Tak Ada Pria Sebaik Ayah – Di Balik Kedekatan Anak Perempuan dengan Ayah

Sering kudengar cerita tentang kedekatan anak perempuan dengan ayahnya. Cerita-cerita dari teman juga saudara, sering kali membuatku penasaran, sebenarnya ada magnet apa sih antara seorang ayah dengan anak perempuannya itu?

Well, sebenarnya aku bisa saja langsung percaya dengan cerita-cerita seperti itu. Karena tak memiliki pengalaman serupa, aku nggak mungkin bisa membandingkannya dengan pengalamanku sebagai anak perempuan.

Sepanjang hidupku, hanya beberapa momen yang bisa kuingat terkait kedekatanku dengan Papa. Karena semasa hidupnya, Papa dan Mama memang menjalani long distance married. Papa di Bandung, sedangkan Mama di Magetan untuk menemani ibu mertuanya.

Selain itu, Allah terlalu cepat memanggil Papa. Menjelang ulang tahunku yang ketujuh, Papa meninggal duluan. Semenjak itu pula sosok perempuan mendominasi kehidupanku. Baik ibu, nenek maupun ketiga orang saudara perempuanku.

Ah, sudah-sudah, cukup sampai di sini saja nostalgianya, daripada jadi melow terus nggak fokus sama topik yang mau ditulis, hehehe.

 

Melihat Kedekatan Anak Perempuan dengan Ayah melalui Najwa

Setelah berstatus istri dan memiliki seorang anak perempuan, aku mulai tertarik untuk mencari tahu kebenaran cerita dari teman dan saudara-saudaraku. Aku pun mulai sering mengamati hubungan Najwa dan ayahnya. Yang kalau boleh jujur, aku suka cemburu dibuatnya.

Najwa memang dekat denganku. Tapi, ada keunikan dalam hubungannya dengan ayahnya. Kedekatan yang aku lebih suka menyebutnya sebagai “anak tapi mesra”. Ciyehhh, jadi ingat Duo Maia.

Denganku, Najwa terkesan butuh karena sebagian besar kebutuhannya memang hanya aku yang bisa memenuhi. Khususnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Tapi dengan ayahnya, aku melihat ada satu “ruang” yang memang khusus disediakannya untuk “cinta pertamanya” itu. Ruangan yang hanya mereka berdua yang bisa tahu di mana  dan apa saja isi yang ada di dalamnya.

 

Pandangan Psikolog tentang Kedekatan Anak Perempuan dan Ayah

Seorang psikolog muda bernama Karina Priliani berpendapat bahwa, setiap jenis kelamin cenderung mencari figur untuk lawan jenisnya. Anak laki-laki cenderung dekat pada ibu, begitu pun sebaliknya. Semasa kecil, kedekatan utama memang cenderung pada ibu karena terkait dengan faktor kebutuhan. Tapi begitu mereka beranjak remaja, kedekatan itu biasanya berlaku silang.

Hal ini memang tidak berlaku mutlak. Bisa saja seorang anak dekat dengan kedua orangtuanya. Atau bahkan hanya dengan salah satunya saja. Semua sangat bergantung bagaimana orangtua mengambil peran dalam tumbuh kembang anaknya. Tapi, dalam pendekatan ilmu psikologi, kedekatan anak perempuan dengan ayah sangat mungkin terjadi karena beberapa alasan berikut ini.

Kedekatan anak perempuan dengan ayah

Alasan Kedekatan Anak Perempuan dengan Ayah

He is The First Men in Her Life

Ayah adalah laki-laki pertama yang hadir dalam kehidupan setiap perempuan. Boleh jadi ada adik, kakak atau saudara laki-laki lainnya. Tapi tentu saja semuanya tak mampu menyamai peran seorang ayah.

Dari seorang ayah, setiap anak perempuan melihat bagaimana seharusnya laki-laki berperan. Caranya memperlakukan anak, istri, orang lain dan segala hal yang dilakukannya sangat memengaruhi pola pikir anak perempuannya. Dan secara tidak langsung, sosok ayah pula yang menjadi figur pertama yang dirujuk si untuk menentukan sosok lelaki ideal sebagai pendamping hidupnya.

