Cryptocurrency di Indonesia dianggap tidak ramah lingkungan sebelum kehadiran Token aha.
Kehadiran mata uang crypto yang kini menjadi primadona baru bagi dunia investasi telah menghadirkan polemik bagi lingkungan. Cryptocurency disebut-sebut tidak ramah lingkungan karena kegiatan menambang crypto dianggap membutuhkan sumber energi dalam jumlah besar. Terutama sumber energi listrik dengan bahan bakar batu bara.
Elon Musk pemilik Tesla dikabarkan juga telah menangguhkan pembelian bitcoin karena mempertimbangkan tentang besarnya jumlah energi yang digunakan dalam proses penambangan mata uang digital tersebut. Baik bitcoin maupun etherum, keduanya diketahui menggunakan energi dalam jumlah besar. Sebanding dengan jumah energi yang dikonsumsi sebuah negara sedang setiap tahunnya.
Menurut salah satu sumber, disebutkan bahwa memang tidak ada batas perhitungan secara komputatif mengenai daya yang dibutuhkan untuk menambang bitcoin. Sehingga, semakin berharga nilai sebuah bitcoin maka semakin besar pula jumlah energi yang digunakan untuk menambang.
Tentang Token aha: Token Kripto Eco Friendly Asli dari Indonesia
Itu sebabnya, belakangan ini banyak bermunculan mata uang digital baru yang menemukan cara untuk mengamankan transaksi mereka. Salah satu metode yang kini digunakan adalah proof-of-stake yaitu membatasi jumlah partisipasi hanya bagi mereka yang memiliki saham.
Di Indonesia sendiri telah hadir Token aha yang mengusung misi pengurangan emisi karbon. Secara resmi Token aha telah diluncurkan pada Desember 2021 yang lalu. Token dengan nama Anagata dan memiliki simbol aha ini kemudian diperkenalkan dengan sebutan Token aha.
Token aha adalah token yang didasarkan pada teknologi Biance Smart Chain (BSC). Token ini mengklaim produknya aman, terjamin, dan dapat memberikan hasil bagi para pemegangnya.
Anagata sendiri digawangi oleh 4 orang yang menyebut diri mereka “Anagata Project Team”. Keempat orang tersebut adalah Aswin Regawa (CEO), Aditya Rahadyan (CTO), Tedy S Wintoko (CFOO), dan Agustinus Prajaka (Advisor).
Keempatnya memiliki pengalaman di bidang masing-masing dan saling melengkapi dalam untuk proyek Token aha. Yang pertama, Aswin Regawa yang memiliki pengalaman selama 21 tahun di bidang marketing dan branding. Juga pernah menjadi Former Country Sales Manager untuk Facebook. Aditya Rahadyan yang seorang full time crypto dan blockchain. Tedy S. Wintoko dengan pengalaman 15 tahun di bidang perbankan dan industri keuangan, Sedangkan Agustinus Prajaka adalah seorang Ph.D di bidang Capital Market Law.
Visi dan Misi Token aha
Menyadari besarnya dampak negatif dari penambangan cryptocurrency dan global warming terhadap lingkungan, yang dapat menurunkan angka PDB dunia sebesar 18% (yang artinya lebih besar dari penurunan PDB dunia akibat krisis pandemi global). Token aha memiliki harapan untuk menjadi token terbesar dan terpercaya dari Indonesia yang berperan dalam pengurangan emisi karbon melalui kolaborasi dalam proyek hijau.
Dikutip melalui Whitepaper Anagata, bahwa proyek solar PV dan Carbon Trade Platform akan menjadi fokus utama Token aha sekaligus sebagai proyek dasar. Posisi Indonesia yang terletak di bawah garis khatulistiwa dianggap sangat menguntungkan dan berpotensi menghasilkan 207 GW (Giga watt) dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Token aha akan memberikan hadiah bagi masyarakat yang memiliki cara pola pikir sejalan dengan program penyelamatan bumi. Anagata akan memberikan penghargaan berupa Token aha bagi masyarakat yang berkontribusi mengurangi jejak karbon.
Masyarakat akan terlibat dalam gamifikasi dalam bentuk solusi praktikal yang menghasilkan penanaman pohon di dunia nyata. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat dalam upaya pengurangan emisi karbon.
Di samping itu token aha juga akan merambah NFT dengan melibatkan komunitas dan orang-orang yang memiliki pola pikir go green.
Kelebihan Token AHA
Selain memiliki komitmen tinggi terhadap proyek energi hijau dan pengurangan emisi karbon, Token AHA memiliki beberapa kelebihan yang patut dijadikan pertimbangan bagi para Cryptocurrency Enthusiast.
- Tanpa fluktuasi blockchain
Anagata Token diperjualbelikan dengan token dan koin yang stabil dengan harga yang tidak terlalu fluktuatif.
- Minim biaya transaksi
Biaya untuk setiap transaksi hanya 6% dengan pembagian 3% untuk refleksi pada pemegang lain, 2% untuk dana amal, 1% untuk pemeliharaan sistem.
- Identitas terlindungi
Setiap transaksi di Token AHA akan dirahasiakan karena terhubung dengan sistem yang terdesentralisasi.
- Sistem pengoperasian instan.
Transaksi Token AHA mudah, murah, dan aman bagi pengguna. Platformnya pun user friendly dan sangat menarik.
Kegunaan Anagata Token
Anagata Token juga merupakan ekosistem token yang akan digunakan sebagai produk investasi, token transaksi dan untuk donasi.
Untuk program investasinya sendiri, Anagata fokus pada; Investment for Green Initiative, Green Energy Project, Green Sustainable Project, Green Social Project.
Untuk transaksi, Token AHA dapat digunakan dalam transaksi perdagangan karbon dan gamifikasi. Sedangkan program donasi berwujud Network Donation Poling.
Token aha Mendukung Proyek Energi Hijau
Dimulai dari Indonesia, Anagata akan mendukung green project di seluruh dunia dengan program ekonomi berkelanjutan di masa depan. Dalam 5 tahun ke depan yaitu hingga 2025, Alam Hijau Anagata (AHA) akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan sehingga fokus mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23%, sesuai target yang dicanangkan pemerintah.
Token AHA akan berkomitmen dan berpartisipasi secara global dalam gerakan pengurangan CO2 yang berwujud dukungan pada pengembangan proyek energi hijau. Salah satu hal yang sangat penting dalam terwujudnya pengurangan emisi CO2 adalah ketersediaan energi hijau yang nantinya akan menggantikan penggunaan energi berbasis fosil.
Dalam rangka mendapatkan dukungan secara luas, dan dari berbagai pihak, Anagata akan melakukan edukasi pada masyarakat umum dan golongan pemuda mengenai kesadaraan akan pentingnya pengurangan emisi karbon. Selain itu program pemberdayaan juga masyarakat juga akan diarahkan pada perilaku yang dapat berkontribusi pada gerakan tersebut.
Kehadiran Token AHA menjadi angin segar di kalangan cryptocurrency enthusiast dan para pemerhati lingkungan. Keberadaan Token AHA diharapkan juga dapat memenuhi target pengurangan emisi karbon global, khususnya di Indonesia. Serta dapat mewujudkan perkembangan proyek energi hijau di masa depan.