Aku panggil emakku Meps dan bapakku Beps. Kenapa? Hihihi, aku nggak tahu. Tahu-tahu aku sudah panggil mereka begitu. (Aku, Meps, dan Beps)
Hiiii, long time no see.
Sebenarnya masih banyak buku koleksi rak buku DuoNaj yang ingin saya review di blog ini. Tapi nggak tahu kenapa kok kalah terus sama yang namanya malas. Habis dibaca, ditaruh, dibaca lagi, ditaruh lagi, ujung-ujungnya gak jadi di-review, deh.
Sampai semalam saya mendapat ilham untuk segera me-review buku-buku yang hampir kucel karena kebanyakan dibawa tidur atau dibolak-balik halamannya. Salah satunya novel Aku, Meps, dan Beps ini. Novel bertema keluarga karangan Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo yang kini menjadi novel favorit DuoNaj, khususnya Najwa.
Ya, akhirnya, untuk pertama kalinya Najwa menemukan novel yang benar-benar membuat dia senang membacanya. Kalau saya perhatikan, Najwa sudah membaca buku ini belasan bahkan puluhan kali sejak pertama kali saya beli. Ia pun selalu membawa serta Aku, Meps, dan Beps setiap kali bepergian sebagai teman perjalanan karena belum saya izinkan memiliki handphone pribadi.
Meskipun buku ini terlihat ringan dengan kalimat-kalimat pendek di setiap halamannya. Lucu karena ilustrasi yang memang menggemaskan. Dan ceria karena pemilihan warna cover buku yang cerah. Namun, sebenarnya Aku, Meps, dan Beps memberikan insight baru dalam pengasuhan. Sesuatu yang anti-mainstream dan menarik untuk dicoba.
Nah, sekarang langsung saja pada sinopsis singkat Aku, Meps, dan Beps yang merupakan salah satu buku terbitan Penerbit POST Press, penerbit yang menurut saya lumayan idealis.
Sinopsis Aku, Meps, dan Beps
Aku, Meps dan Beps merupakan novel yang dituturkan dengan sudut pandang anak, yaitu Soca. Buku ini duet antara Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo–ibunya. Aku, Meps, dan Beps merekam interaksi sehari-hari antara Soca dan kedua orangtuanya, yang ia panggil Meps dan Beps. Interaksi-interaksi tersebut meskipun sederhana namun menawarkan sesuatu yang segar dan jarang terjadi dalam keluarga pada umumnya, karena Aku, Meps dan Beps menyajikan gambaran keluarga yang jauh dari perspektif ideal, namun hangat dan memanusiakan setiap anggota keluarga.
Hubungan antara Soca dan Meps serta Beps digambarkan sebagai relasi antar teman. Baik Meps, maupun Beps memberikan keleluasaan bagi Soca untuk mengajukan pendapat. Mereka mau mendengarkan kritik dari anak semata wayangnya tersebut. Meps dan Beps juga memberikan kepercayaan pada Soca untuk menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya. Hal inilah yang membuat Soca terlihat tumbuh dengan percaya diri, kreatif dan bertanggung jawab.
Dalam buku setebal 89 halaman ini juga terdapat beberapa judul cerita yang terkesan biasa bagi orang tua, namun nyatanya bagi kedua anak saya cerita-cerita tersebut justru sangat menarik sehingga berulang kali mereka baca.
Cerita tentang Kuku dan Ruyu, tentang Doyan, juga tentang Molly, merupakan cerita sederhana tentang binatang peliharaan keluarga Soca. Cerita sederhana ini menjadi unik dan menarik karena kepolosan Soca dalam menggambarkan interaksinya dengan binatang-binatang tersebut, yang sudah mereka anggap sebagai bagian dari keluarganya.
Aku, Meps, dan Beps juga menyajikan pengalaman unik seorang anak yang memiliki ibu berambut pendek, sedangkan ayah berambut panjang. Ibu yang bermata sipit, sedangkan ayah bermata lebar. Ibu berkulit putih, sedangkan ayah berkulit hitam. Soca sendiri tumbuh sebagai gadis berambut pendek seperti ibunya, namun berkulit hitam seperti ayahnya.
