Menebus Rindu pada Jogja dengan Sebungkus Nasi Angkringan

Jogja dan angkringan merupakan satu-kesatuan rindu yang sulit saya lupakan. Selama beberapa tahun menimba ilmu di sana, tempat makan yang satu ini memang paling sering saya kunjungi untuk memenuhi salah satu hajat hidup. Satu atau dua bungkus nasi kucing ditambah gorengan dan segelas es teh manis rasanya cukup menenangkan cacing-cacing di perut saya. Kalau sedang tanggal muda, ceker bacem atau kepala ayam bakar tak luput memeriahkan acara makan malam.

Setelah tinggal di Jakarta, saya dan keluarga masih sering mengunjungi warung angkringan secara berkala. Anak-anak paling tahu bahwa kedua orangtuanya gemar mengunjungi warung makan yang satu ini, sekedar untuk melepas rindu pada kampung halaman yang kedua. Selain itu, variasi menu warung angkringan di Jakarta semakin beragam. Enggak hanya gorengan, sate telur dan aneka bacem, beberapa angkringan bahkan menyediakan sate kikil, sate daging, sate kerang, sosis dan bakso bakar yang siap memanjakan lidah anak-anak.

Usaha warung angkringan di Jakarta tersebar di berbagai titik yang mudah ditemukan konsumennya. Warung angkringan memang tak lagi eksklusif di Jogja, namun telah merajai banyak daerah di Jawa. Beberapa warung angkringan juga telah bertransformasi menjadi Angkringan Modern yang menyerupai cafe bergaya tradisional, dengan menu-menu yang semakin variatif, dan tentunya tempat makan yang lebih nyaman.

Baca juga: Homestay Nyaman, Murah, Bersih di Jogja

Menurut pengamatan saya pribadi, beberapa usaha warung angkringan terlihat ramai bahkan sampai harus antri, namun tidak sedikit juga yang terlihat sepi peminat. Dari beberapa angkringan yang ramai tersebut, setidaknya ada 5 hal yang menurut pengamatan konsumen seperti saya memiliki daya tarik tersendiri, di antaranya:

5 Hal yang Membuat Usaha Warung Angkringan Ramai Pembeli

Variasi mneu angkringan jaman now

1. Lokasi strategis

Usaha angkringan memerlukan tempat yang strategi untuk membuka lapak. Tujuannya sudah pasti agar mudah dilihat dan mendatangkan banyak pengunjung.  Idealnya, lokasi angkringan berada di pinggir jalan sehingga ramai orang berlalu-lalang. Selain itu perlu juga diperhatikan lokasi yang ramai menjelang malam karena sebagian warung angkringan beroperasi pada malam hari.

Meskipun begitu, perlu diperhatikan bahwa lokasi yang dipilih juga sebaiknya aman karena pada malam hari risiko kejahatan sangat mungkin terjadi.

2. Lokasi yang nyaman

Selain aman, tentunya lokasi harus nyaman untuk konsumen. Meskipun konsep awal dari warung angkringan adalah kedai makanan yang dijajakan menggunakan gerobak kayu di suatu tempat, namun banyak juga angkringan yang menyediakan space khusus untuk lesehan dengan menggelar tikar, menyediakan area parkir meskipun tidak terlalu luas, bahkan menggunakan meja tambahan untuk menampung konsumen yang lebih banyak.

Selain itu, perlu juga diperhatikan soal penerangan. Ya, angkringan di tempat asalnya memang terkesan remang-remang karena memanfaatkan pencahayaan sederhana, namun ada baiknya menambahkan lampu penerangan untuk meningkatkan kenyamanan pembeli.

Selain itu, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang ditandai dengan new normal, banyak juga angkringan yang menyediakan air bersih dan sabun untuk mencuci tangan, membungkus sendok dengan plastik, juga menyediakan hand sanitizer.

Baca juga: Bakmi Kadin, Bakmi Legendaris Jogja

3. Menyediakan wifi

Banyak cara dilakukan pengusaha untuk menarik konsumen, salah satunya dengan menyediakan akses WIFI. Zaman now gitu, loh. Rasanya kurang asyik kalau nongkrong tanpa internet.

Nah, beberapa usaha warung angkringan yang ramai dikunjungi juga menyediakan fasilitas sejenis, sehingga pembeli betah berlama-lama dan tidak menutup kemungkinan untuk menambah makanan lagi dan lagi. Hal ini dikarenakan porsi makanan di angkringan biasanya tidak terlalu besar dengan harga yang sangat terjangkau. Jadi, mau nambah berapapun rasanya masih oke saja. Sesuai dengan isi kantong semua kalangan.

4. Menu yang variatif

tips memulai usaha warung angkringan

Seperti yang saya bilang tadi, menu angkringan zaman now semakin variatif dan siap memanjakan lidah siapa saja. Kalau perlu nih, harusnya warung angkringan itu memiliki menu khas di warungya, yang tidak bisa didapatkan di warung angkringan lain. Misalnya, jika di Jogja sebagian warung angkringan akan menyediakan gudeg sehingga khas Jogja. Atau bisa juga disiasati dengan menyediakan minuman khas ramuan warung tersebut, sehingga tidak bisa didapatkan di warung lain.

beberapa warung angkringan yang kami kunjungi—dan selalu ramai pembeli—memiliki cita rasa sambal yang khas, selain itu racikan wedang jahe dan teh manisnya pun berbeda dengan warung angkringan lainnya.