Ayah Mengajarkan menjadi Kuat, Tapi Ada Kalanya menjadi Lemah Bukan Masalah

Seorang ayah selalu mengajarkan anak perempuannya menjadi perempuan yang kuat. Tak mudah bersedih dan menjadi perempuan yang tak berdaya. Tapi, di satu sisi dengan senang hati menunggui anak perempuannya berbagi tangis dengannya. Mendengarkan segala keluh kesah dan kelemahannya. Karena bagi seorang ayah, ada kalanya perempuan boleh terlihat lemah. Asalkan bukan menjadi perempuan lemah.

Ayah Membiasakan Anak Perempuan Berpikir Logis

Dengan ibu, anak perempuan memang bisa meluapkan segala hal, termasuk kondisi emosinya. Biasanya, seorang ibu juga cenderung menanggapinya dengan “bumbu-bumbu” emosi serupa. Yang kadang-kadang menyebabkan anak perempuan tidak mendapatkan solusi yang dibutuhkan.

Berbeda dengan ayah yang membiasakan anak-anaknya untuk berpikir logis. Menghadapi masalah pun biasanya minim melibatkan emosi. Hal ini membuat anak perempuan merasa lebih tenang, karena berpikir semua masalah tidak terlalu besar untuk diselesaikan.

Ayah dan Anak Perempuan Cenderung Minim Konflik

Ketika beranjak remaja, sebagian besar anak laki-laki cenderung membuat jarak dengan ayahnya. Biasanya hal ini terjadi karena perbedaan pendapat yang membuat mereka menjauh satu sama lainnya.

Tapi, tidak demikian halnya dengan anak perempuan. Semakin bertambah usia, anak perempuan cenderung semakin dekat dan merasa butuh perlindungan dari ayahnya. Mereka butuh tempat untuk berdiskusi, didengar dan mendapat persetujuan.

Selamanya Anak Perempuan adalah Gadis Kecil Ayah

Anak perempuan tidak akan pernah dewasa di mata ayahnya. Berbeda dengan seorang ibu, ketika anak beranjak dewasa, maka ibu akan memperlakukan anak perempuan layaknya orang dewasa. Sedangkan bagi ayah, sampai kapan pun anak perempuan adalah gadis kecilnya. Yang harus selalu disayang dan dijaga.

Sebaliknya, bagi anak perempuan tidak ada pahlawan lain selain ayah. My father is my hero, begitu teman-temanku biasa bilang.

 

Kedekatan ayah dengan anak perempuan

Efek Psikologis Kedekatan Anak Perempuan dengan Ayah

Kedekatan antara Najwa dan ayahnya sendiri mulai tampak saat aku melahirkan anak kedua. Karena Najib lebih kecil, otomatis ia sangat tergantung padaku. Sehingga waktu bersama Najwa pun mulai berkurang.

Saat-saat itulah Najwa yang memang sudah dekat menjadi semakin dekat dengan ayahnya. Sering kali dia bilang kesepian kalau ayahnya selalu pulang malam, atau dinas keluar kota. Pikirku anak ini lebay juga, persis seperti emaknya, hehe.

Tapi, semakin kuamati memang ada hal-hal khusus yang membentuk kedekatan keduanya. Beberapa di antaranya seperti yang aku tulis di atas tadi.

Lalu, apakah kedekatan anak perempuan dan ayah memiliki efek psikologis? Tentu saja ada dan sudah dibuktikan melalui penelitian. Efek yang paling kelihatan adalah kemampuan si anak perempuan untuk mengatasi rasa kesepian.

Perasaan kesepian memang sering menghinggapi anak ketika beranjak remaja. Masa-masa ketika mereka mulai ingin menunjukkan kemandirian dan mencari jati dirinya. Pada masa ini anak cenderung berani mengungkapkan pendapatnya sendiri. Yang akibatnya sering timbul konflik dengan keluarga. Biasanya mereka cenderung menarik diri yang berakibat merasa kesepian.

Di sinilah peran seorang ayah sangat penting. Mengingat ayah adalah sosok yang biasa berpikir dan bertindak logis. Berbeda dengan ibu yang cenderung berlebihan dalam melibatkan hati dan perasaan.

Di samping itu, tradisi masyarakat kita masih dominan menempatkan seorang ibu sebagai penanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari dan stabilitas keluarga. Lain halnya dengan ayah yang memiliki kebebasan untuk berinteraksi dengan cara-cara yang berbeda. Dan sering kali tak pernah terpikirkan oleh ibu.

