Salah satu kekhawatiran ibu menysui saat menjalankan ibadahpuasa adalah menyusutnya pasokan ASI untuk buah hati tercinta. Apalagi, jika sikecil berusia kurang dari 6 bulan, sehingga kebutuhan ASI masih penuh tanpasupport dari MPASI sebagai tambahan.
Rupanya, kekhawatiran serupa sedang dialami seorang Temanyang masih menyusui bayinya yang baru berusia 3 bulan. Menurut cerita teman saya ini,kebutuhan ASI bayi laki-lakinya lumayan banyak. Dalam satu hari, frekuensimenyusunya bisa lebih dari 15 kali. Wajar jikaakhirnya Teman saya merasa khawatir si kecil bakal kurang asupan karena pasokan ASIibunya menurun selama puasa.
Permasalahan inilah yang pada akhirnya menghubungkan kamidalam sebuah obrolan mengenai tips menjaga ASI tetap lancar selama berpuasa. Sayasendiri yang telah melalui 4 kali ramadan sebagai busui, sempat mengalamikekhawatiran serupa saat menyusui anak kedua. Hal ini lebih dikarenakanpengalaman gagal saat menyusui anak mbarep yang terus membekas dalam ingatan saya.
Memang benar Islam telah memberikan keringanan bagi ibumenyusui dalam hal menjalankan ibadah puasa. Sepetti halnya keringanan yangdiberikan pada ibu hamil atau orang yang sedang sakit. Tapi, mengingat begituistimewanya bulan suci ini. Sebagian besar ibu tetap berusaha menjalankanibadah puasa meskipun pada masa-masa menyusui balita.
Menurut sharing ringan bersama beberapa teman sesama busui, juga pengalaman sayasendiri saat menyusui anak kedua. Sebenarnya bukan hal yang mustahil saatseorang ibu tetap berpuasa meskipun sedang menyusui anaknya. Sudah banyakteman-teman saya yang berhasil, bahkan bayi-bayi mereka pun tidak mengalamigangguan apapun selama masa-masa itu.
Tapi balik lagi ya, kondisi setiap ibu dan bayi tidak bisadisamakan. Sehingga, keberhasilan seorang ibu tidak perlu dijadikan patokanketika Temans berniat menjalankan rencana serupa. Pahami dulu kondisi ibu danbalita, baru kemudian buatlah keputusan yang seharusnya juga tidak perlu terlalukaku selama menjalankannya.
Melalui 4 kali ramadan sebagai busui tentu saja banyak sukadukanya. Masa-masa bersma Najwa bisa dibilang jauh lebih berat ketimbang 42bulan berikutnya mengawali puasa bersama Najib. Selain masalah volume ASI yang memang agak seret sejak awalmenyusui. Faktor emosi dan kesiapan diri sebagai busui turut menentukanberhasil atau tidaknya.
Hal inilah yang kemudian mengajarkan saya bahwa padadasarnya semua ibu BISA. Hanya saja, faktor masalah yang berbeda, tapi seringkali penanganannya disamaratakan. Sehingga bukan solusi yang didapat, tapiperasaan tidak mampu karena merasa telah mencoba berbagai cara namun takkunjung ada hasilnya.
Pada beberapa kasus, seperti juga yang saya alami bersamaNajwa. Kondisi anak yang menjadi lebih rewel daripada biasanya seolahmeng-aminkan pendapat bahwa kualitas ASI selama puasa menjadi kurang prima.Begitu pun angka kecukupannya dianggap kurang, sehingga si kecil menjadi rewelkarena lapar.
Berdasarkan pengalaman tersebut, ada baiknya mencari tahu dulupenyebab anak menjadi lebih rewel dari biasanya. Bukan langsung men-judge ada masalah dengan ASI ibunya. Karena secara tidak langsung, judge yangdialamatkan bagi seorang ibu sangat memengaruhi kondisi psikisnya. Nah, justrupada kondisi psikis yang tidak stabil inilah gangguan pada ASI bisa denganmudah terjadi.