Pengalaman unik seperti ini menjadikan Soca terbebas dari tekanan standar kecantikan umum yang kerap kali ditetapkan pada anak perempuan. Hal ini juga yang membuat Soca terlihat nyaman dengan dirinya sendiri.
Nilai Pengasuhan dalam Aku, Meps, dan Beps
Berbeda dengan DuoNaj yang menikmati cerita lucu yang dekat dengan keseharian mereka, sebagai orang tua saya sangat menikmati gaya kepolosan Soca dari sisi pengasuhan.
Menurut saya keluarga ini sederhana namun asyik. Tidak sempurna namun memiliki hubungan antar anggota keluarga yang hangat. Saya pun tak mau melewatkan untuk mencatat beberapa nilai pengasuhan dalam Aku, Meps, dan Beps yang sekiranya dapat kami aplikasikan bersama DuoNaj.
1. Menjadi orang tua tidak harus sempurna
Ya, untuk menjadi sosok orang tua rasa-rasanya bukanlah sesuatu yang mudah, dan tidak dapat dipaksakan. Bagaimanapun juga setiap orang pasti memiliki kekurangan. Terlebih jika kekurangan-kekurangan tersebut disandingkan dengan standar umum, tentu istilah sempurna hanya akan menjadi beban dalam pengasuhan.
Saya pernah menulis dalam buku Good Childhood Memories, bahwa:
“Tidak mengapa jika kita bukanlah orang tua yang sempurna untuk anak-anak. Kita juga tidak bisa memastikan, apakah kelak anak-anak selalu mendapatkan yang terbaik sepanjang hidupnya. Namun, kita memiliki kesempatan untuk meninggalkan kenangan baik untuk anak-anak kita.”
Dalam buku Aku, Meps, dan Beps, terdapat salah satu judul di mana Soca mencatat secara mendetil tentang kekurangan dan kelebihan keuda orang tuanya. Ternyata, banyak hal-hal yang tidak terduga yang mampu diekspresikan anak tentang sosok kedua orang tuanya. Dalam pandangan umum, Meps dan Beps memang jauh dari standar sempurna sebagai orang tua. Namun, di sini Soca terlihat tidak terganggu dengan kekurangan kedua orang tuanya tersebut. Soca tampak bangga, gembira, dan sangat mencintai kedua orang tuanya.
Misalnya, Soca menuliskan tentang Meps yang suka marah-marah, nggak sabaran, banyak maunya dan pelupa. Namun Soca juga menuliskan bahwa Meps itu murah senyum, kalau salah minta maaf, suka bercanda, suka bercerita.
Begitu pun tentang Beps. Menurut Soca, Beps itu suka bangun siang, suka lupa, suka main game di komputer, kalau jalan lambat sehingga selalu ketinggalan. Namun Beps juga sangat sabar, jarang marah, pandai mencuci, pandai menjahit.
Soca menuliskan sederet daftar kekurangan dan kelebihan yang membuat orang tua mana pun tersenyum ketika membacanya. Namun bukan masalah seberapa banyak kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri orang tua. Tetapi bagaimana mereka meninggalkan kenangan baik tentang kehangatan interaksi dengan anak-anaknya.
2. Menghargai pendapat anak
Pada salah satu cerita yang berjudul Game, diceritakan bahwa Soca mengkritik Meps yang suka tidak sabaran saat bermain game. Menurut Soca, Meps itu kalau main game nggak sabaran dan suka marah-marah. Sampai-sampai suka salah tekan tombol, kemudian komputernya diketok-ketok dan dimarah-marahi.
Soca pun tidak segan mengkritik Meps. “Begini ya Meps, main game itu harus sabar. Jangan marah-marah, Kapan menangnya, ya?”
Meps tidak marah ketika menanggapi kritik dari Soca karena dari segi bahasa memang terdengar polos dan menggemaskan. Namun, Meps dan Beps memang sangat menghargai kritik dari Soca. Mereka juga terbuka untuk meminta pendapat anaknya mengenai berbagai topik yang dibicarakan dalam keluarga.