Apapun itu memang sudah semestinya ayah dan ibu sama-sama memiliki peran dalam pengasuhan anak-anaknya. Jika dalam perkembangannya ada kedekatan tertentu seperti model kedekatan anak perempuan dengan ayah. Atau anak laki-laki dengan ibunya. Tentu saja karena efek positif yang dapat dirasakan anak.

 

12 thoughts on “Tak Ada Pria Sebaik Ayah – Di Balik Kedekatan Anak Perempuan dengan Ayah”

  1. Terbalik nih ama saya. Aku yg sulung, cowo, adiknya cewe. Jadi ingat² lagi…dulu kecil smp dewasa, gimana yah anak cewe ama ayahnya. Kayaknya bener yah sayangnya beda. Hmm…pernah sih friksi krn masalah temen cowo (dulu)…Haha…

    Reply
  2. Semoga semakin banyak ayah ayah yang menyadari betapa pentingnya mereka dalam kehidupan anak perempuannya ya mbaaa.. Aku kok terharu ya bacanya huhuhu.. Jadi inget almarhum bokap..

    Reply
  3. Sebagai mantan anak gadis yg dulu sangat delay dengan bapak, saya harus ktakan bahwa isi tulisan ini benar banget. Selamanya, bapak adalah cinta pertama saya. Sepanjang menjlani masa remaja, sy jadi ga mudah digombalin 😉 Hidup rasanya lengkap Karena Ada curahan kasih sayang ortu dg cara yg berbeda. Bahkan akhirnya cita2 sy kemudian adlah punya suami yg tipenya mirip bapak. Alhamdulillah terkabul 🙂
    Smg mbak Najwa tumbuh mjd gadis tangguh dan cerdas krn dekat dg ayahnya, ya. Aamiin.

    Reply
  4. Ayah merupakan cinta pertama bagi anak perempuan. Jadi wajar ayah dekat dengan anak perempuannya.

    Reply
  5. Kedekatan ayah & anak.perempuannya, atau ibu & anak.laki2nya tidak berlaku kepada keluarga saya.
    Anak2 saya yg laki & perempuan semua lebih dekat dengan saya, ibunya. Jadi menurut saya ga semua anak perempuan dekat dg ayahnya & sebaliknya. Atau keluarga saya pengecualian ya?..hehhee

    Reply
  6. Iya Mba. Benar sekali itu. Erysha ya kalau ayahnya udah pulang. Lupa ama bundanya. Padahal ya sehari-hari ama bundanya terus kalau butuh apapun minta ke bundanya. Tpi kalau ada ayahny suka lupa ama bundanya ini hihihi. Pengennya ama ayah, mandi pengen ama ayah, makan pengen ditemenin ayah, maen juga maunya ama ayah. Suka gemes aku wkwkkw

    Reply
  7. Kalau yg pernah aku baca ttg fitrah anak. Pada saat usia 11-14 tahun anak perempuan sebaiknya didekatkan dengan ayah atau sosok ayah. Ada riset yg bila hal ini tak dipenuhi anak perempuan rentan di $@&?@:$ oleh laki-laki lain. Semoga anak kita ingat Rabbnya ya mba.

    Reply
  8. Aku setuju banget anak perempuan dekat sama ayahnya (begitu juga sebaliknya). Karena manfaatnya banyak.

    Tapi terlalu dekat sampai sangat mengidolakan habis-habisan juga enggak baik lo Mbak.
    Temanku sampai telat nikah gara-gara cari figur yang mirip Ayahnya.
    Akhirnya dapat juga, suami yang pekerjaannya sama dengan Ayahnya, juga posturnya ada kemiripan juga..Duh!

    Reply
  9. Betul mb… Kedekatan anak perempuan dengan ayahnya atau anak laki dengan ibunya bisa kita lihat atau rasakan juga di keluarga kuta masing2. Adanya artikel ini jd tmbh wawasan mksh yaa…

    Reply
  10. Ayah adalah cinta pertama anak perempuan. Ga salah memang pendapat ini ya mba. Aku udah lihat dengan mata kepala sendiri, memang sangat berbeda, anak yg tumbuh dg peran maksimal ayah dan yang tidak. Seperti ada yg kurang dalam kepribadiannya.

    Reply

Leave a Comment