Tidak sedikit pasien positif Covid-19 direkomendasikan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun, apakah mereka benar-benar menerapkan protokol isolasi mandiri sesuai anjuran Kemenkes?
Sekitar 2 bulan lalu, lingkungan tempat tinggal saya sempat dibuat geger dengan berita mengenai seorang warga yang hasil PCR Swab Test-nya positif. Namun, pasien masih keluar rumah seperti biasa. Bahkan, keluarganya pun masih bekerja. Dalam situasi pandemi seperti sekarang memang tingkat kekhawatiran semakin meningkat, apalagi jika pasien yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala alias OTG seperti tetangga saya ini.
Ketika Tetangga Sebelah Rumah Positif Covid-19
Kalau boleh jujur, sebenarnya keluarga kami yang paling khawatir karena tinggal bersebelahan dengan pasien positif tersebut. Saya ingat betul pagi itu masih sempat bertemu dengan ibu pasien yang sedang berjalan-jalan sambil menyuapi cucunya. Beberapa saat kemudian, seorang warga mengirimkan pesan WA ke nomor saya, mengabarkan bahwa tetangga saya tersebut positif Covid-19 dilengkapi dengan data-data dari puskesmas kecamatan setempat.
Sebenarnya, seiring dengan berakhirnya pemberlakukan PSBB tahap 1 di Jakarta yang lalu, kami mulai menyiapkan diri jika orang-orang terdekat kami terinfeksi, kemudian harus menjalani isolasi mandiri di rumah.
Penyebaran Covid-19 di Jakarta memang semakin masif sejak masa PSBB tahap 1 berakhir. Pasien positif di lingkungan saya pun terus bertambah dari hari ke hari sejak aktivitas perkantoran mulai beroperasi seperti sedia kala. Kami pun mulai mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dan tetap membiasakan anak-anak dengan kehidupan new normal.
Namun, yang benar-benar membuat kami kaget adalah keluarga pasien di sebelah rumah saya yang tetap beraktivitas seperti biasa tanpa menerapkan protokol kesehatan—FYI: tetangga saya ini tidak pernah memakai masker sejak awal pandemi. Asisten Rumah Tangga juga tetap datang saat pagi kemudian pulang pada sore hari. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah si pasien yang masih terlihat masih berinteraksi seperti biasa dengan anggota keluarga lainnya di halaman rumah. Duh, rasanya geregetan banget saat itu.
Sebenarnya warga di lingkungan kami sudah sepakat akan membantu memenuhi kebutuhan jika saja keluarga pasien benar-benar melakukan isolasi mandiri di dalam rumah.Sebagian warga juga sudah paham bahwa terinfeksi Covid-19 ini bukanlah sebuah aib. Kami justru berusaha membantu jika saja pasien terinfeksi bisa diajak bekerja sama dan mau saling menjaga.
Namun, simpati warga kemudian berubah menjadi perasaan kesal, karena baik pasien maupun keluarganya tidak menunjukkan itikad baik untuk menjaga diri dan lingkungan. Akhirnya justru kami yang mengisolasi diri dan berusaha tidak keluar rumah karena anggota keluarga pasien masih saja keluyuran.
Kriteria Orang yang Diwajibkan isolasi Mandiri
Seperti yang disampaikan Jubir Pemerintah untuk penangan Covid-19 pada 6 April 2020 yang lalu, isolasi mandiri memang direkomendasikan untuk beberapa kriteria orang.
- Orang yang pasti sakit dan dibuktikan melalui tes, yaitu melalui PCR SWAB test dan menunjukkan hasil positif. Atau orang yang kemungkinan sakit karena hasil rapid test-nya reaktif.
- Orang dengan keluhan Covid-19, seperti panas dan demam, batuk, napas tidak nyaman juga dianggap kemungkinan sakit dan harus mengisolasi diri.
- Orang dengan hasilpCR SWAB test positif, namun tidak mengalami gejala atau keluhan.
Syarat Isolasi Mandiri Covid-19
Isolasi mandiri sendiri tidak dapat dilakukan secara sembarangan, dan hanya dapat dilakukan jika pasien mampu memenuhi 4 persyaratan.