Poin penting yang perlu digarisbawahi dari sisi pengasuhan Meps dan Beps adalah ketika anak-anak terbiasa dihargai dan dimintai pendapatnya, maka mereka juga akan bersikap terbuka kepada orang tua. Anak-anak tidak khawatir dimarahi jika memiliki pendapat yang berbeda. Mereka pun akan tumbuh sebagai pribadi yang terbiasa menghargai perbedaan pendapat.
3. Membiasakan anak dengan kesetaraan peran dalam keluarga
Aku, Meps, dan Beps menyajikan dinamika keluarga yang jarang kita jumpai dalam masyarakat umum. Meps bekerja kantoran bahkan sering tugas ke luar kota atau luar negeri. Sedangkan Beps pernah bekerja di kantor, namun kemudian memutuskan bekerja di rumah.
Beps lebih banyak mengambil tanggung jawab dalam perawatan Soca. Ia tak hanya mengantar jemput sekolah, namun tak jarang memasak dengan Soca, mengajak anak semata wayangnya itu bermain ke rumah teman, atau mengajaknya road trip keluar kota.
Dinamika kehidupan seperti ini meskipun ada namun sangat jarang kita jumpai. Uniknya, Soca sebagai anak tidak merasakan ada yang aneh dalam dinamika keluarga mereka. Ia nyaman dan menganggap biasa saja pembagian peran yang telah disepakati kedua orang tuanya.
Dengan pengalaman melihat dan merasakan dinamika keluarga yang beragam, anak-anak pun akan belajar bahwa pembagian peran setiap keluarga tidak harus sama, tidak perlu seragam. Anak-anak akan belajar bahwa setiap keluarga itu unik dan memiliki dinamika masing-masing. Anak-anak juga akan belajar bahwa menjadi ayah , ibu atau suami dan istri merupakan sebuah peran yang memiliki kedudukan seimbang dalam keluarga.
Kesimpulan
Aku, Meps dan Beps menawarkan cara pengasuhan yang segar, jauh dari kesan kaku dan teoritis. Aku, Meps, dan Beps mendobrak stereotip makna bahagia yang kerap kali disandingkan dengan keluarga yang sempurna. Mereka tidak sedang berusaha menjadi bahagia dengan standar kebahagiaan umum. Juga tidak sedang berusaha menjadi orang tua sempurna dalam kacamata umum. Keluarga ini menetapkan standar kebahagiaan mereka sendiri, dan menjadi pribadi yang lebih baik sebagai anak dan orang tua.
Aku, Meps, dan Beps banyak memengaruhi gaya komunikasi saya dengan DuoNaj, khususnya dengan Najwa. Kami pun mulai lebih sering berdiskusi dan berbagi cerita. Najwa mulai memaklumi daftar panjang kekurangan ibunya. Begitu pun sebaliknya, saya mulai memandang Najwa sebagai sosok utuh sebagai dirinya. Bukan versi lain dari diri saya.
Saya merekomendasikan Aku, Meps, dan Beps untuk siapapun yang sedang ingin bernostalgia dengan pengasuhan masa kecil, untuk calon orang tua, untuk mereka yang mencari insight baru dalam pengasuhan. Dan untuk orang tua yang sedang mencari novel anak yang ringan, asyik, lucu, sekaligus mendidik tanpa terkesan mengharus-haruskan.
Judul: Aku, Meps, dan Beps| Penulis: Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo |Ilustrator: Cecillia Hidayat | Penyelaras: Maesy Ang, Teddy W. Kusuma, Arman Dhani | Penerbit: POST Press | Tahun terbit: Tahun 2016 | Jumlah halaman: 89 halaman | ISBN: 978-6-02-603040-5
Seru banget kayaknya ya, buku ini. Buku bagus kalau sampai bisa bikin anak betah baca berkali-kali
Dari prolog awal sudah bikin penasaran. Memanggil orang tua dengan sebutan yang tidak lazim, kesannya unik dan penasaran kan ya
Memang menarik mengetahui kehidupan lain di luar pola keseharian kita. Apa lagi kalau diselingi tutur dari kacamata anak.
