101 Vaksinasi: Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Vaksinasi Anak

Hai, Semua.

Sudah tahu belum, bahwa setiap tahun pada minggu terakhir di bulan April diperingati sebagai ‘World Immunization week” alias Pekan Imunisasi Dunia?

Kebetulan saya sendiri yang sudah sepuluh tahun menjadi orangtua juga baru mengetahui adanya Pekan Imunisasi Dunia yang diperingati setiap tahunnya. Selama ini, saya memang berusaha memenuhi kebutuhan imunisasi untuk kedua anak saya, namun ternyata pengetahuan saya tentang vaksinasi anak masih sangat jauh dari semestinya. Masih banyak hal-hal yang baru saya ketahui, justru saat saya memutuskan cukup membesarkan dua anak saja.

Pertanyaan-pertanyaan seperti, kenapa anak-anak memerlukan vaksinasi? Bagaimana cara membaca jadwal imunisasi anak? Dan, bolehkah melakukan dua jenis imunisasi pada waktu bersamaan? Semua pertanyaan itu masih menjadi misteri hingga saya mengikuti Webinar 101 Vaksinasi bersama theAsianparent Indonesia dan Kenapa Harus Vaksin serta menghadirkan  dr. Atilla Dewanti, Sp.A(K) sebagai nara sumber, pada 30 April 2021 yang lalu.

Makna #LindungikuLindungimu dalam Pekan Imunisasi Dunia

Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia pada tahun 2021 ini, tagline #LindungikuLindungimu dipilih sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi di masa pandemi Covid-19.

#LindungikuLindungimu sendiri berarti vaksinasi tidak hanya memberikan perlindungan bagi orang yang divaksinasi tapi juga memberikan perlindungan untuk orang lain yang ada di sekitarnya. Jadi, jika semua orang di Indonesia ini sadar dan mau mendapatkan vaksinasi, itu artinya kita saling melindungi semua orang yang ada di negeri ini.

Memang bukan hal yang mudah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi. Salah satunya karena sebagian besar masyarakat kita kurang mengetahui kenapa harus melakukan vaksinasi? Jadi tidak mengherankan jika masih banyak yang menolak memberikan vaksin kepada anak-anaknya. Bahkan tidak sedikit dari orang tua yang memiliki anggapan bahwa anak-anak yang mendapatkan vaksinasi justru tidak dapat mengembangkan kekebalan alami dalam tubuhnya.

Pemahaman seperti ini tentu saja tidak bisa dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita perlu tahu apa manfaat pemberian vaksinasi anak, jenis vaksin apa saja yang bersifat dasar, serta kapan waktu yang tepat yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan.

Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin membagikan hasil belajar di kelas webinar bersama The Asianparent Indonesia tentang “Kupas Tuntas vaksinasi Anak”.

Kenapa harus vaksinasi?

“Ngapain anakku divaksin lagi, kan minumnya sudah ASI, sudah cukup untuk kekebalan tubuhnya!”

Pernyataan seperti ini sangat sering saya dengar baik dari tetangga, teman bahkan saudara. Pernyataan seperti ini juga bukan hal baru karena sejak 10 tahun yang lalu—saat saya melahirkan anak pertama—tidak sedikit orang-orang di sekitar saya yang menolak pemberian vaksin untuk anak-anaknya. Bahkan, saya sering diceramahi bahwa pemberian vaksinasi justru dapat mengganggu kekebalan alami yang dimiliki tubuh manusia.

Namun kali ini saya tidak ingin membahas perdebatan semcam itu, karena bagi saya, munculnya salah kaprah vaksinasi bisa terjadi akibat ketidaktahuan masyarakat mengenai manfaat vaksinasi itu sendiri.  Sedangkan bagi anak-anak, berikut beberapa alasan mengapa vaksinasi sangat penting untuk dilakukan.

  1. Sistem imun pada tubuh anak belum sempurna sehingga mereka memerlukan vaksinasi agar di kemudian hari dapat melawan kuman yang masuk ke dalam tubuhnya.
  2. Vaksin dapat memperkuat sistem imun dalam tubuh anak.
  3. Vaksin dapat menghindarkan anak-anak dari penularan penyakit berbahaya.
  4. Vaksin tidak hanya melindungi tubuh anak, namun juga orang-orang yang ada di sekitarnya.
  5. Vaksinasi dapat menghemat waktu dan biaya karena anak-anak cenderung sehat dan terhindar dari gangguan penyakit yang memerlukan biaya dan waktu dalam penyembuhannya.

