Masih awal bulan, apalagi mendekati weekend. Boleh ya, sesekali ngomongin soal belanja bulanan? Kesempatan nih, jalan-jalan akhir pekan kali ini rencananya mau saya manfaatkan untuk pergi berbelanja bulanan. Berhubung suami lagi ke luar kota, jadi saya sama anak-anak cari alternatif kegiatan di deket-deket rumah saja. Maka kami merencanakan pergi ke supermarket dekat rumah.
Sebenarnya belanja bulanan ke supermarket bukan merupakan rutinitas wajib bagi saya. Biasanya, saya hanya melakukannya jika butuh saja. Misal saat semua persediaan bulanan benar-benar habis dan tidak dapat kami penuhi dengan berbelanja di pasar atau toko sembako di dekat rumah. Atau, jika kami merencanakan pergi ke pusat-pusat perbelanjaan untuk mencari produk yang hanya tersedia di sana. Misalnya, membeli sepatu atau perlengkapan kerja suami. Barulah dalam kondisi seperti itu, saya sekaligus membuat perencanaan berbelanja di supermarket atau swalayan.
Nah, ngomongin soal belanja, saya sebenarnya termasuk yang “miskin iman” menghadapi serangan “barang lucu” dan diskon di pusat-pusat perbelanjaan. Kalau dituruti, saya bisa membeli stationary atau peralatan dapur yang sebenarnya nggak penting-penting amat hanya karena alasan lucu *tutupmuka. Belum lagi kalau ketemu material crafting atau paper wrap yang unik. Dompet musti dikekepin bener biar nggak salah alamat. Hehehe …
Karena sangat memahami gaya belanja dan godaan yang mungkin mengacaukan cash flow rumah tangga. Maka mulailah saya membekali diri dengan beberapa tips menyangkut belanja bulanan. Ya, biarpun belanja ke supermarketnya jarang-jarang, tapi tips ini lumayan bermanfaat juga saat saya terapkan untuk berbelanja di pasar, toko sembako dekat rumah atau mini market sejuta umat macam alfamart atau indomaret. Nah, langsung kepoin satu-persatu aja, ya.
7 Tips Hemat Belanja Bulanan ala BukNaj
1. Buat catatan kebutuhan bulanan
Saya yakin teman-teman sudah lebih dulu melakukan tips no. 1 ini. Ya, saya memang termasuk orang yang tidak terlalu detil dan malas mencatat. Jadi, selama ini kebutuhan bulanan hanya saya ingat-ingat saja. Mana yang butuh, mana yang habis, mana yang nggak perlu beli lagi. Semua hanya ada dalam memori otak saja. Dan, cara ini sungguh sangat tidak efektif. Karena keterbatasan saya dalam mengingat banyak hal dalam waktu yang bersamaan, tentu saja beberapa hal sering terlewat atau terjadi salah informasi.
Akhirnya mulailah saya berbenah. Setiap bulan saya buat catatan kebutuhan bulanan. Dari situ saya bisa cek mana yang masih ada stock, mana yang habis, mana yang perlu ditambah (means. saya akan beli dalam kemasan kecil), mana yang hanya butuh refill, dan lain sebagainya.
Bermodal catatan tersebut, terasa banget belanja bulanan menjadi lebih efisien dan tidak berlebihan. Karena semua jadi lebih terukur dan dibeli dalam takaran yang “pas” dengan kebutuhan keluarga kecil kami.
2. Membeli dalam kemasan besar atau cukup sampai tiba waktu belanja lagi
Memang tidak semua produk saya beli dalam kemasan besar. Misalnya sabun cair atau shampoo. Alasan saya karena anak-anak lebih boros jika disediakan kemasan yang besar. Mereka tahunya banyak, jadi suka dimain-mainin. Begitu pula untuk lotion badan, saya kurang suka membeli kemasan besar, dengan alasan lebih suka habis pakai dalam waktu sebulan kemudian beli lagi yang baru. Jadi tidak terlalu lama dalam kondisi buka tutup.
Khusus untuk produk seperti pasta gigi, deterjen, cairan pembersih lantai, pengharum cucian, diapers dan susu, saya lebih memilih kemasan besar. Karena memang jauh lebih murah ketimbang kemasan yang kecil. Pembelian produk dalam kemasan besar juga memperkecil peluang bolak-balik ke mini market untuk menambal kebutuhan yang habis di tengah bulan. Biasanya, acara bolak-balik ini turut menyumbang banyak pengeluaran di luar budget belanja bulanan. Kalau dihitung-hitung, jumlahnya lumayan juga buat ditabung.
3. Menggunakan uang cash untuk pembayaran
Kebetulan saya dan suami memang tidak memiliki kartu kredit. Dan belum memiliki niatan untuk mengajukan aplikasi, meskipun sudah puluhan yang menawarkan. Cara ini kami anggap sebagai salah satu bentuk penghematan dan perencanaan keuangan yang lebih riil.
Sejauh ini, uang cash tetap menjadi alat pembayaran yang utama. Meskipun, dalam kondisi tertentu penggunaan debit ATM juga kerap dilakukan.
Nah, pembayaran dengan uang cash ternyata sangat mendukung program penghematan. Mengapa? Karena pengeluaran kita jadi lebih terkontrol. Beda ketika berniat membayar dengan debit misalnya, belanja jauh lebih tidak terkontrol karena tidak memiliki acuan uang yang ada di tangan. jadi keterusan, dech. Apa saja masuk ke keranjang belanjaan.
4. Memanfaatkan voucher belanja
Voucher belanja juga lumayan membantu membatasi pengeluaran . Dengan begitu saya akan membuat perkiraan harga dan menomor satukan produk yang benar-benar dibutuhkan, sehingga total pembelanjaan tidak melampaui voucher yang dimiliki.
5. Memanfaatkan promo
Beberapa produk biasanya rajin mengeluarkan promo beli 1 gratis 1, atau beli 2 gratis produk lain. Saya tidak akan melewatkan kesempatan ini, terlebih jika produk yang ditawarkan memang biasa saya gunakan dan benar-benar dibutuhkan. Jika bukan produk yang biasa digunakan atau tidak benar-benar butuh, ya saya akan lewati begitu saja.
6. Mengutamakan kebutuhan pokok rumah tangga
Biasanya nih, yang namanya belanja di supermarket pasti sekalian window shoping. Boleh dong, asal tidak sampai salah fokus. Untuk itu, utamakan memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga. Nah, selebihnya silakan melihat-lihat. Cara ini sering saya lakukan terutama untuk melihat harga produk yang saya inginkan. Sehingga bisa membuat perencanaan saat ingin membelinya pada kesempatan berbelanja yang lain.
7. Tidak mudah tergiur diskon
Lain halnya dengan promo, untuk tawaran produk diskon biasanya saya lebih selektif. Selain memperhitungkan urgensinya, saya akan hitung ulang apakah harga diskon tersebut jatuhnya benar-benar ekonomis atau hanya terpaut sekian rupiah dari harga normal. Karena beberapa produk cenderung mensyaratkan jumlah pembelian atau menaikkan harga jual sebelum memberikan diskon atau potongan harga.
Nah, kurang lebih 7 tips di atas yang biasa saya lakukan untuk menghemat belanja bulanan. Teman-teman juga pasti punya jurus jitunya bukan? Share, yuk!