Wah baca reviewnya bikin aku pengen punya buku ini
Sepertinya menarik sekali interaksi keluarga kecil Soca bareng Meps dan bepsnya
Selalu suka baca kisah sehari-hari yang terasa related banget dengan kehidupan kita
Setiap anak istimewa begitu juga orang tuanya. Memiliki keluarga yang penuh perhatian dan kasih sayang, tanpa saling menuntut dan mengedepankan ego pastilah bahagia. Kondisi yang berbeda bukanlah penyebab permasalahan. Tapi justru yang memperindah keanekaragaman. Soca pasti bahagia…
Kau menikmati sekali baik review maupun sekilas buku…
Menarik sebuah buku yang mengulik dari sisi anak tentang orang tua dan keluarganya yang apa adanya, meski bukan konsep ideal seperti yang dikemukakan orang tapi mereka bahagia..
Pesan moralnya pun dalem nih.
Pantesan Najwa baca lagi dan lagi
Harus baca juga nih aku
Point-point Pengasuhan dalam buku Aku, Meps, dan Beps ini, aku pribadi sih setuju banget mbak terutama yang nomor 1. Karena memang berat kalau mau jadi orangtua yang sempurna, jadi sebaiknya jadi orangtua yang bahagia saja.
Ini mengingatkanku pada Keluarga Cemara. Bahwa kebahagiaan itu tidak harus bergelimang harta meski segala-galanya juga butuh uang.
Namun kebersamaan dan kebahagiaan bisa diciptakan oleh sebuah keluarga kecil dengan mengutamakan prinsip2 saling menghargai.
Ah benar. Kadang kita mengejar kesempurnaan sampai lupa kalau nggak ada manusia yang sempurna. Meski anak-anak, mereka juga perlu didengar pendapatnya. Heheheh
Aku liat ilustrasinya juga menarik ya. Antara geli dan gimana gitu, mosok rambut Meps dibilang kayak sapu. Eh…sapu yang ditunjuk mirip rambut Meps. Hehe…
Pasti seru ya, smp dibaca berulang oleh Najwa. Biasanya novel udah dibaca sekali ya udah aja…
jadi benaran penasaran dengan cerita Aku, Meps dan Beps ini deh, cara pengasuhan Meps dan Beps benar-benar asyik ya Mbak, buat semua jadi diri sendiri kelihatannya ya.
gak ada paksaan dan gak ada kekakuan. duuh family goals banget deh ya.
Wah masih mending sempat baca buku, saya dikasih buku novel, sampe sekarang masih terbungkus plastik, belum sempat dibaca sama sekali, hahahahahaha.
Walau mengangkat tema keluarga yang ringan, tapi alurnya menarik juga ya. Salah satunya tentang kebiasaan Soca mencatat detail kekurangan dan kelebihan kedua orang tuanya.
Asyik nih buku penuh dengan edukasi parenting. Makasih ulasannya ya Mba Damar.
Ilustrasinya lucu-lucu ya mbak ..
Meski bukunya sudah 5 tahun yang lalu terbit, tapi kalau banyak manfaatnya dengan pesan moral dan asik untuk terus selalu dibaca itu bikin bahagia.
Soalnya daku juga begitu, terhadap buku atau drama yang disuka, diulang terus gak bakal bosan.
So sweet banget ya Soca
“Tidak mengapa jika kita bukanlah orang tua yang sempurna untuk anak-anak….” Jadi keinget, tadi siang anak pertamaku bilang, “meskipun bunda sudah tua, kurus, kering gak basah (apa coba.wkkk) tapi bunda baik.” Kan aku jadi meleleh. Tyaga kayak Soca nih
wah kayanya bagus banget bukunya, perlu juga nih aku punya buat persiapan ketika punya anak nanti. Hatus banyak belajar dan cari tau biar nanti ga salah pola asuh anak.
Buku Aku, Meps dan Beps ini memang rekomended sekali untuk dibaca oleh anak-anak, ya. Temanya menarik dan dibutuhkan untuk perkembangan anak. Selain itu orang tua juga bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa di dalamnya.
