Tak terasa bulan ini anak-anak memasuki bulan kedua PJJ online di tahun ajaran 2020/2021. Tidak sedikit orangtua yang mengeluhkan beratnya menjalani hari-hari mendampingi pembelajaran jarak jauh anak. Terlebih bagi mereka yang masih memiliki anak balita, memiliki lebih dari 2 orang anak usia sekolah, juga orangtua yang keduanya bekerja di luar rumah.
Meskipun PJJ online ini bukan hal yang baru karena tiga bulan sebelumnya seluruh pelajar di Indonesia telah menjalani pembelajaran daring—yang awalnya lebih dikenal dengan School from home—tetapi, entah mengapa saya merasakan keluhan orangtua semakin meningkat pada tahun ajaran ini.
Kebetulan tahun ini saya membantu Ketua Korlas di kelas Najwa, sehingga bisa merasakan langsung bagaimana kami harus memutar otak, mencari solusi yang tidak memberatkan sekolah sekaligus orangtua. Tak jarang kami pun harus mencari cara untuk meredam keluhan demi keluhan yang saban hari ramai diperbincangkan di WAG kelas.
Ya, biasanya keluhan satu orang dengan cepat menular pada yang lainnya. Apalagi bagi mereka yang mudah “terpancing”. Kadang tugas yang sebenarnya bisa disederhanakan bisa jadi “ramai” di WAG. Bersyukur Ketua Korlas Najwa sangat selow dan bijaksana, sehingga ada saja idenya membuat suasana kelas kembali tenang.
Berbagai KeluhanTerkait Pembelajaran Jarak Jauh
Saya akui mendampingi pembelajaran jarak jauh memang bukan hal yang mudah. Maka tak heran, banyak keluhan terkait PJJ online—yang mungkin akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan. Beberapa di antara keluhan-keluhan tersebut, di antaranya:
1.Tidak semua orangtua bisa menggantikan peran guru
Tidak semua sekolah memfasilitasi siswanya dengan tatap muka online. Contohnya di sekolah Najwa, di mana murid-murid hanya mendapatkan video pembelajaran berikut tugas. Sehingga, mau tak mau orangtualah yang bertugas menjelaskan pada anak.
Masalahnya, tidak semua orangtua bisa menggantikan peran guru untuk menyampaikan materi kepada anak. Urusan mengajar memang beda dengan mendidik. Dalam mendidik biasanya prosesnya sangat alamiah. Namun berbeda dengan mengajar (memberikan pelajaran) diperlukan keterampilan khusus yang bisa jadi tidak dikuasai setiap orang.
2. Tidak semua orangtua dapat mendampingi pembelajaran jarak jauh
Di samping itu, tidak semua orangtua dapat mendampingi Pembelajaran Jarak Jauh dikarenakan tanggung jawab lain, seperti pekerjaan. Ya, urusan pendidikan anak memang penting. Namun di masa sulit seperti ini, Teman-teman pasti setuju bahwa perekonomian keluarga juga harus diselamatkan. Benar, bukan?
3. Kebutuhan kuota setara dengan kebutuhan pangan.
Saat ini kuota tidak kalah penting dibandingkan sembako. Kalau nggak ada sembako deg-degan karena nggak bisa makan. Maka tak ada kuota rasanya hampir sama. Bisa deg-degan karena tidak bisa setor tugas.
Permasalahan-permasalahan di atas seringkali memancing keluh-kesah di grup WA. Sebenarnya saya pun menghadapi masalah serupa, tetapi sudah habis energi saya untuk berkeluh kesah. Sekarang ini saya cenderung lebih “nrimo” dan menjalani saja tanggung jawab sebagai orangtua. Berikut beberapa tips mendampingi pembelajaran jarak jauh yang mungkin bisa diterapkan di rumah Teman-teman:
Tips Mendampingi Pembelajaran Jarak Jauh
-
Bagi tugas dengan pasangan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar anak mendapatkan pendampingan dari seorang ibu selama sekolah daring berlangsung. Hal ini dikarenakan ayah harus bekerja di luar rumah pada jam-jam belajar online berlangsung sehingga kecil kemungkinan dapat mendampingi anak.
