantrum dan agresifitas berkurang
Belajar bertanggung jawab
Mengetahui perbedaan jenis kelamin dan mulai mengelompokkan orang berdasarkan perbedaan tersebut
Mulai belajar menerima pendapat atau masukan dari orang lain
Tips bagi Orangtua
Mulai lebih banyak mendengarkan anak. Baik keluhan maupun kegembiraannya
Mendorong anak untuk bermain dengan teman sebaya agar kemampuan sosialnya semakin terasah
Mulai ajarkan bagaimana cara bersikap pada orang lain. Misalnya tidak memotong pembicaraan orang, bagaiman bersikap pada orang tua. Juga bagaimana tata cara berbaur dalam lingkungan pertemanan. Misalnya tidak merebut mainan teman atau meminta izin jika ingin meminjam.
Sebenarnya masih ada 2 aspek perkembangan lain yang juga tidak kalah penting, yaitu aspek bahasa dan fisik-motorik. Tetapi, dua aspek itu kita lanjutkan di postingan selanjutnya saja. Yang jelas, tumbuh kembang anak usia 5 tahun sangat mengasyikkan untuk diamati, dan tentu saja dipelajari orangtua. Selain banyak kejutan, orangtua akan dibuat bersyukur melihat bayi kecil itu kini bukanlah bayi lagi.
Referensi :
1. Bowler, Peter, Your Child from One to Ten, Melbourne: Australian Council for Educational