Terbilang pendek ya halamannya gak banyak. Boleh nih. Makasih mba Damar aku tertarik nih untuk belajar sebelum jadi ibu jadi tau bagaimana harus bersikap. Suka banyak gambarnya
Mbak Damar,review bukunya asyik banget. Saya jadi tertarik untuk membelinya. Ternyata terbitan tahun 2016, ya. Kenapa kami nggak pernah tahu buku sebagus ini, yak.
Btw, Soca,Meps dan Beps merupakan salah satu contoh kecil yang keluarga yang hadir di era milenium saat ini. Tapi mereka tetap sederhana dengan hati dan perilaku, ya mbak.
Membuat keluarganya jadi nyaman,aman, harmonis dan bahagia.
Si Soca pun terlihat bahagia menikmati perannya sebagai anak, anugerah terindah kedua orang tuanya dari Tuhan ini.
Nice review mbak.
Aku punya buku ini tp blm dibaca. Justru buku yg ditulis pengarang yg sama tapi judulnya Nawila, 2 jilid, yg duluan aku baca. Jujurnya suka bangettttt buku karangan reda gaudiamo ini. Yg cerita nawilapun lucuuuu, blm lagi gambarnya yg menarik. Sepertinya buku yg ini mau segera aku baca deh, dan kasih ke si Kaka juga biar jadi diskusi buat kami ntr 🙂
seru banget ya kayaknya.. kok ya aku jadi pengen bacaa.. ntar kalo anakku sudah besar, udah bisa baca bisa ku kasih ini juga.. hehe.. penasaran sama isi ceritanya
saya udah baca. Dan ceritanya asyik dan menarik. Buku novel anak ini unik, tidak seperti buku2 yang lainnya, pantaslah kalau Post Press menerbitkannya. Kadang saya tersenyum membaca tingkah ‘aku’ disini 🙂 InsyaAllah saya juga akan me review nya
Mak, DuoNaj umurnya berapa dan berapa sih? Aku pengen baca review buku lain yang DuoNaj punya dong.. Hayuk, Mak, kalahkan malasnya, tulis semua review-nya, hihi… Terus terang, udah cukup lama juga kami ngga beli buku baru, karena buku-buku terakhir yang kami beli isinya zonk. Review kayak gini membantu banget lho..
Baca review Mak Damar, aku jadi pengen beli buku ini juga. Semoga ada di e-commerce yaa…
Soca bisa bahagia memiliki meps dan beps dalam pola asuh yang apa adanya ga mengada2 untuk selalu terlihat sempurna. Orang tua harus bahagia juga mengurus anak. Buku yang oatut dibaca oleh anggotakeluarga nih. Bisa menjadi suri tauladan dalam pola berpikir agar keluarga harmonis sebagai anugerah Allah SWT yang wajib disyukuri.
Lucu banget bacanya, aku senyum2 sendiri. mbayangan meps dengan rambut pendek dan beps rambut panjang, sedangkan Soca kombinasi keduanya, pengasuhan yang asik banget. Bisa dicontoh buat mamah2 muda jaman now nih, flexible, mudah dan hal2 simple yang bikin bahagia.
Nah ini mbak sama kalau baca buku niat review, pending trus akhirnya gak jadi hihi.
Judul bukunya unik nih seunik panggilan buat ibu bapaknya, cocok ya buat anak-anak & bisa diambil hikmahnya sama orang tua, terus tetap belajar krn ga ada orangtua yg sempurna
Mba, aku kayaknya harus beli buku ini buat anakku, mba. Dia suka novel ringan seperti ini. Tapi ini mengandung nilai-nilai kekeluargaan. Makasih review apiknya mba 🙂
Duh, unik nih cerita pada bukunya. Bikin aku teringat Lupus Kecil, interaksi Lupus, Lulu, dan kedua ortu mereka menurutku juga unik plus lucu. Suka ngakak dah bacanya. Jadi pengen baca juga nih aku buku Aku, Meps & Beps.
Wowww, cerita, karakter dan ilustrasinya ciamik bangett!
Anak2 kudu baca nih.
Soca,Meps dan Beps bisa menjadi contoh keluarga jaman now.