- Memiliki tempat yang layak dan memenuhi syarat untuk isolasi mandiri. Misalnya kamar tidur terpisah dari anggota keluarga lain dan pembagian ruangan di rumah memungkinkan untuk tidak berinteraksi dengan anggota keluarga lain.
- Orang yang sakit dan keluarganya dapat mendeteksi masalah kesehatan yang mungkin muncul dan dapat bertindak cepat.
- Ketersediaan faskes dan nakes yang memonitor dan dapat membantu sewaktu-waktu.
- Adanya dukungan dari lingkungan sekitar.
Menurut sharing informasi yang sempat saya lakukan dengan beberapa tenaga kesehatan, sebenarnya isolasi di tempat-tempat yang telah disediakan pemerintah bisa lebih mudah bagi pasien dan keluarganya.
Protokol Isolasi Mandiri Sesuai Anjuran Kemenkes
Nah, jika persyaratan isolasi mandiri seperti di atas sudah terpenuhi, maka pasien perlu memenuhi protokol isolasi mandiri sesuai anjuran kemenkes seperti berikut ini:
Penggunaan Kamar Tidur
- Anggota keluarga lain dilarang masuk ke dalam kamar tidur orang yang terinfeksi Covid-19.
- Menyiapkan kegiatan di dalam kamar, seperti menonton atau membaca.
- Usahakan kamar memiliki ventilasi udara yang baik, buka jendela setiap hari agar sirkulasi udara lancar.
Penggunaan Kamar Mandi
- Gunakan kamar mandi terpisah bila memungkinkan
- Apabila kamar mandi hanya satu:Gunakan bergantian, ODP mandi di awal atau di akhir.
- Setelah ODP selesai, bersihkan kamar mandi termasuk toilet dengan cairan pembersih rumah tangga.yang mengandung bahan-bahan aktif ini: Accelerate hydrogen peroxide (0,5%), Benzalkonium chloride (0,05%)—bahan-bahan tersebut bisa didapat pada merk Mr. Muscle, SoKlin Bebek Kloset atau Harpic, Chloroxylenol (0,12)—Dettol.
Bagaimana Berkegiatan di Dalam Rumah
- Tidak melakukan kegiatan bersama dengan anggota keluarga lain, termasuk makan.
- Jaga jarak setidaknya 1 meter bila berada di ruangan yang sama.
- Memakai masker bedah saat bersama anggota keluarga yang lain.
- Tidak memegang atau mencium hewan peliharaan.
Bagaimana Menjaga Kebersihan Selama Karantina di Rumah
- Mencuci alat makan dan pakaian pasien secara terpisah dari anggota lain. Spons cuci piring pun harus terpisah.
- Bersihkan benda yang sering disentuh seperti handphone, pegangan pintu, remote TV, AC, meja, kursi dan lain-lain secara teratur dengan cairan pembersih. Bagi siapapun yang membersihkan rumah maka wajib menggunakan sarung tangan karet saat membersihkan..
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara teratur setiap kali batuk, bersin, pergi ke kamar mandi, sebelum makan, melepas atau memasang masker.
Apa yang Harus Dilakukan jika Kondisi tidak Membaik?
- Lakukan pengecekan kesehatan diri secara teratur setiap pagi. Jika terdapat gejala kondisi memburuk seperti sesak napas, demam tinggi, segera hubungi narahubung Dinkes atau Puskesmas terdekat.
- Jika harus mengunjungi fasilitas kesehatan, pastikan pasien menggunakan masker dan hindari menggunakan transportasi publik.
- Jika terpaksa menggunakan fasilitas publik maka jaga jarak dan hindari berinteraksi dengan orang lain.
PCR SWAB Test
Bagi keluarga pasien terinfeksi Covid-19 ada baiknya melakukan PCR SWAB Test untuk mengetahui kondisi tubuh yang sebenarnya. PCR SWAB Test bisa dilakukan secara mandiri melalui beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta. Untuk mengetahui lokasi PCR SWAB Test juga mudah karena bisa menggunakan aplikasi Halodoc yang dapat memberikan informasi tentang rumah sakit mana saja yang melayani PCR SWAB Test di kota tempat tinggal kita.