Namun, hal tersebut tidak lantas menjadi alasan bagi seorang ayah untuk menyerahkan urusan pendidikan anak kepada ibu. Cobalah membuat pembagian tugas dengan pasangan. Memang bukan hal yang mudah namun setiap keluarga tentunya dapat berdiskusi untuk mencari solusi yang saling meringankan.
-
Buat jadwal kegiatan anak
Belajar di rumah bukan berarti anak-anak bebas semaunya. Meskipun tidak seketat jadwal belajar di sekolah, namun ada baiknya anak-anak memiliki jadwal kegiatan mulai pagi hingga malam tiba.
Saya sendiri telah membuat jadwal kegiatan sehari-hari baik untuk Najib maupun Najwa. Jadwal kegiatannya pun saya bagi menjadi dua, yaitu jadwal sehari-hari yang meliputi kegiatan dari bangun hingga tidur kembali. Dan jadwal khusus yang meliputi kegiatan tertentu. Misalnya, kursus Bahasa Inggris seminggu 2 kali dan hafalan surat pendek 3 kali dalam seminggu.
-
Bijak menggunakan kuota
Jika di rumah tidak menggunakan wifi dengan kuota unlimited, maka tahan-tahan dulu maraton nonton drakor-nya biar pelajaran anak-anak lancar tanpa kendala.
-
Memaksimalkan berbagai situs pendidikan
Berbagai situs dan aplikasi pendidikan online bisa dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan anak terkait materi yang sedang dipelajari. Saya sendiri sering menggunakan aplikasi “Sekolahmu” untuk menunjang materi dari guru dan buku pelajaran.
Salah satu tantangan terbesar selama mendampingi Pembelajaran Jarak Jauh adalah bagaimana menahan diri untuk tidak menuntaskan tugas anak. Ingat, tugas orangtua hanya mendampingi, bukan menuntaskan. Biarkan anak-anak belajar dan menyelesaikan materi sesuai kemampuan mereka. Sedangkan orangtua hanya membantu menjelaskan materi kepada anak dan menyediakan fasilitas.
-
Memanfaatkan free printable online
Free printable online sangat bermanfaat untuk pendalaman materi dari sekolah dan sebagai variasi dari soal-soal dari buku pelajaran. Selain itu, banyak sekali jenis free printable online untuk anak usia dini sehingga orangtua tidak sampai kehabisan bahan ajar.
-
Jaga komunikasi dengan guru
Tidak bertemu bukan berarti tidak berkomunikasi dengan guru di sekolah anak-anak. Usahakan tetap berkomunikasi meskipun melalui chat WA. Tanyakan kabarnya dan jika memungkinkan tawarkan bantuan untuk kelancaran bersama. Selain itu, luangkan waktu untuk melakukan sharing terkait perkembangan anak sehingga guru mengetahui kondisi murid sebenarnya.
-
Mengenali pemicu stres
PJJ online mungkin masih berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Bahkan bisa jadi hingga akhir tahun ajaran 2020/2021. Wew, masih lama, Cyin! Harus sabar, sehat waras agar semua selamat.
Untuk itu, usahakan meminimalisir permasalahan-permasalahan selama mendampingi PJJ online. Jangan terlalu kaku dan tak perlu menuntut anak-anak mendapatkan hasil sempurna karena situasi ini sebenarnya juga tidak mudah bagi mereka. Kenali dan hindari hal-hal yang bisa memicu stres. Misalnya seperti memiliki ekspektasi terlalu tinggi terhadap hasil belajar anak.
Kalau boleh jujur ya, situasi PJJ online ini sebenarnya memang sangat berat, jenuh dan melelahkan secara psikis. Tapi, sepertinya cara ini masih lumayan efektif untuk menekan penyebaran Covid-19, jadi terima saja. Jalani dengan bahagia, inhale exhale. Tetap bersyukur karena kita masih sehat dan memiliki kesempatan untuk mendampingi pembelajaran jarak jauh anak. Semangat!
Anak saya homeschooling, belajar daring sudah terbiasa, tapi baca berita beberapa minggu ini tentang kerepotan yang dialami keluarga kasihan juga. Saya pikir semua pihak harus saling kerjasama tanpa terus mengeluh dan menyalahkan. Semoga Covid-19 ini cepat berakhir
Satu hal yang saya lakukan saat mendampingi anak dalam pembelajaran jarak jauh yaitu selalu koordinasi dengan guru dan satu lagi, buat jadwal kegiatan anak