“Bukan pulang, kalau belum, menyambangi Telaga Sarangan”
Sumber : wisatanesia.co |
Telaga Sarangan merupakan sebuah ikon wisata dari Kota Magetan. Kota kecil di sebelah timur Surakarta, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar. Telaga Sarangan yang juga dikenal dengan sebutan Telaga Pasir. Konon, menurut legenda, asal usul Telaga Sarangan ini dikarenakan ulah sepasang suami istri. Yaitu, Kyai dan Nyai Pasir.Telaga Sarangan merupakan telaga alami yang berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, dan terletak di lereng Gunung Lawu, Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan. Ibarat mutiara, Telaga Sarangan tersimpan dalam cangkang kerang. Jauh dari pusat Kota Magetan, dan cenderung lebih dekat dengan wilayah Jawa Tengah. Area Telaga Sarangan, memiliki luas sekitar 30 hektare dan kedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 15 sampai dengan 20 derajat celcius, bisa dibilang sejuk di kala siang, dan dingin saat malam menjelang.
Sebagai obyek wisata andalan di Kota Magetan, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu wisatawan setiap tahunnya. Pada saat libur panjang, libur hari besar dan nasional, weekend, atau pada saat Festival Larung Sesaji. Telaga Sarangan selalu dipenuhi dengan pengunjung yang sekedar singgah dan menikmati panoramanya. Atau, menginap dan menghabiskan malam serta menyambut matahari paginya.
Sumber : wisatanesia.co |
Buat saya yang lahir dan dibesarkan di Magetan. Rasanya bukan pulang, kalau belum menyambangi Sarangan. Pesona hutan alami nan hijau, seolah membingkai danau dengan airnya yang jernih. Kesejukan dan kesegaran udara pegunungan, yang hampir mustahil untuk saya rasakan di ibukota. Kerap mendatangkan rasa rindu. Bukan hanya untuk memanjakan raga dengan ketenangannya. Namun juga memberikan makanan bagi otak, dengan suplai oksigen berlimpah, yang masih murni tanpa kontaminasi polusi industri.
Seiring perkembangan sektor bisnis pariwisata di Kota Magetan, fasilitas akomodasi di Sarangan pun terimbas cukup besar. Puluhan rumah makan dan hotel dengan berbagai fasilitas dan range harga. Telah berdiri, berjajar di sepanjang area wisata. Bahkan, untuk pemesanan pada hari-hari tertentu atau peak season. Reservasi harus dilakukan semenjak jauh hari dengan harga yang lumayan fantastis. Hal ini sungguh menggembirakan, karena secara langsung membawa dampak positif bagi perekonomian rakyat, dan pendapatan daerah tentunya.
Disamping itu, perkembangan Telaga Saragan sebagai andalan wisata utama di Magetan. Telah memberikan sumbangsih besar dengan semakin terdorongnya UKM di bidang kerajinan kulit, jajanan khas Magetan, kerajinan batik tulis, dan usaha kuliner khas Magetan lainnya. Untuk terus bertumbuh dan berinovasi.
Penduduk setempat pun semakin berani untuk mulai menginvestasikan uangnya dalam bentuk modal usaha. Sehingga, iklim usaha kian menggeliat. Suatu saat, julukan Magetan sebagai “kota pensiunan”, atau “kota PNS”, mungkin akan segera berubah. Semoga!