5. Selalu menjaga kebersihan

Meskipun mematok harga miring dan khas warung pinggir jalan, bukan lantas tidak menjaga kebersihan ya, namun justru harus mengutamakan kebersihan. Apalagi di musim pandemi seperti sekarang, orang-orang pasti lebih peduli dengan kebersihan.

Nah, menurut pengamatan saya, warung angkringan yang selalu ramai itu cenderung bersih dan menyediakan fasilitas kebersihan. Tempat sampah ada, sendok dan piring dicuci dan dilap bersih—beberapa angkringan bahkan membungkus sendoknya dengan plastik. Selain itu perlu juga untuk menyediakan plastik dan atau lap kain untuk menutup makanan, juga menyediakan tisu atau serbet khusus untuk mengelap perabot.

Intinya, yang namanya bisnis kuliner itu memang harus bersih karena berkaitan dengan apa yang dimasukkan ke dalam mulut dan perut konsumen. Jadi wajar jika tempat yang mengutamakan kebersihan selalu diminati banyak konsumen.

Ngomongin soal usaha warung angkringan, saya sendiri sebenarnya sangat berminat untuk memulai usaha serupa. Bisnis kuliner ini bisa dibilang sederhana dan tidak memerlukan modal terlalu besar. Jenis makanannya pun sederhana dan bisa bekerja sama dengan pengusaha rumahan yang mau menitipkan hasil masakannya. Namun, jujur saja, faktor pemilihan lokasi yang paling saya pikirkan. Sehingga sampai hari ini masih belum berani melangkah dan masih nyaman mnejadi penikmat sebungkus nasi kucing dan es teh manis sebagai pelipur rindu terhadap Jogja.

Nah, bagaimana dengan kalian? Adakah yang sudah berminat membuka usaha sejenis, atau masih nyaman sebagai konsumen saja?

8 thoughts on “Menebus Rindu pada Jogja dengan Sebungkus Nasi Angkringan”

  1. Wah ternyata angkringan sudah ada di mana-mana ya, Mbak? Gak hanya di Jogja, kota saya. He he. Bagaimana mengenai rasa dan keragaman menunya? Sudah mirip dengan yang ada di Jogjakah?

    Reply
  2. Wah, kok jadi ikutan kangen Jogja dan angkringannya setelah baca ini.
    Aslinya “hubunganku” dengan Jogja tuh cuma karena di sana banyak teman-teman lama. Entah kok pengennya ke sana melulu dan sudah setahun ini tertunda, huhu…

    Kalau makan menu angkringan di sana tuh beda gitu rasanya. Ada sih di sini “angkringan cabang Malang” hehe. Tapi tetep aja beda. Mungkin juga karena suasana Jogja itu khas banget.

    Iyes, setuju. 5 poin di atas tuh juga jadi perhatianku sebagai konsumen kalau memilih tempat makan. Ga sekadar tempatnya lagi hits atau sekadar perut kenyang. Tetep kudu pilih2.

    Nah, kalau tentang memulai bisnis semacam warung makan, kayaknya enggak 🙂 Ada sih rencana bisnis bareng misua tapi bukan di bidang itu 😉

    Reply
  3. Lah, angkringan tapi dilengkapi Wifi. Keren juga yah…
    Beberapa kali ke Solo, diajak teman ke angkringan, ada live music sih. Malah susah ngobrol, krn suaranya kalah…
    Enaknya angkringan, makanannya ringan-ringan dan mur-mer…

    Reply
  4. Meski ke Jogja cuma sesekali, yang namanya angkringan demen juga akutuu. Makanan bervariasi, harga pas di hati. Meski enggak ada yang ngalahi suasana angkringan di Jogja, tapi beberapa angkringan yang aku datangi di Jakarta juga lumayan. Setuju kalau mereka ada menu khas yang beda dari yang lain. Termasuk sambelnya.
    Duh serius, jam maksi baca ini, lapaaar!!

    Reply
  5. Saya juga suka makan di angkringan pas dulu tinggal di Semarang. Nasinya sebungkus terus sama gorengan dan sate-satean. Minumnya teh anget. Duh maknyus banget rasanya dah…

    Reply
  6. Sepertinya saia masih nyaman sebagai konsumen saja hehe.. tinggal duduk manis di angkringan, nasi kucing sebungkus, tempe bakwan goreng, sundukan usus ,dan favorit saya: wedang jahe atau wedang uwuh kalo ada.
    Sekarang angkringan angkringan cantik sudah bermunculan. Tambah ada wifi pula, jadi makin favorit je angkringaan

    Reply
  7. Duh.. jadi pengen pulang ke Jateng hehe.. menu angkringan yang selalu dirindukan. Santai bersama keluarga sambil nongkrong pinggir jalan seru tak terkira menikmati menu angkringan yang beragam.

    Reply

Leave a Comment