Vaksinasi jelas memiliki dampak besar terhadap kehidupan manusia salah satunya untuk menciptakan herd imunityHerd imunity atau kekebalan kelompok sendiri dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi dan merata di seluruh wilayah.

101 Vaksinasi: Pertanyaan yang Sering Muncul tentang Vaksinasi Anak

Masalah vaksinasi anak memang bukan hal yang mudah dipahami oleh masyarakat awam. Saya sendiri juga sekedar mengikuti saran dan anjuran dari dokter atau bidan mengenai jenis imunisasi yang penting untuk kedua anak saya, beserta kapan harus diberikan. Kadang-kadang saya juga khawatir saat terlambat memberikan imunisasi pada anak, sedangkan untuk melakukan vaksinasi ganda rasa-rasanya terlalu mengkhawatirkan.

Pernah juga saya batal memberikan imunisasi karena si Kecil sedang panas atau flu biasa. Ternyata, semua itu hanyalah faktor kekhawatiran dalam diri saya yang dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan tentang vaksinasi anak.

Penting bagi orang tua untuk mengetahui lebih jauh beberapa hal terkait pemberian imunisasi pada anak. Berikut beberapa pertanyaan dan jawaban yang sering muncul tentang vaksinasi anak.

1.Bagaimana cara membaca jadwal imunisasi anak?

Pada jadwal imunisasi anak, terdapat kolom berwarna biru, kuning, merah dan orange yang memiliki arti masing-masing.

  • Kolom berwarna biru berarti imunisasi primer. Jenis imunisasi ini meliputi: Hepatitis B, BCG, DTP, Hib, Japanese Encephalitis (JE), Polio. Jenis-jenis imunisasi ini sebaiknya segera diberikan setelah bayi lahir hingga pada usia di bawah 1 tahun.
  • Kolom warna merah berarti imunisasi booster atau ulangan. Imunisasi booster bertujuan memberikan antibodi bagi anak. Setelah imunisasi, antibodi anak akan meningkat. Tetapi suatu saat antibodi tersebut akan turun lagi, sehingga harus diberikan imunisasi ulangan (booster).
  • Kolom berwarna kuning berarti imunisasi catch up atau imunisasi kejar, yaitu imunisasi yang diberikan di luar waktu yang direkomendasikan. Imunisasi ini perlu dilakukan untuk mengisi ketertinggalan vaksin yang belum didapatkan anak sebelum usia 2 tahun, atau maksimal harus sudah didapatkan anak tersebut sebelum masuk sekolah.
  • Kolom berwarna orange berarti Imunisasi daerah endemis, untuk saat ini imunisasi yang diberikan adalah imunisasi Japanese Enchepalitis (JE). Japanese Encephalitis sendiri merupakan penyakit yang terjadi lewat gigitan nyamuk Culex tritaeniorhynchus. Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit ini paling sering menyerang sebagian besar negara Asia, seperti Jepang, China, Korea, Thailand, termasuk Indonesia.

Selain mengetahui arti dari masing-masing warna pada kolom imunisasi anak, orangtua perlu mengetahui beberapa hal seperti:

  1. Jarak antar dosis atau interval dosis.
  2. Batas usia pemberian vaksin.
  3. Rekomendasi vaksinasi lain.

Orang tua juga tidak perlu sungkan untuk bertanya mengenai jenis vaksinasi yang perlu diberikan pada beserta jadwal pemberian yang direkomendasikan.

2. Apa yang terjadi jika bayi tidak mendapatkan vaksinasi lengkap?

Banyak penelitian membuktikan bahwa bayi-bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap berpotensi tidak mempunyai kekebalan dalam tubuhnya. Mereka cenderung mudah tertular penyakit, menderita sakit berat, menularkan pada anak-anak lainnya, kemudian menyebabkan penyebaran penularan yang luas hingga berpotensi terjadinya banyak cacat dan kematian pada anak.

Contohnya wabah difteri pada tahun 2017, hal ini bisa terjadi karena cakupan imunisasi yang rendah pada vaksinasi DTP pada anak usia 2-6 tahun—hanya mencapai 75,6%. Dari kasus tersebut juga dilaporkan sebanyak 66% persen anak tidak pernah mendapatkan vaksinasi. (Kemenkes, 2017)

3. Bagaimana bila imunisasi terlambat atau tidak teratur?

  • segera lanjutkan imunisasi yang tertunda sesuai jadwal.
  • bila status imunisasi dianggap ragu atau lupa, maka imunisasi dianggap belum pernah, dan vaksinasi tetap dilakukan.
  • interval pemberian vaksin tetap atau tidak diubah.
  • tidak ada bukti pemberian vaksin dapat merugikan penerima yang sudah imun.