Misal yang berdomisili di Jakarta, seperti saya, maka lokasi PCR SWAB Test Jakarta bisa diketahui lengkap dengan biayanya, hanya menggunakan gadget saja.
Teman-teman juga pasti sudah sangat familiar dengan aplikasi kesehatan yang satu ini. Halodoc merupakan aplikasi solusi kesehatan terlengkap di Indonesia. Selain menyediakan fitur “Tanya Dokter” untuk melakukan konsultasi dengan Dokter Umum juga Spesialis, Halodoc juga menyediakan fitur-fitur lain seperti:
- “Cek Covid-19″ untuk pengecekan gejala dan penanganan yang diperlukan
- “Beli Obat” untuk pembelian obat dan vitamin secara online.
- “Rumah Sakit” untuk mencari lokasi rumah sakit dan membuat janji dengan dokter.
- “Cari Dokter” untuk menemukan dokter yang tepat untuk menangani keluhan yang kita rasakan.
Kesimpulannya, isolasi mandiri di rumah diperbolehkan dengan menerapkan protokol khusus sesuai anjuran Kementerian Kesehatan, sehingga tidak meresahkan lingkungan. Di samping itu, bagi anggota keluarga pasien sangat disarankan untuk melakukan PCR SWAB Test sehingga dapat diketahui dengan pasti apakah kondisinya bersih dari infeksi virus atau tidak. Sampai saat ini, hasil dari PCR SWAB Test-lah yang masih diyakini menunjukkan hasil paling akurat.
(Referensi: https://kawalcovid19.id/content/463/protokol-isolasi-mandiri-home-quarantine)
iya nih mba makin hari makin mengkhawatirkan ya. sepupu suami ada yang kena juga nih. jadi lebih waspada deh. soalnya punya bapak mertua yang lagi sakit. kasian kalo sampai terpapar juga. semoga dengan tetap di rumah aja. jadi semakin membaik. aamiin.
Memang agak susah mbak mengkondisikannya, yang jadi masalah terkadang mereka tidak sadar kalau sudah terpapar. Kadang yang sudah ketahuan aja masih menghindar, kayak tetangganya mbak Damar itu. Sepertinya harus ada ketegasan dari pihak yang berwenang, agar mereka yang terpapar atau positif bisa segera di tangani. Tetangga saya alhamdulillah kooperatif mbak, mau di karantina di RSUD, jadi tidak membuat panik tetangga yang lain.
duh gemes banget ini kenapa anggota keluarga pasien masih keluar rumah dengan bebas kayak nggak ada beban moral saja ya. Semoga kita semua dihindarkan dari penyakit ini.. aamiin
Waduh, Mbaa melu wedi aku bacanya. Itu emangnya pak RT nggak ngasih peringatan atau apapun gitu biar si pasien dan keluarganya nggak keluyuran? Kan merugikan banyak orang ya.. kita yang seharusnya sehat malah njonggrok di rumah. Eh mereka yang sakit malah sing ke mana-mana.
BTW infone lengkap banget ini, membantu banget buat wawasan kita siapatau ada orang-orang terdekat yang juga kena. Tapi doaku semoga kita semua dijauhkan dari COVID-19 dan penyakit apapun yang menakutkan yaa. Stay sehat dan happy semua!
Aku kok jadi ikutan kezell…sudah tahu hasil tes SWAB positif masih keluyuran gitu, enggak nyadar apa bisa membahayakan yang lainnya. Aku aja ndredeg ini ada tetangga di blok sebelah sekeluarga dirawat di RS karena Covid. Jadi sekomplek sadar diri pada isolasi mandiri. Syukurnya yang masih tinggal di rumah itu patuh pada protokol isolasi mandiri.
Denger denger awal Oktober mau diberlakukan PSBB Nasional ya mbk.. Ngeri banget ya. Mskin kesini makin bertambah korbannya
Semoga pandemi segera berakhir, aamiin
Aku yang baca ikut emosi Ama keluarga yang nyebelin itu mbak… Sama yang nggak percaya aja sebel, apalagi yang positif dan nggak tahu diri begitu.
Semoga kita semua sehat selalu yaaaa
Ngeri ya kalo ada tetangga yang positif tapi sekeluarga tidak patuh protokol kesehatan.