Berbekal cerita drama kurang berhasil dalam puasa dan menyusuianak pertama. Saya pun gencar memelajari beberapa tips sukses memberi ASI padasaat puasa. Bekal inilah yang akhirnya sangat membantu saat harus menjadi busuipada tahun ketiga ramadan, bersama anak kedua.
Selain telah menemukan tips-tipsnya, saya merasa lebihringan saat menyusui anak kedua karena dari segi usia bayi juga lebih tuaketimbang semasa ramadan dengan anak pertama. Dan lagi pasokan ASI saat melahirkananak kedua memang jauh lebih lancar dibandingkan saat menyusui Najwa.
Berbagai tips agar ASI tetap lancar selama puasa sebenarnya sudah banyak dipostingdi berbagai media online, baik blog maupun portal berita khusus wanita. Tapinggak pa pa lah ya, akan saya tulis ulang berdasarkan pengalaman yang telahsaya lakukan sebagai ibu yang pernah mengalami gagal sekaligus berhasilmenjadi busui selama ramadan.
Memastikan Kondisi Psikis Ibu Stabil
Sumber gambar : Pixabay |
Temans pasti sudah sering mendengar, bahwa kondisi psikisseorang ibu sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI pada bayinya. Danmenurut saya sih, super bener banget statement ini. Karena apapaun yang kitalakukan dengan hati bahagia pasti berujung maksimal hasilnya.
Dalam hal memberi ASI, rasa senang atau bahagia pada seorangibu dapat memicu produksi hormon oksitosin. Hormon yang biasa disebut “hormon cinta”ini dapat merangsang keluarnya ASI, yang sebelumnya telah dirangsang produksinyaoleh hormon prolaktin.
Temans bisa mengamati cara kerja oksitosin pada saat bayimengisap payudara kita. Payudara yang mengerut seperti diperas, menunjukkan ASIyang telah diproduksi mulai mengalir dari pabrik susu menuju gudangnya. Kedua hormon ini, baik oksitosin maupun prolaktin salingmendukung satu sama lain untuk dapat menjaga pasokan ASI tetap lancar selamapuasa. Dan, untuk memastikan keduanya bekerja secara maksimal, maka kondisipsikis ibu harus stabil bahkan usahakan selalu bahagia.
Baca juga : Lika-liku Menyapih Anak
Konsumsi Sayur, Buah dan Protein dalam Jumlah Cukup
Sumber gambar : Pixabay |
Banyak yang mengatakan bahwa sugesti dari ibu sangatmenentukan banyak sedikitnya ASI yang dihasilkan. Hal ini juga berlaku untukjenis-jenis makanan yang dikonsumsi selama menjadi busui. Maksudnya, makan apasaja asal sugesti kita oke, ya hasilnya bakalan oke.
Nggak salah juga sih, karena sudah banyak yangmembuktikannya. Tapi, buat saya pribadi jenis makanan seperti sayur , buah danprotein baik hewani maupun nabati sangat membantu menjaga pasokan dan kualitasASI. Justru yang saya rasakan, konsumsi karbohidrat dalam jumlah besar tidak terlalu memberi efek yangsignifikan.
Konsumsi Air Putih Jangan Sampai Kurang dari 3 Liter perHari
Sumber gambar: Pixabay |
Meskipun bulan puasa, konsumsi air putih harus tetap dijaga ya.Usahakan selalu mendahulukan air putih ketimbang minuman manis lainnya. KolakPisang atau Es Buah memang segar dan menimbulkan efek senang saat berbuka. Tapijangan sampai konsumsinya berlebihan sehingga tidak menyisakan ruang utnuk airputihnya.