4. Kapan seorang anak tidak boleh divaksinasi?

  • anak menderita kanker ganas atau menjalani kemoterapi.
  • anak sedang mengonsumsi obat-obatan immunosupresi, yaitu golongan obat yang digunakan untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh
  • anak dengan riwayat alergi berat pada pemberian vaksinasi yang samapada dosis sebelumnya.

5. Bolehkah seorang anak divaksin saat sedang sakit?

Boleh, anak sakit dengan gejala ringan seperti demam sub febris, batuk, pilek dan diare dapat diberikan vaksinasi, karena vaksinasi tidak akan memperparah penyakit anak. Selain itu, anak yang sedang mengonsumsi antibiotik juga boleh melakukan vaksinasi.

6. Apa saja efek samping vaksinasi?

  • Demam merupakan reaksi normal setelah pemberian vaksinasi. Demam menunjukkan vaksin sedang bekerja membentuk antibodi dalam tubuh. Pada umumnya, kondisi demam pada tubuh akan berangsur-angsur turun setelah 24 hingga 36 jam.
  • Vaksin dengan risiko deman tinggi adalah: DTwP dan Campak.
  • Untuk bayi, pemberian ASI dapat membantu menururnkan demam setelah pemberian vaksin.

7. Apakah boleh memberikan lebih dari satu vaksin dalam satu waktu?

  • Boleh, semua vaksin tanpa kecuali dapat diberikan dalam satu waktu.
  • Imunisasi dilakukan pada area tubuh yang berbeda, misalnya pada paha atau lengan kiri dan kanan, dengan menggunakan alat suntik yang berlainan.

8. Kapan bayi prematur boleh diberikan vaksin?

  • Vaksinasi sebaiknya diberikan setelah bayi berusia 2 bulan atau berat badan telah mencapai lebih dari 2000 gram, dengan jadwal vaksinasi mengikuti jadwal jadwal vaksinasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

9. Apakah tips agar si Kecil nyaman saat imunisasi?

  • Orang tua dapat memberikan pelukan dan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada anak serta membantu dokter atau bidan saat menyuntikkan imunisasi. Selain itu pelukan atau sentuhan juga dapat mencegah si kecil bergerak berlebihan saat disuntik.
  • Orangtua perlu melakukan beberapa hal sebelum membawa si kecil untuk mendapatkan vaksinasi, seperti:
    • membaca informasi tentang vaksin yang diberikan dokter.
    • mencatat pertanyaan atau keluhan untuk ditanyakan pada dokter.
    • membawa buku vaksinasi anak.
    • membawa buku ataun mainan favorit anak untuk menemani saat vaksinasi.
    • memberikan pemahaman pada anak bahwa vaksin dapat membutnya lebih sehat.

10. Bagaimana persiapan melakukan vaksin di masa pandemi?

  • pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan untuk imunisasi.
  • selalu kenakan masker dan perhatikan etika batuk atau bersin.
  • batasi jumlah pendamping anak.
  • usahakan melakukan vaksinasi di fasilitas kesehatan yang memisahkan area pasien sehat dan sakit.
  • tetap patuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, jaga jarak, hindari kerumunan.
  • setelah vaksinasi dilakukan, sebaiknya tungu 30 menit untuk melihat reaksi pada anak.

Selain mengetahui manfaat dan alasan vaksinasi anak, sebagai orangtua alangkah baiknya jika kita bersikap pro aktif untuk memperbarui informasi mengenai vaksinasi anak. Hal ini bisa berupa pembaharuan informasi mengenai jenis imunisasi primer yang wajib diperoleh setiap anak atau jadwal pemberian imunisasi. Di samping itu, pastikan untuk menyimpan buku catatan imunisasi untuk mengetahui seluruh kelengkapannya.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetil mengenai vaksinasi, Teman-teman dapat berkunjung ke website dan sosial media theAsianparent Indonesia dan Kenapa Harus Vaksin.

Jadi, sekarang sudah paham, kan, kenapa harus vaksin? Enggak perlu khawatir dengan mitos yang beredar di masyarakat dengan mencari informasi yang tepat mengenai manfaat vaksinasi untuk diri kita sendiri, keluarga dan seluruh masyarakat.

 

 

 

 

 

Leave a Comment