Untungnya aekarang ada aplikasi Halodoc yang punya informasi banyak tentang penyakit Covid19 ini.
Semogaaaa kita semua sehaattt dan senantiasa dalam perlindungan ALLAH ta’ala.
Penyakit covid ini memang merusak banyak tatanan social ya Mba
Isoman kudu bgt dilakukan
HAduuh Mba ini posisiku lagi isolasi mandiri juga nih, bahkan berjamaah diwajibkan se RT isolasinya
Ada tetangga sebelah 2 keluarga suspen kopid tapi diisolasi di rumah.
Huhuu sempet was was, tapi ya udahlah pasarhkan saja, selama menjaga protokol kesehatan dengan benar, bismilaah sehaat.
Makasih infonya isolasi mandiri di rumah
mbaa tetanggaku sini banyak yang gitu bahkan sempet ajaib lurahnya. tp ya udah lah ya. yg penting saya dan tetangga lain social distancing dan mematuhi protokol.
walau sempat membludak, Puji Tuhan sekarang sudah aman2
Di Jogja juga sama saja mba, makin banyak jumlah yang kena. Cuma mau gimana lagi banyak orang yang ga bisa diam dirumah saja dan harus tetap bekerja ya mak. Karena itu penting banget buat menerapkan protokol kesehatan ikhtiar semaksimal mungkin dan hasilnya kita pasrahkan pada-Nya.
Jadi gemes baca tingkah tetangga sebelah rumahmu, mbak. Itu pak RT nggak ngatur gimana gitu agar warga yang postif covid enggak keluar rumah?
Semoga kita semua dijaga dari fitnah covid ini ya, sehat sehat semuaa
minggu lalu aku nemenin adikku buat swab test di daerah Jaksel, ternyata yang antri banyak banget buat swab test. semoga kita semua diberikan kesehatan ya
Gemes ya mbak. dua rumah dari rumah kami juga sama. Anaknya baru pulang dari luar kota dan sudah tes swab nunggu hasil, masih beraktivitas seperti biasa di Masjid. Kebetulan kejadian jelang Idul Adha. Duh langsung heboh satu kampung tuh, untungnya langsung dikarantina di RS dan seluruh anggota keluarga di tes swab.
Harus benar-benar patuh deh kita semua dengan protokol kesehatan karena penderita Covid semakin naik angkanya, huhu kalau nggak dimulai dari sendiri bisa merugikan orang lain juga.
Duuh baca tentang tetangga Mbak Damar jadi ikutan greget, deh!
Saya kalau ada di sana juga mendingan ngerem di rumah aja, apalagi yang bersangkutan dengan bebas keluyuran.
Semoga semua sehat-sehat ya, Mbak
Nah ya repot kalo ada tetangga yg ndableg. Huf…kezel juga. Ada oomnya temennya anak, isoman-nya ditarok garasi. Duh antara kasian ama gimana gitu. Demi kesehatan bersama. Trus rumahnya dijaga hansip dong. Dipantau gitu, kalo perlu apa-apa, tetangga bantu. Semoga semua orang semakin jaga protokol kesehatan yah…
Butuh dukungan dari seluruh anggota keluarga jika ada salah seorang keluarganya yang positif. ya, Harus benar-benar dijaga kebersihan di dalam rumahnya. Dan seharusnya tidak seorang pun dari keluarga tersebut yang keluar dari rumah.
“Baik pasien maupun keluarganya tidak menunjukkan itikad baik untuk menjaga diri dan lingkungan” —>> duh memang bikin greget. Jadinya satu-satu alternatif, tetangganya malah yang isolasi mandiri ya Mbak Damar.
Koook adaaaa yaaa orang yang menggemaskan minta dithuthuk kepalanya kayak gini!
Lah kalo dia doang sih gapapa, kalo membahayakan orang sekitar, plis deeeeh! Akhirnya nanti dia akan terisolir ya karena kelakuan dia, attitude dia yang not good itu
Isolasi mandiri bisa dilaksanakan dengan baik selama fasilitas tersedia ya
Isolasi mandiri di rumah juga harus didukung oleh support sistem yang baik, karena beberapa teman juga ada yang isolasi mandiri. Kebetulan di rumah mamahku ada tetangga yang harus isolasi mandiri dan tetangga sekitar yang membantu untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Di lingkungan aku jg sudah semakin banyak ini yg positif. Aku jg sudah mulai menyiapkan diri dan hati seandainya2, saya atau suami yg positif. Sebisa mungkin berhemat2 pengeluaran karena di rumah gak bisa isolasi mandiri, harus ke tempat isolasi mandiri lain.