Walopun zaman berkembang pesat, kudu tetap jadi sosok yg baik yaaaa.
keluarga yg sakinah, harmonis adalah koentjiii kebahagiaan
dari sinopsisnya, buku ini sederhana tapi sarat makna yaa. Bagus ini sebagai bacaan ringan tentang keluarga dengan segala pernak perniknya. Saya paling suka membaca buku dari sudut anak dan juga dari sudut orang tuanya. Suka salut sama ortu yang bisa kompak dengan anak-anaknya, apalagi kalau bisa kolab begini. keren
Mbakkk, aku auto pingin beli buku ini. Reviewnya selalu menarik, jadi bikin penasaran. Kok jadi kepikiran ya, ntar kalo anakku udah SD mau aku suruh nulis kekurangan dan kelebihan ibu dan bapaknya hehehe..seru banget ya
Ilustrasinya lucu banget, pantes Najwa suka bacanya. Apalagi kalimatnya pendek-pendek, jadi mudah untuk memahami isinya.
Ceritanya relate dengan kehidupan kebanyakan orang deh. Hehehe, ya keluarga sempurna kan gak ada. Yang ada, nampaknya aja sempurna karena pastilah ada sisi yang kurang.
Saya jadi tertarik punya buku Aku, Meps dan Beps.
Cover buku me, meps dan beps sangat sederhana dan polos tapi warna ceria sesuai karekter anak. Soca yang bercerita dari sudut pandang anak-anak
So cite sekali bukunyaa..
Mirip Happy Little Soulnya Bunda Retno Hening yaa..
Alhamdulillah, kalau dari sudut pandang anak-anak, kita bisa belajar tanpa merasa digurui. Buku based on experience gini pasti menyenangkan.
Kok kayaknya menarik novel ini, berasa relate ama keluarga sendiri. Rambut suamiku yang gondrong dan rambutku yg ngebob aja. Hahaha. Aku setuju kalau sebagai orang tua nggak perlu jadi sempurna, kadang malah kita udah sempurna dalam versi kita masing-masing
Aku suka sekali bagaimana orangtuanya Soca menerima kritikan. Dengan begitu, Soca jadi merasa terbuka. Ini penting banget untuk proses dia tumbuh menjadi dewasa. Hmm andai semua orangtua, termasuk saya, bisa seperti ini.
Bener2 buku yg menarik
Aku, Meps, dan Beps ini. Novel bertema keluarga karangan Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo ini pernah aku baca sinopsisnya Juga..
pernah dijadiin untuk bacaan parenting keluarga klo dulu.. beruntung nih mba klo anak2 suka baca buku ini
Cobalah nanti di gugling buku ini kayaknya menarik dan aku pun suka ulasanmu mak. Sepakatlah kita harus terus belajar jadi orang tua. Meski anak banyak gak bisa dihadapi dengan cara yang sama. Mereka beda
penasaran deh sama buunya hanya 89 halaman tapi beberapa kutipannya yang ditulis di sini nampol banget salah satunya tidak perlu jd ortu sempurna yah yang penting bisa tinggalkan kenangan baik untuk anak noted pisannn
Buku yang pasti bisa jadi pilihan bacaan untuk anak-anak ya, mbak.
Keluarga Soca ini kok jadi mengingatkan aku tentang keluarga Cemara itu. Seru juga nih cerita dengan Meps dan Beps yang tetap hidup dalam kesederhanaan.
sederhana tapi dalam ya mak
bukunya lucuuuuu ya ilustrasinya
aku suka deg2an baca buku parenting maaak walau dikemas lucu novel begini
karena kita ga tau jodohnya sama suami sampai kapan *eh
Terkadang buku-buku seperti ini mengandung pola didik yang baik yang tidak sengaja banyak ilmu yang terpendam di sana.
Simpel, sederhana, dan memang tidak ada di dunia yang sempurna ya, mba. Bahagia datang dari beberapa hal yang kita terima karena tidak sempurna. Bukunya apik buat hadiah sahabat atau keluarga
Kayaknya bukunya seru nih, ini buku lama ya Mbak? Pengen beli buat anakku…