Peran Pafi dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Gunung Kidul

Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam kemajuan suatu negara. Indonesia dengan wilayah yang luas dan memiliki ratusan juta penduduk memiliki potensi besar dalam mencapai kemajuan kesehatan di masa depan. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan melakukan transformasi kesehatan yang merupakan satu dari sekian banyak investasi terpenting di negara ini.

Tantangan Kesehatan di Indonesia

Bisa dibilang, Indonesia telah mengalami banyak kemajuan di bidang kesehatan dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini telah dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang bermukim di berbagai daerah d Indonesia. Namun, bukan berarti tak ada lagi tantangan kesehatan yang harus dihadapi oleh bangsa ini. Beberapa permasalahan seperti keterbatasan akses layanan kesehatan, ketidaksetaraan dalam dalam layanan kualitas kesehatan, stunting, penyakit menular, hingga permasalahan kesehatan mental masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak dan perlu mendapatkan penanganan serius.

Permasalahan Layanan Kesehatan di Gunung Kidul

Salah satu daerah di Indonesia yang masih bergelut dengan permasalahan kesehatan masyarakat adalah Kabupaten Gunung Kidul. Memiliki bentang wilayah yang didominasi pegunungan dan dataran rendah dengan topografi yang sulit, infrakstruktur seperti  jalan dan transportasi yang minim  menyebabkan keterbatasan akses kesehatan bagi sebagian besar masyarakat.

Kabupaten Gunung Kidul menjadi salah satu wilayah di Indonesia dengan permasalahan stunting yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2021, permasalahan stunting berada pada prosentase 31,5%. Hal ini menunjukkan permasalah serius dalam pemenuhan gizi, perawatan, dan layanan kesehatan di sana.

Selain permasalahan keterbatasan akses layanan kesehatan, kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap perawatan anak bisa dibilang masih rendah. Minimnya edukasi dan informasi kesehatan menjadi tantangan tersendiri yang perlu segera ditangani. Di samping itu, keterbatasan tenaga kesehatan turut menyumbang peliknya penanganan masalah kesehatan di Kabupaten Gunungkidul.

6 Kerangka Besar Transformasi Layanan Kesehatan di Indonesia

Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan Indonesia, Menkes RI, Budi Sadikin Gunadi mencanangkan adanya transformasi di bidang kesehatan. Terdapat enam jenis transformasi yang menjadi kerangkan besar transformasi kesehatan, di antaranya: transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

1.Transformasi Layanan Kesehatan

Layanan Primer menjadi transformasi yang paling penting karena menyangkut penyampaian pesan kesehatan pada masyarakat. Penambahan jumlah puskesmas, transformasi layanan posyandu menjadi lebih formal dan dapat melayani seluruh siklus kehidupan tidak hanya bayi dan anak-anak. Selain itu revitalisasi laboratorium juga menjadi sasaran penting dalam penyediaan pelayanan primer.

2. Transformasi Layanan Rujukan

Selanjutnya, transformasi Layanan Rujukan yang akan dimulai dengan tiga penyakit yang menyebabkan angka kematian paling tinggi di Indonesia. Penyakit jantung, stroke , dan kanker perlu mendapatkan layanan rujukan rumah sakit yang memadai dan merata di seluruh kota di Indonesia.

3 Transformasi Ketahanan Kesehatan

Transformasi ketiga mencakup ketersediaan obat dan alat-alat kesehatan. Menkes memastikan bahwa vaksin diagnostik dan terapeutik itu semuanya ada di Indonesia. Paling tidak, 50% dapat diproduksi di dalam negeri, baik dari hulur hingga ke hilir.

4. Transformasi Pembiayaan Kesehatan

Kerangka transformasi kesehatan keempat mencakup Pembiayaan Kesehatan. Meskipun sebagian besar telah ditanggung BPJS, namun asuransi swasta masih diperlukan dan diharapkan pembiayaannya sustainable.

5. Transformasi SDM Kesehatan

Untuk transformasi kesehatan kelima mencakup pemerataan jumlah dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia. Untuk saat ini jumlah dokter di Indonesia masih kurang dari standar kebutuhan layanan kesehatan masyarakat, ditambah distribusi antar wilayah yang belum merata.

6. Transformasi Teknologi Kesehatan

Transformasi kesehatan yang keenam adalah Teknologi Kesehatan yang mencakup teknologi informasi serta bioteknologi yang diharapkan dapat dpakai sebagai alat diagnosis yang lebih canggih dari yang sekarang.

Peran PAFI Gunungkidul dalam Transformasi Layanan Kesehatan

Ahli Farmasi Indonesia merupakan salah satu elemen masyarakat yang telah ikut berkontribusi dalam pembangunan dan peningkatan taraf hidup masyarakat sejak zaman kemerdekaan. Pada tahun 1946, tepatnya 13 Februari 1946, bertempat di Yogyakarat, terbentuklah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia sebagai wadah untuk menghimpun tenaga yang bakti karyanya di bidang farmasi.

PAFI Kabupaten Gunungkidul merupakan organisasi profesi berazaskan Pancasila, bersifat kekaryaan dan pengabdian. Secara umum, PAFI memiliki tujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Indonesia, mengembangkan dan meningkatkan pembangunan Farmasi Indones, serta meningkatkan kesejahteraan anggota.

Keberadaan PAFI Gunungkidul penting untuk mendukung transformasi kesehatan khusunya di pilar Sistem Ketahanan Kesehatan. Keberadaan PAFI juga diharapkan dapat membantu menuntaskan tantangan kesehatan khususnya di Kabupaten Gunungkidul. Berbagai informasi dan pendaftaran keanggotaan PAFI dapat diakses melalui laman https://pafikabupatengunungkidul.org

Leave a Comment