Waktu rekan kerja suami ada yang positif, dia juga harus isolasi mandiri. Akhirnya ya benar-benar dipisah ruangannya, makannya, bahkan sampai cucian bajunya. Sampai hasil swab keluar negatif baru deh berani keluar lagi
Trus, akhirnya gimana dengan tetangga yang ignorant itu, Mbak? Mudah-mudahan dibawa aja ya ke tempat isolasi mandiri. Kasihan semua tetangganya. Udah pada baik dan peduli, malah dibalas seperti ini. Stay safe, stay health ya, Mbak
Ahhhh, aku baru beres ikutan isoman nih.
2 minggu kemaren ada tetangga sebelah banget dan belakang rumah positif kopid.
Bener banget, yang khawatir aku juga, bahkan se RT,
Huhuu..makin kesini makin kena sama circle terdekat.
Semoga kita semua diberikan kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.
Mba Damar makasihinformasinya ngebantu baget. Nah ini kasian emang yang harus isolasi mandiri tapi kebanyakan hanya punya satu kamar mandi. Semoga aja nggak ada kejadian ya mba dan smoga sehat semuanya
Sedih ya kalau pasien dan keluarganya malah absi, santai keluyuran dan membahayakan lingkungannya..
Seharusnya tulisan-tulisan Mbak seperti ini tentang protokol penanganan karantina mandiri di rumah semakin digalakkan supaya ketika terjadi ledakan pasien masyarakat sudah siap sedia.
Kok tetangganya jd egois gtu? Trus udah dilaporkan belum ke pihak berwenang mbak?
Memang culture negeri ini kalau gak keliatan bentuknya ya gak akan takut kali ya. Contoh melanggar lampu merah kalau gk ada polisi ya selow aja.
Bayangin virus corona tiba2 ada wujudnya pasti pd takut.
BTW skrng kabarnya PCR swab udah mulai turun bayanya ya?
Duh, kok jadi gemes baca cerita tentang tetangganya Mbak Damar. Kalau tak bergejala tuh suka abai ya, merasa dirinya sehat jadi nggak peduli padahal dirinya bisa menularkan penyakit. Sehat-sehat ya, Mbak Damar dan keluarga.
Kapan ya aku baca itu, ada lebih dari 40 juta penduduk Indonesia yang nggak percaya adanya Covid. Ihhh gemes banget sih kalo baca berita seperti ini, termasuk warga yang ngeyel itu. Nah untuk isolasi mandiri di rumah yang susah, apalagi kalo kamar terbatas ya. Semoga covid segera berakhir, vaksin juga bisa segera digunakan, sedih lihat kondisi sekarang
Jadi inget, waktu anak cacar air juga coba diisolasi kaya gitu… Tapi karena saya yang bolak-balik ngolesin salepnya, akhirnya ketularan juga…
Sebel banget ih sama tetangganya, enggak ditegur aja sama pejabat setempat?
I am two colleagues who are positive, but fortunately, from the start, he started to feel sick and didn’t enter, he just detected Covid, unexpectedly. now we have to adhere to health protocols
Hal seperti ini yang memperparah keadaan ya. Padahal kedisiplinan sangat diperlukan agar semua terkendali. Kalau perlu sanksi dan hukuman tegas bagai yang abai protokol kesehatan perlu ditegakkan.
Saya baca ini tuh langsung ingat kondisi di tempat saya, di Mataram, kayak gimana. Udah biasa aja, rasanya udah gak ada atau jarang yang masih ingat yang namanya isolasi mandiri. Benarbenar udah cueklah mereka sama Covid19. Jadinya ya yang terbaik, tinggal jaga diri dan keluarga aja.
Kondisi hari ini menunjukkan untuk kepatuhan protokol bukan hanya satu dua keluarga tapi semua orang