Temans bisa mengkalkulasi sendiri manajemen air putih yangsesuai dengan kondisi tubuhnya. Kalau saya, 1 liter pertama saya konsumsi mulaidari berbuka hingga selesai waktu magrib. 1 liter lagi mulai isya hinggamenjelang tidur. Nah, sisa 1 liter mulai sebelum sahur hingga imsak.
Konsumsi ASI Booster jika Dirasa Perlu
Sumber gambar: Pixabay |
Kalau sekarang jauh lebih mudah menemukan ASI Booster karena sudah banyak dijual dalam bentuk kemasan, baik di apotik maupun toko perlengkapan bayi. Tapi, kalausaya sendiri sudah merasa cocok dengan Susu Kedelai tawar booster ASInya. Kebetulan kami punyalangganan tukang Susu Kedelai yang bener-bener masih fresh saat diantar. Masihhangat dan belum ditambahkan perasa apapun di dalamnya.
Mungkin faktor sugesti juga ya, saya ngerasa payudara selalupenuh saat mengonsumsi Susu Kedelai pada waktu makan sahur atau menjelangtidur. Kelenjar ASI pun terasa kencang hingga menyembur saat disusukan pada sikecil.
Temans boleh tentukan sendiri booster ASI yang dirasa cocokuntuk dirinya. Itupun hanya jika Temans merasa perlu untuk menjaga pasokan ASItetap lancar.
Istirahat Cukup
Sumber gambar : Family Share |
Yang namanya ramadan nih, memang biasanya waktu istirahatkita jadi berkurang. Selain karena harus bangun pagi untuk mempersiapkan sahur.Rasanya sayang juga ya kalau tidak memanfaatkan bulan ini untuk memperbanyakibadah sunah.
Tapi tetep ya, haruspandai-pandai atur waktu agar tidak sampai kekurangan jatah istirahat. Meskipun ramadan, kegiatan sehari-hari sebagai ibu pastinya tidak berkurang, kan? Tapi justrumalah bertambah. Untuk itu, manajemen waktu istirahat harus diatur sedemikianrupa.
Dulu, waktu masih bekerja, saya selalu sempatkan sekitar 30menit berdiam diri di mushola kantor. Ya, meskipun nggak benar-benar tidur.Setidaknya saya memiliki cukup waktu untuk menenangkan pikiran danmengistirahatkan mata.
Begitu jadi ibu rumah tangga, saya selalu mengambil jatahtidur siang bersama si kecil. Meskipun hanya 30 menit juga, tapi lumayanlah.Karena sisa waktu selama si kecil tertidur harus saya manfaatkan untuk beberesdan melakukan pekerjaan rumah lainnya.
Baca juga : Najib dan Tumbuh Kembangnya setelah Disapih
Pada dasarnya sih, untuk urusan capek baik IRT maupun ibubekerja sama saja. Hanya faktor kebebasan waktu yang membedakan. Toh, dimanapun tempatnya semua ibu pada akhirnya menjadi ibu bekerja, kok. Hehehe …
Selama menyusui anak kedua saya termasuk rajin mempraktikkantips-tips di atas. Dari segi hasil memang jauh berbeda dengan anak pertama.Selain ASI lancar puasa pun bisa jalan barengan sama seluruh kegiatan momong 2bocah dan beresin printilan di rumah.
Nah, buat teman-teman yang masih galau dengan ASInya,apalagi sekarang sudah menjelang akhir 10 hari pertama. Yuk, buang dulugalaunya! Setelah itu, cobain deh tips sederhana dari saya. Ya, barangkali adayang cucok gitu kan jadi seneng juga sayanya. Hihi … Meskipun bukan the expertdalam hal perASIan, pernah gagal juga, tapi saya dukung banget buat Temans yangterus berjuang untuk mengASI sambil berpuasa.
Happy breastfeeding , Temans!
Alhamdulillah selalu lancar ya ASINya. Saya jadi ingat ketika anak bayi, saya pasti dalam keadaan puasa, ASI tetap lancar. Jadinya saya pun berpuasa.